KOMPAS, Rabu, 08 Mei 2002, 11:41 WIB
Amien Rais Khawatir Kunjungan Hamzah Haz Bisa Dianggap
Intervensi
Jakarta, KCM
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Amien Rais khawatir kedatangan
Wakil Presiden Hamzah Haz ke Mabes Polri untuk mengunjungi Panglima Laskar
Jihad Jafar Umar Thalib, yang saat ini sedang ditahan dengan tuduhan menghasut
dan menghina Presiden saat tabligh akbar di Ambon, bisa dianggap sebagai
intervensi dan tekanan politik.
"Saya mengkhawatirkan kalau kunjungan Pak Hamzah Haz bisa dianggap sebagai
political intervention pun juga pressure politic karena seorang Wakil Presiden adalah
orang nomor dua tertinggi di Republik Indonesia," ujar Amien kepada wartawan di
Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/5).
Amien Rais memahami jika kunjungan Hamzah Haz tersebut sebagai silaturahmi
sesama umat Muslim, namun dari segi lain dapat menghambat proses hukum. "Jadi
walaupun covernya silaturahmi sesama Muslim, tapi dari segi lain memang bisa
mempersulit proses hukum. Jadi saya melihat seperti itu, paling tidak jadi
kontroversial," ucap Amien yang juga Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional
(PAN) tersebut.
Seperti diketahui, Wapres Hamzah Haz, Selasa (7/5) kemarin datang ke Mabes Polri
mengunjungi Jafar Umar Thalib. Hamzah mengaku kedatangannya tersebut dalam
kapasitas sebagai Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan
untuk bersilaturahmi sesama umat Muslim.
Harus adil
Pada bagian lain, Amien Rais meminta agar proses hukum segera ditegakkan secara
adil bagi pihak-pihak yang dianggap membuat kerusuhan di Ambon. "Yang terlibat di
Maluku jelas bukan Pak Jafar Umar Thalib saja, dari RMS (Republik Maluku Selatan),
FKM (Front Kedaulatan Maluku) itu juga supaya perlu diinvestigasi," tandasnya.
Dengan demikian, lanjutnya, masyarakat akan mendapatkan gambaran komprehensif
apa yang sesungguhnya terjadi di Ambon. Amien juga meminta penyelidikan tidak
dilakukan secara parsial. "Ini ada skenario besar, jadi saya kira selama yang parsial
itu tolong jangan dibuat, buat rakyat potret yang komprehensif, apa yang
sesungguhnya terjadi," demikian Amien Rais. (nik)
© C o p y r i g h t 1 9 9 8 Harian Kompas
|