The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Menjelang Penaikan Bendera RMS Aktivitas di Ambon Berjalan Normal


KOMPAS, Rabu 24 April 2002

Menjelang Penaikan Bendera RMS Aktivitas di Ambon Berjalan Normal

Ambon, Kompas - Aktivitas masyarakat di Kota Ambon, dua hari menjelang penaikan bendera Republik Maluku Selatan (RMS) oleh sekelompok aktivis yang tergabung dalam Front Kedaulatan Maluku (FKM), berjalan normal. Aktivitas perdagangan, sekolah, transportasi pun berjalan seperti biasanya kendati Gubernur Maluku Muhammad Saleh Latuconsina selaku Penguasa Darurat Sipil Daerah (PDSD) Maluku memperketat pemberlakuan jam malam.

Berdasarkan pemantauan Kompas, Selasa (23/4) pagi, Pasar Zoan Bakubae di dekat Hotel Amans sesak dengan pembeli. Kemacetan arus lalu lintas pun terjadi di sana akibat lalu lalang pembeli dan sejumlah kendaraan yang lewat. Hal serupa terjadi pada malam hari di Pasar Malam Batu Meja, Kota Ambon.

"Pasar Malam Batu Meja tetap ramai meski ada isu rencana penaikan bendera tanggal 25 April 2002. Makanya, beta tetap jualan sayur di sini," ujar Edi, seorang penjual sayur di pasar itu.

Berbeda dari hari-hari biasanya, suasana malam hari di Kota Ambon malah tampak terang benderang karena sejumlah penerangan di Kota Ambon yang biasanya padam mulai kembali menyala. Suasana Kota Ambon pun menjadi lebih hidup.

"Ya, mudah-mudahan saja bendera tidak jadi naik. Biar kita aman," kata seorang ibu pemilik warung makan saat ditemui Kompas.

Kondisi Ambon yang kondusif juga diakui oleh Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Letjen Sudy Silalahi dan Wakil Gubernur Maluku Paula B Renyaan saat berdiskusi dengan jajaran pers di Ambon. Saat berdiskusi, Silalahi dan Paula juga mengharapkan jajaran pers turut bantu menciptakan kondisi yang kondusif di Ambon.

Selasa sore kemarin memang sempat terjadi pertikaian di Kecamatan Tohoru, Maluku Tengah, yang mengakibatkan satu orang tewas dan tiga aparat luka-luka saat melerai kedua kelompok yang bertikai. Namun, Gubernur Latuconsina kepada pers mengatakan bahwa latar belakang pertikaian hanyalah masalah individu yang berkembang menjadi pertikaian kelompok, tetapi masih sesama agama. Situasi Tohoru kini sudah kembali normal.

Sementara itu, sekitar 70 aktivis yang tergabung dalam FKM seperti biasanya secara rutin melakukan aksi damai di depan Markas Kepolisian Daerah (Polda) Maluku untuk memberi dukungan moril kepada Alexander Manuputty yang diperiksa di Markas Polda Maluku. Dalam aksi damai kali ini, mereka mengajukan sembilan tuntutan. Pada intinya adalah mendukung proses hukum yang dilakukan terhadap Ketua FKM Alexander H Manuputty, asalkan dilakukan dengan adil dan jujur.

Koordinator Lapangan Aksi Damai, Matheus Talakua, dalam orasinya juga menyatakan bahwa Republik Maluku Selatan sebagai negara yang sah secara hukum. Aksi yang berlangsung sekitar satu jam itu berakhir dengan damai.

Jam malam

Mengantisipasi situasi keamanan dan ketertiban menjelang rencana pengibaran bendera RMS, Saleh Latuconsina memperketat pemberlakuan jam malam dari yang semula antara pukul 24.00 hingga pukul 05.00 waktu setempat, diperpanjang menjadi pukul 22.00 hingga pukul 06.00. Perpanjangan jam malam tersebut diberlakukan mulai 23 April 2002 hingga 27 April 2002.

Dengan diberlakukannya jam malam, seluruh lapisan masyarakat di wilayah Provinsi Maluku, khususnya di Kota Ambon, dilarang berkumpul lebih dari sepuluh orang dengan tujuan tidak jelas atau dianggap dapat mengganggu ketertiban dan keamanan umum.

Untuk mengamankan Kota Ambon dari gerakan separatisme menjelang rencana pengibaran bendera RMS oleh para pendukung FKM tanggal 25 April 2002, sedikitnya empat batalyon pasukan TNI telah ditempatkan di Pulau Ambon. Menurut Komandan Sektor I Pulau Ambon, Kolonel Erwin Hudawi Lubis, sekitar 4.000 tentara telah disebar di berbagai pos di seluruh penjuru Kota Ambon guna mengantisipasi sedini mungkin terjadinya pengibaran bendera RMS. Pasukan terdiri dari satuan Armed I Brawijaya, Armed II Bukit Barisan, Armed XVI Tanjungpura, dan Yonif 143 Sriwijaya yang dalam waktu dekat akan digantikan Yonif 741 Udayana.

Saat ditemui pers, EH Lubis juga menjamin bahwa TNI tidak akan membabibuta menangani persoalan yang terjadi. TNI hanya akan menindak tegas pihak-pihak yang melakukan pelanggaran hukum. Karena itu, ia berharap masyarakat tidak terlalu cemas. Saat memberikan pengarahan kepada pasukan dari Yonif 741 Udayana, EH Lubis juga menegaskan kepada segenap pasukan agar mereka menghargai masyarakat karena masyarakat Maluku pun menghargai TNI.

Di Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan, gerakan separatis RMS FKM kalau tidak ditangani secara tepat atau tidak dihentikan aktivitasnya bisa saja makin membesar dan makin menimbulkan permasalahan yang sangat mendasar di Maluku. Oleh karena itu, pemerintah pusat mendukung langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menghentikan perayaan Ulang Tahun RMS, 25 April mendatang.

"Ini tentunya harus menjadi kewaspadaan kita. Tidak berarti sebuah langkah-langkah dari FKM di Maluku kita biarkan saja karena dianggap tidak sebesar Gerakan Aceh Merdeka, dan suatu saat kita terlambat menyadari bahwa mereka sudah berkembang pada skala yang besar," kata Yudhoyono usai Rapat Koordinator Khusus Bidang Polkam di Jakarta, Selasa (23/4). (sut/lok)

© C o p y r i g h t   1 9 9 8   Harian Kompas
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/kariu67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044