KOMPAS, Minggu, 28 April 2002, 14:26 WIB
Ambon Kembali Tegang
Saksi Mata: Kelompok Penyerang, Orang Terlatih
Ambon, Minggu
Sejumlah saksi mata yang selamat dari pembantaian oleh sekelompok penyerang di
Desa Soya, Kecamatan Sirimau (Kodya Ambon) pada Minggu dinihari mengatakan
bahwa kelompok penyerang adalah orang-orang yang sudah terlatih, trampil, serta
menguasai medan.
"Mereka ada yang berseragam hitam-hitam dan ada pula yang menggunakan
seragam aparat TNI dilengkapi senjata organik jenis M16 beserta sangkurnya. Setiap
rumah yang didatangi selalu diketuk jendela kamarnya, kemudian mereka
melepaskan tembakan secara brutal," kata Ny. Yoke Wattimura (32), seorang warga
desa setempat seperti dikutip Antara di Ambon, Minggu (28/4).
Saksi mata lainnya, Ipi Huaa (45), sambil menangisi anaknya yang tewas dibacok,
Michael Huaa (16) menjelaskan bahwa dirinya sempat dilempari granat tangan jenis
nanas sampai dua kali, namun dia berusaha melarikan diri dan selamat dari maut.
Sedangkan Ny. Lely Soplanit (30) dipanggil oleh seorang penyerang ketika
berpapasan langsung, karena dikira salah seorang temannya. "Saya kebetulan
memakai kaos hitam dan berpapasan dengan seorang penyerang kemudian saya
disangka temannya lalu dipanggil Fery.., Fery..., namun saya langsung histeris
berdoa dan penyerang itu kemudian menangis dan berguling-guling di tanah," ujar
Ny.Soplanit.
Saat penyerang berseragam loreng dengan senjata organik itu sedang berguling
sambil menangis di tanah, lanjutnya, saksi lalu melangkah meninggalkannya.
Kemudian muncul salah satu rekan penyerang yang melemparkan granat ke arah
saksi, namun tidak mengenai sasaran. "Saya mengira ada razia (sweeping) senjata
oleh aparat keamanan, namun ternyata bunyi ledakan granat dan rentetan tembakan
itu dilakukan sekelompok penyerang yang lalu membakar sekitar 20 rumah penduduk
termasuk rumah ibadah dan membantai 12 orang hingga tewas dan 11 luka-luka
ringan atau berat," kata Bob Patty (50) yang berhasil meloloskan diri.
Ironisnya, aksi penyerangan itu mengakibatkan sekelompok orang menggunakan
kesempatan memanaskan situasi dengan mengibarkan bendera organisasi sempalan
Republik Maluku Selatan (RMS) melalu balon gas, dan adapula yang menggunakan
bambu sehingga dua orang berhasil diciduk aparat Kepolisian. (Ant/mbk)
© C o p y r i g h t 1 9 9 8 Harian Kompas
|