The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Tentang Keharusan Negara Atas Perkembangan Kondisi Ambon


Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras)

PERS RELEASE No:12/SP-Kontras/IV/02

Tentang Keharusan Negara Memperhatikan Perkembangan Kondisi Ambon Yang Kian Memburuk

Minggu dini hari, 28 April 2002, telah terjadi penyerangan terhadap desa Soya Kec. Sirimau Kotamadya Ambon, yang menyebabkan 12 orang meninggal dunia, 11 orang luka-luka serta 30 buah rumah penduduk dibakar. Penyerangan tersebut terjadi sekitar 15 menit setelah padamnya lampu listrik PLN secara total di kota Ambon maupun diluar kota ambon. Pada hari yang sama beberapa peristiwa terjadi di tempat lain, diantaranya:

1. Sekitar pukul 05.00 WIT dua buah mortir yang arah lintasannya dari Jl. Diponegero dalam jatuh di samping gereja Anugerah (Jl Dr Sutomo). Satu Mortir meledak di samping gereja dan yang satunya tidak meledak, tapi jatuh menembus atap gereja dan tersangkut di mimbar gereja.

2. Sekitar pukul 07.00 WIT sekelompok massa yang hendak menyerang desa Batu Gantung ditahan oleh aparat yang bertugas dilokasi tersebut. Pada saat bersamaan terjadi pelemparan mobil-mobil yang melewati desa Pohon Pule menuju desa Mangga Dua.

3. Sekitar pukul 08.00 WIT dua buah mortir jatuh di SMEA II Talake, salah satunya meledak.

4. Sekitar pukul 09.00 WIT massa berkumpul di kawasan hotel Amans tetapi kemudiaan dibubarkan oleh aparat TNI. Sekitar pukul 09.12 WIT sebuah bom jatuh dan meledak di belakang hotel Wijaya II, Mardika, mengakibatkan satu buah rumah yang kosong terbakar. Tidak lama kemudian kios-kios di sekitar Hotel Amans terbakar. Kios ini merupakan bagian dari Pasar Netral yang selama ini menjadi tempat transaksi dua komunitas yang bertikai.

5. Sekitar pukul 10.00 WIT terlihat balon gas membawa sebuah bendera RMS, tetapi ditembaki oleh aparat TNI. Tidak lama kemudian muncul dua buah balon gas yang diikat bendera merah putih mengudara dari tempat yang sama.

6. Sekitar pukul 12.00 WIT jalan di sekitar desa Pohon Pule diblokade aparat keamanan. Tidak lama kemudian terdengar ledakan yang sangat dahsyat di Gereja Silo yang mengakibatkan terbakarnya kembali Gereja tersebut.

Kami dari Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) melihat bahwa kondisi kemanusiaan di kota Ambon sampai dengan hari ini semakin memburuk. Dalam hal ini Kontras melihat bahwa memburuknya kondisi kemanusiaan di Maluku ini antara lain didasari beberapa faktor, antara lain:

1. Tidak adanya upaya koreksi signifikan terhadap segala bentuk kekerasan yang telah terjadi dan upaya penyelesaian konflik yang sampai saat ini masih diberlakukan di kota Ambon. Akibatnya, cara-cara kekerasan masih menjadi pilihan tindakan dalam merespon masalah atau isu, tanpa mampu ditindak secara tegas sesuai hukum yang berlaku. Termasuk tindakan pembiaran terhadap berlangsungnya kekerasan yang juga tidak terkoreksi

2. Tidak efektifnya status darurat sipil yang sampai kini masih diberlakukan. Ketidakefektifan ini ditandai dengan, tidak adanya upaya sistematis pemerintah pusat sebagai penanggungjawab dan pemerintah daerah sebagai pelaksana yang berbasis pada penegakan hukum secara komprehensif dan upaya pemulihan kondisi sosial masyarakat terutama berkaitan dengan relasi antar kelompok. Keinginan untuk meningkatkan status menjadi darurat militer menjadi usulan yang tidak relevan selama ketidakefektifan di atas belum bisa dijelaskan.

3. Pertemuan Malino yang dilangsungkan tanpa dilandasi pemetaan yang akurat terhadap peta sosial politik masyarakat Ambon dan koreksi terhadap dua hal di atas justru tidak memberikan efek positif. Kekerasan-kekerasan yang berlangsung paska pertemuan Malino telah membuktikan bahwa deklarasi tidak mampu meredakan energi konflik, termasuk menghentikan tangan-tangan yang bermain di dalam konflik.

4. Pengkambinghitaman yang dilakukan pemerintah yang semakin meruncingkan konflik di masyarakat. Bangunan konflik baru diciptakan oleh negara dengan membesar-besarkan issue gerakan saparatis RMS adalah suatu upaya sistematis membangun kesadaran naif masyarakat bahwa konflik Ambon tidak lain merupakan akibat tindakan kelompok tertentu. Peristiwa penyerangan desa Soya juga termasuk bagian dari upaya untuk menumbuhkan konflik baru.

Berdasarkan pandangan di atas Kontras menyatakan:

Pertama, Perlu dilakukan evaluasi dan koreksi terhadap upaya penyelesaian konflik yang selama ini dilakukan pemerintah Pusat dan Daerah. Dalam hal ini diperlukan kesungguhan dan keseriusan sehingga upaya penyelesaian persoalan Ambon tidak lagi mengulangi kesalahan-kesalahan yang sebelumnya

Kedua, Perlu dilakukan tindakan tegas terhadap segala bentuk kekerasan yang terus berlangsung, termasuk peristiwa penyerangan desa Soya. Sistematisnya penyerangan dan digunakannya senjata berat dalam peristiwa tersebut perlu mendapat perhatian serius, karena penyerangan tersebut terlihat dilakukan secara profesional oleh suatu kelompok yang terlatih. Penjelasan masyarakat akan adanya dugaan keterlibatan orang-orang berseragam dan berpostur seperti aparat TNI hendaklah tidak diabaikan. Hal ini penting sebagai awal dari upaya penegakan hukum terhadap seluruh elemen-elemen yang terlibat dalam konflik.

Jakarta, 29 April 2002

Presidium Koordinatoriat
Badan Pekerja Kontras

Ori Rahman
Koordinator
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/kariu67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044