PEMBOMAN HOTEL AMBOINA DAN UPAYA PENGGIRINGAN FKM / WARGA
KRISTEN DALAM KAITANNYA DENGAN PEMBAKARAN KANTOR GUBERNUR
MALUKU
Upaya Damai Malino dan Penolakannya !
Sandiwara negri antah berantah bin berantakan terus berlanjut, sebagian aparat
Pemerintah berperan sebagai kelompok pendamai kerusuhan dengan menghabiskan
uang pinjaman luar negri milyaran rupiah sementara sebagian lagi melanjutkan
tugasnya sesuai rencana, menolak perdamaian Malino II. Aparat keamanan yang
sudah menyatakan akan melakukan sweeping senjata secara ketat dan serius
akhirnya toh juga tidak berjalan sebagaimana seharusnya. Malino hanyalah sekedar
upaya untuk menjawab dan mengeliminir tekanan dunia international terhadap
pelanggaran HAM di Maluku dan Poso, sementara dunia international sudah sangat
puas dan senang di bohongi, di pecundangi dan di peras uangnya. Begitu Malino I
dan II terealisasi AS, Eropa dan Jepang menjanjikan untuk segera mengucurkan
bantuan keuangannya untuk pembangunan kembali Maluku dan Poso. Sungguh
mudah rupanya mencari uang dengan cara seperti ini sekaligus menghindari
intervensi international. Ada kelompok yang pura-pura berteriak akan menindak tegas
siapa saja yang menggagalkan Malino.
Beginilah kalau Negara Pancasila sudah berubah jadi Negara Pencak Silat yang
berdasarkan pada Kanibalisme, Barbarisme, Egoisme, Koruptorisme dan
Keangkuhan, sila Ke Tuhanan yang Maha Esa, dan sila-sila lainnya sudah diganti
dengan silat-silatan ke Hantuan di kehutanan yang maha dahsyat.
Negri ini kembali pada jaman Kerajaan-kerajaan dulu dimana antar kerajaan saling
menyerang bahkan didalam satu kerajaanpun terjadi saling bunuh karena semua ingin
menjadi Raja. Raja Kanibal, Raja Barbar, Raja Ego, Raja Korup dan Raja Angkuh !
Peristiwa Pemboman di Ambon adalah peristiwa kesekian kalinya pasca Malino II
namun para pelakunya tetap tidak di tindak karena merasa memiliki kekebalan
Hukum melebihi diplomat, jadi mereka bukan hanya kebal senjata tajam dan kebal
peluru.
Adalah sudah sangat jelas kalau pelaku penentang utama Malino II adalah kelompok
11 yang di motori oleh Ja’far Umar Thalib dengan Laskar Jihadnya bersama Rustam
Kastor, Ramli Hasan dan lain-lain namun aparat tidak pernah mengambil tindakan
tegas yang di maksud. Beginilah ciri-ciri Negara Antah Berantah bin Berantakan, bila
negara sudah tidak mampu / sangat takut dengan sekelompok sipil bersenjata/ milisi.
Pemerintah mengatakan akan menindak semua gerakan separatis dan yang akan
menghancurkan NKRI ?????????????????????????????????????????????????
Irian teriak Merdeka karena mereka di anak tirikan dan punya sejarah sendiri tentang
kerberadaannya demikian juga Aceh. Dan kalaupun mereka teriak merdeka dan
memang merdeka Indonesia akan kehilangan dua daerah, tapi apa yang di lakukan
Jihad adalah ingin menggantikan dasar Pancasila yang sudah disepakati bersama
sebagai perekat NKRI dan jika itu terjadi itu artinya NKRI bubar karena perekatnya
sudah tidak ada dan bila ada pemaksaan untuk tetap dalam NKRI dengan Konsep
yang tidak di sepakati itu artinya adalah PENJAJAHAN sedangkan dalam UUD’45
dikatakan Penjajahan harus di hapuskan dari Muka Bumi ! namun jika hal tersebut
masih tetap dipaksakan itu artinya pengelola negara ini sudah kemasukan setannya
HITLER sehingga peradabannya, moralnya, Hati nuraninya, dan kepercayaannya
tentang adanya Tuhan sudah hilang !
Media massa menyebutkan ada Lima orang di tahan sehubungan dengan peledakan
Kantor gubernur Maluku padahal kenyataannya tidak ada yang ditahan. Apakah
media massa juga menjadi bagian dari strategi pengibulan informasi ?
Sebuah mobil kijang merah Nopol DE 55 RB melaju dengan kecepatan tinggi ke arah
jalan Sultan Hairun dan Jalan Antoni Ribok setelah melemparkan bomnya di sekitar
Hotel Amboina atau tepatnya bom jatuh di depan toko Emas Labora dan toko Jam
Sahabat Lama yang mengakibatkan Andi Wonginsidi pemilik toko jam tersebut putus
ke dua kakinya, yang satu putus di lutut sedangkan satunya putus di atas
pergelangan kaki. korban lainnya adalah 5 orang tewas dengan kondisi tubuh yang
mengenaskan karena hancur dan 55 orang luka parah dan ringan. para tukang ojek
yang mangkal di perempatan jalan tersebut dan bersama-sama orang lainnya
berusaha menolong para korban. Akibat peledakan itu massa berkumpul dan
terkonsentrasi di sekitar Hotel Amboina, apalagi daerah tersebut adalah daerah yang
cukup padat lalulintasnya dan salah satu pusat kegiatan perdagangan.
Bersamaan dengan peledakan bom tersebut ternyata sudah diikuti dengan
pembakaran kantor gubernur. Api tiba-tiba sudah membakar lantai III kantor gubernur.
Dan tiba-tiba aparat keamanan sudah datang dan menyuruh para pegawai untuk
segera keluar karena ada kebakaran. Ternyata kantor gubernur sudah di bakar orang
dan Saat kantor gubernur dibakar ternyata ada orang-orang yang berteriak-teriak
mencari “ Orang Malino”. “Mana itu orang-orang Malino ! (mereka yang menghadiri
pertemuan Malino”).
Massa yang kaget dan emosi melihat korban-korban yang berjatuhan dengan kondisi
yang sangat mengenaskan, akhirnya berjalan menuju kantor gubernur untuk
memprotes Gubernur sebagai penguasa darurat sipil sehubungan dengan pemboman
tersebut. Namun ternyata kantor gubernur sudah di bakar orang, massa menjadi
semakin emosi karena menganggap TNI bermain di belakang semua ini, bagaimana
mungkin kantor yang di jaga aparat tersebut begitu mudahnya dibakar orang dan
kejadiannya bersamaan dengan peledakan bom ? massa akhirnya meneriaki aparat
karena kesal dan dianggap yang bermain pada pristiwa pemboman dan pembakaran
kantor gubernur, sebagian massa yang sudah lebih dahulu ada di sekitar kantor
tersebut (masih di luar pagar halaman kantor) melempari aparat yang ada di kantor
gubernur dengan batu (tidak ada bom molotov seperti yang di korankan dan di SCTV)
akibatnya aparat menjadi emosi dan melepaskan tembakan ke udara sambil
mengejar dan memukuli masyarakat, masyarakat akhirnya lari menyelamatkan diri ke
dalam kampung-kampung namun aparat terus mengejarnya. Aparat mengejar sambil
berkata : Kalian kan RMS, nanti tunggu tanggal mainnya!
Di daerah POLDA masyarakat lari berlindung di dalam kampung-kampung dan
untungnya aparat kepolisian langsung membrikade jalan-jalan masuk tersebut
sehingga polisi berhadap-hadapan dengan TNI yang mengejar penduduk.
Pihak kepolisian melarang aparat TNI melewati batas brikade tersebut.
Datangnya massa nasrani yang emosi justru dimanfaatkan untuk membentuk opini
dan dakwaan bahwa warga kristenlah/FKM yang membakar kantor tersebut. Padahal
itu adalah bentuk keputus asaan laskar jihad yang sangat marah dengan Gubernur,
sampai dianggap penghianat dan bukan muslim sejati serta makian lainnya karena
terselenggaranya Deklarasi Malino II yang sangat mereka tentang. Adalah hal yang
tidak masuk akal jika FKM/warga nasrani dituduh pembakar kantor gubernur
walaupun kantor tersebut berada di wilayah nasrani sebab saat itu aparat keamanan
sangat banyak menjaga kantor dan warga nasrani sendiri tidak masuk ke kompleks
tersebut, para pegawai kantor gubernur tersebut dapat di ambil kesaksiannya. Dan
jika warga nasrani /FKM yang bakar tentu mereka akan membakar rumah dinas
gubernur juga yang terletak lebih kedalam lagi di wilayah nasrani yaitu di Mangga
Dua. Tetapi karena sudah mengetahui karakter orang nasrani dan merasa aman
dengan orang nasrani maka gubernur Saleh Latuconsina yang muslim itu justru
memilih tinggal di wilayah nasrani karena ia merasa yakin akan lebih aman.
Pengkaitan dengan masalah pemilihan gubernur hanyalah upaya pengkaburan
masalah sebenarnya. Dan upaya pemindahan kantor gubernur ke daerah yang
dianggap jalur netral di sekitar kantor PLN adalah salah satu indikator keterlibatan
orang –orang tersebut di balik pembakaran kantor gubernur. Selain itu karena pusat
perdagangan dan perkantoran lebih banyak dan hidup di daerah nasrani sehingga
menimbulkan sakit hati juga. (padahal kalo su damai su boleh bebas mo
kemana-mana toh tapi dasar penganut ajaran sesat isi otak deng hati cuma
kebencian, sakit hati, nafsu membunuh dan selalu ingin menguasai hak milik orang
laeng, makanya pake otak asli buatan Tuhan jang buatan setan!).
Jadi sudah jelas siapa sebenarnya yang tidak menginginkan perdamaian dan selalu
membuat onar di negara ini.
Mobil kijang merah DE 55 RB yang di pakai pelempar bom akhirnya tertangkap di
Wayhaong dan ternyata milik yang punya Rumah Makan Padang Roda Baru. Adalah
Hasan Latuconsina, Basri Sangaji, Mochtar Marasabessy yang di duga kuat terkait
dengan pelemparan bom tersebut.
Apakah mereka akan di tangkap dan di proses secara hukum ?
Pembakaran Kantor Gubernur Maluku adalah perbuatan yang sangat nyata-nyata
bentuk perlawanan terhadap Negara dan Bangsa Indonesia namun akankah nasibnya
sama dengan Pembakaran Markas Brimob di Tantui yang dilakukan pihak jihad ?
ketika itu Kapolda Ambon sangat tersinggung dan akan mengusut tuntas serta
mengadakan konfrensi pers dengan berbagai wartawan dari media cetak dan
elektronik baik dalam negri maupun luar negri namun tindakan ini di cegah oleh
Kapolri Rusdi Hardjo waktu itu dan sang Kapolda di mutasi. Ada sekitar 10.000 pucuk
senjata di gudang yang di rampas jihad bersama dengan ribuan butir peluru dan
amunisi lainnya. Sedangkan senjata yang di temukan baru sekitar 700-800 pucuk.
Saat ini sedang terjadi upaya penggiringan yang mengarah kepada warga nasrani dan
FKM sebagai dalang pembakar kantor gubernur. Suatu upaya pemaksaan pola baru
dalam memelihara konflik agar terus berlangsung. Inilah Managament Konflik, para
preman politik dan preman negara bekerjasama dengan preman asli jalanan,
bagaimana terus menerus mengkrisiskan negara ! mereka sudah tidak punya visi
pembangunan untuk memajukan negara karena mereka adalah orang-orang yang
diragukan kemanusiaannya. Mereka adalah manusia tanpa roh !
Ketika Masjid Istiqlal di bom maka warga nasrani juga di curigai sebagai pelakunya
sehingga tokoh-tokoh muslim sangat marah dan Habib Husen Al Habsy
mengeluarkan pernyataan keras yang akan menghabiskan seluruh gereja dan warga
nasrani dalam satu hari di seluruh Jakarta. Padahal pembom masjid tersebut adalah
dari kelompok Angkatan Muda Mujahiddin Indonesia yang dibentuk oleh Fathur
Rochman Al Ghozy.
Demikian juga pengeboman berbagai gereja pada natal tahun 2000 – 2001 semua
dilakukan oleh kelompok garis keras islam, bahkan di Mojokerto sampai
menewaskan satu orang anggota BANSER NU yang nota bene adalah warga muslim
juga, saat itu ia menjaga gereja dan berupaya untuk mengamankan bom tersebut.
|