The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Perjalanan DPRD Kota Ambon dan para tokoh Agama


Masariku Update, 10 Mei 2002

Perjalanan DPRD Kota Ambon dan para tokoh Agama

Dear All,

Dua hari yg lalu kami turut mendampingi rombongan DPRD Kota Ambon bersama para tokoh agama Maluku dalam serangkaian kunjungan di Jakarta. Berikut kami gambarkan suasana dan contain dari beberapa pertemuan yg terjadi pada hari itu.

Pertemuan dengan Menko-Polsoskam Susilo Bambang Yudhoyono. Pertemuan ini berlangsung di kantor Menko-Polsoskam pada jam 09.00 WIB. Mengawali pertemuan SBY menjelaskan keprihatinannya terhadap situasi yg berkembang di Ambon akhir-akhir ini. Menurutnya ia terus memantau perkembangan situasi Ambon, dan melakukan serangkaian koordinasi untuk penanganan lebih lanjut. Sekalipun demikian ia menyatakan merasa terganggu dengan rencana gugatan class action yg dipublikasi luas di berbagai media. Ia menyarankan sebaiknya jalan dialog terus ditempuh, mengingat apa yg terjadi lebih merupakan masalah kemanusiaan ketimbang politik.

Pembicaraan kemudian dilanjutkan oleh ketua DPRD Kota Ambon, Drs.Luky Wattimury. Mengawali pembicaraannya Luky menegaskan bahwa langkah-langkah yg diambil SBY jels, namun cenderung tak jalan di lapangan. Implementasi Malino sendiri menurut Luky belum terjadi sebagaimana mestinya. Menyangkut gugatan class action, menurut Luky "kami hanya membawa amnat rakyat". Selain itu Luky menjelaskan bahwa evaluasi terhadap darurat sipil dan penanganan pasca Malino harus dilakukan secara terpada, termasuk dengan melibatkan DPR. Mendengar hal itu SBY segera menanyakan, "apakah selama ini evaluasinya belum berjalan?". Mendengar pertanyaan itu secara serentak anggota dewan menjawab 'belum'.

Setelah Luky giliran Walikota Ambon menyampaikan pandangannya. Secara langsung walikota menjelaskan dua hal yg dilihatnya sebagai kendala dalam upaya penanganan pasca Malino. Pertama ia menyoroti management pengamanan yg dilakukan. Manegement pengamanan yg dilaksanakan terlihat sangat lemah, karena itu ada kelompok-kelompok yg tetap berusaha membenturkan masyarakat. Ia mencontohkan bahwa sebelum tanggal 25 April yg lalu berulangkali terlihat helikopter yg terbang memantau kemungkinan pengibaran bendera RMS. Namun pada tanggal 25 April saat bendera dinaikan, tak terlihat sebuah helikopterpun yg memantau. Ada kesan pembiaran yg sama terjadi dengan kejadian penaikan bendera tahun lalu, tegasnya. Berbagai laporan sudah diberikan sebelumnya, namun tak terlihat adanya tindakan yg signifikan di lapangan. Memotong penjelasan walikota, SBY menanyakan "tolong dikemukakan dengan jujur, apakah terlihat kekompakan atau tidak di dalam tubuh PDSDM?". Serentak peratanyaan ini dijawab 'tidak' oleh seluruh anggota DPRD Kota Ambon yg hadir. Melanjutkan penjelasannya walikota memberikan gambaran tentang situasi koordinasi yg terjadi di dalam tubuh PDSDM. Misalnya pertentangan antara ketua tim penyidik gabungan dari Polda Maluku yg tak pernah akur dan sejalan dengan Pangdam Pattimura. Hal mana bahkan terlihat dalam setiap rapat koordinasi, dimana Pangdam tak mengahadirinya dengan alasan jelas bahwa ia tak ingin bertemu dengan ketua tim penyidik gabungan Polda Maluku. Menurut walikota komando-komando di lapangan tak efektif akibat adanya persaingan di dalam tubuh PDSDM. Hal kedua yg dilihat walikota adalah tingginya ego sektoral dalam menangani masalah-masalah sosial dan rekonstruksi. Aliran dana dari pemerintah pusat dilakukan melalui pendekatan sektoral dan departemental. Pendekatan ini sangat menjebak orang untuk melihat penanganan dampak konflik dengan orientasi proyek semata. Menurut walikota perlu dibentuk tim terpadu lebih dahulu untuk membicarakan semua aspek penanganan sebelum dana diturunkan. Dengan demikian dapat dicapai suatu pendekatan terpadu yg efektif dan tepat sasaran.

Melanjutkan percakapan walikota, Sekjen BIMM Nasir Rahawarin kemudian menyampaikan pengamatannya. Nasir antara lain menekankan pentingnya penelurusuran terhadap akar konflik Maluku. Selain itu ia mengkritik kontrol keamanan yg dilakukan aparat cenderung amburadul. Baginya perlu dilakukan observasi cermat tentang perilaku-perilaku di lapangan. Menyangkut rehabilitasi dan rekonstruksi Nasir sepenuhnya mendukung pendapat walikota, bahwa pola perencanaan perlu dirubah pendekatannya.

Giliran Ketua Sinode GPM memperoleh kesempatan setelah Nasir. Dalam penjelasannya Hendriks menekankan bahwa implementasi Malino belum berjalan sebagaimana mestinya. Misalnya pokja-pokja (kelompok kerja) keamanan, hukum, HAM, dan Sosial Ekonomi belum berjalan sampai saat ini. Selain itu ia mengkritik tajam penanganan kasus Soya, dimana aparat yg diharapkan tiba di lokasi kejadian baru berada disana 4 jam setelah pecahnya tragedi itu. Untuk itu dengan tegas ia mengkritik inkonsistensi penanganan pengamanan. Dalam kesempatan tersebut Hendriks juga mempertanyakan apakah penangkapan terhadap beberapa tokoh militan dari kedua kelompok hanyalah upaya untuk memuaskan pihak-pihak tertentu, atau memang dilakukan berdasarkan kepastian hukum yg sungguh. Selain itu Hendriks juga mengkritik cara aparat melakukan generalisasi di lapangan terhadap kelompok-kelompok tertentu. Misalnya dalam peristiwa pembakaran kantor gubernur, aparat mengejar para pemuda Kristen dan meneriakinya 'RMS'. Sementara menurut

Hendriks masyarakat muslim Maluku sendiri sudah tidak lagi menggeneralisir seluruh umat Kristen Maluku sebagai 'RMS'. Demikian halnya umat Kristen tidak lagi menggeneralisir masyarakat Muslim Maluku sebagai 'LJ'.

Setelah Ketua Sinode GPM, kesempatan diberikan kepada ketua MUI Maluku, ustad Polpoke. Mengawali percakapannya Polpoke menegaskan bahwa menyelesaikan masalah Maluku adalah suatu kewajiban yg juga berarti ibadah. Karena itu Malino II adalah ibadah yg harus jalan terus, sekalipun ada cobaan. Malino II adalah kebenaran, dan karenanya harus ada tindakan tegas bagi yg menolaknya. Jafar Umar Thalib telah menolak Malino dan sebaliknya perintahkan perang, karenanya perlu ada ketegasan tindakan terhadapnya. Menurut Polpoke ia selalu menerima fitnahan, bahkan saat ini ia difitnah menerima bayaran dari 'Kristen RMS untuk datang bersama rombongan ke Jakarta. Menurut Polpoke LJ selalu menampilkan Islam dengan wajah perang. HAl ini tak pernah dibenarkan menurut Quran. Warisan kekerasan Kain dan Habil harus ditinggalkan menurutnya. Nabi Muhamad sendiri bahkan memilih pintu damai dan kebaikan. Malino II tegasnya adalah 'pintu damai'. Selanjutnya menurut Polpoke Islam yg ditampilkan dengan wajah perang oleh LJ, hanyalah supaya mereka menerima dana dari Timur Tengah yang menurutnya sudah mencapai paling sedikit 10 milyar rupiah. Polpoke menegaskan bahwa hal ini merusak wajah Islam. Bagi Polpoke sebelum Malino kita memang berperang. Namun pasca Malino kita sudah harus selesaikan peperangan dan berusaha membangun perdamaian. Siapa yg terus berteriak perang supaya aliran dana bisa terus mengalir dari luar negeri. Dalam kaitan dengan LJ, Polpoke juga menekankan bahwa LJ berupaya memaksa umat Islam Maluku yg menganut mazhab Syafi'i untuk beralih ke mazhab Wahabi. 'Mereka menuduh kami Bida'h' tegas Polpoke. 'Kami Islam Maluku bersatu dengan adat karena kami dari golongan Syafi'i, dan itu sudah berlangsung ratusan tahun. 'Jafar harus ditangkap dan jangan dilepskan', pinta Polpoke. 'Dia itu bukan Ustad, dan saya berani bertaruh kadar keislaman saya dengan dia' tantang Polpoke. Saya ini belajar 12 tahun di Ponorogo tandasnya. 'Dulu memang dia mengajak saya bergabung, dan saya dikenal sebagai tokoh yg sangat militan, namun belakangan saya sadar bahwa saya ditipu'. Jadi saya minta tindakan tegas untuk mengeluarkan LJ dari Maluku. Sebelum Malino memang kami kami menerima mereka, namun setelah Malino tidak ada lagi perang'. Sementara dia terus mengajak perang dan menyerukan 'kita bertemu di medan perang'.'Jelas keinginan perang sangat berhubungan dengan bantuan yang diterima dari Timur Tengah'. 'Kalau saya punya pistol, maka saya akan menembak mati mereka yg mengingkari Malino II'. 'saya harus katakan bahwa sekiranya pemerintah tegas menindak Jafar dan LJ-nya, maka selesailah konflik Ambon dan Maluku'. 'Saya siap menjadi saksi sampai di akhirat' tegas Polpoke sebelum menutup pembicaraannya.

Setelah Polpoke giliran Uskup Mandagi menyampaikan sikapnya. Menurut Mandagi langkah-langkah yg sudah diambil bisa sangat bagus, namun kepemimpinan harus dievaluasi. Kesatuan, loyalitas, ketaatan, dan profesionalitas diantara PDSDM harus dievaluasi. Misalnya dalam penanganan kasus Soya terlihat lemahnya profesionalisme penanganan pengamanan. Selain itu mandagi juga menyoroti konsistensi penegakan hukum di lapangan. Menurutnya ia takut bilamana akibat tekanan masa maka Jafar Umar Thalib akan dibebaskan. Demikian pula dengan dokter Alex. Untuk itu perlu ada kepastian hukum, dan kepastian serta ketegasan penegakan hukum terhadap kasus-kasus tersebut.

Menyikapi beberapa pembicaraan di atas SBY menekankan bahwa paling tidak telah disiapkan 5 agenda penanganan yg akan dilakukan segera, antara lain:

1. Penuntasan kasus-kasus pasca Malino II

2. Razia senjata secara serentak

3. Langkah hukum ke arah pembubaran FKM dan pengeluaran Laskar Jihad dari Maluku

4. evaluasi kekompakan PDSDM

5. Seruan pada publik untuk hentikan kekerasan baru dan menunjang kerja PDSDM

Setelah percakapan tertutup (bagi wartawan) ini barulah diadakan jumpa pers dengan berbagai media yg sudah menunggu di luar sejak awal.

MASARIKU NETWORK AMBON


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/kariu67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044