MASARIKU Late Report
Rabu 03 April 2002
Situasi Kota Ambon hari ini sebelum terjadinya BOM MISTERIUS (06:00-11:00 WIT)
nampak tenang-tenang saja. Seluruh aktivitas baik perkantoran, sekolah maupun
pasar kaget di beberapa lokasi (termasuk lokasi Amans Hotel) berjalan normal dan
tidak ada seorangpun yang mengira akan kembali berjatuhan korban luka-luka dan
orang meninggal dunia dalam situasi Kota Ambon yang semakin tenang ini.
Pukul 11:25 WIT, dimana sedang berjalan Sosialisasi di beberapa tempat, tiba-tiba
terdengar bunyi ledakan bom yang begitu dahsyat. Kami yang saat itu sedang berada
di sekitar lokasi kejadian segera menuju TKP.
Pemandangan pertama saat berada di lokasi adalah para korban luka yang sangat
tragis dengan isak tangis berteriak meminta tolong seakan sudah tidak ada lagi
harapan untuk hidup.
Api yang berkobar dari kendaraan roda dua (scuter DE 2897 AV) terus membesar dan
langsung dipadamkan oleh sebagian masyarakat yang berada di TKP.
Dari beberapa sumber yang ditemui di TKP mengatakan bahwa bom misterius itu
berasal dari mobil Kijang berwarna merah dengan Nomor Polisi DE 55 RB. Setelah
diadakan identivikasi ternyata mobil tersebut pemiliknya adalah Rumah Makan Roda
Baru, yang dulunya berlokasi di JL. Sultan Hairun namun sekarang berlokasi di depan
Masjid Raya Al Fatah Ambon.
Disisi lain Kapolres P. Ambon & P.P. Lease mengatakan bahwa, beliau akan segera
memerintahkan anak buahnya utuk mengusut tuntas kasus peledakan yang
memakan koran sangat banyak ini.
Beberapa saat setelah kejadian tersebut (11:39 WIT), sebahagian massa yang berada
di TKP segera menuju Kantor Gubenur Maluku dengan maksud mengadakan aksi
unjuk rasa. Namun ternyata sesampainya mereka disamping Kantor Gunernur
Maluku, tiba-tiba sebahagian kecil dari massa tadi segera melempari kaca kantor
Gunernur, sehingga semua jendela kaca bagian samping dan belakang kantor naas
itu pun pecah. Dan tindakan aparat keamanan pada waktu itu biasa-biasa saja dan
tidak mengadakan tindakan penghalauan terhadap massa yang mengamuk.
Pukul 11:55 WIT kantor Gubernur Maluku mulai terbakar. Api yang melahap bagian
belakang kantor tersebut, tepatnya dari ruangan Bapeda Tingkat I Maluku, terus
dengan cepat berpindah ke berbagai ruangan lain.
Disini dapat dilihat bahwa, dari mulai aksi pelemparan sampai dengan terbakarnya
Kantor Gubernur Maluku, aparat keamanan sengaja membiarkan. Proses pembiaran
ini nampak sekali saat api yang terus menjalar dan semakin membesar tidak ada
usaha-usaha dari aparat keamanan untuk melakukan pemadaman. Mobil pemadam
kebakaran yang berlokasi di Kantor Kotamadya, yang selama ini dioperasikan oleh
aparat yang bertugas di Sektor A ternyata lambat sekali waktu itu.
Pukul 12:07 WIT, aparat keamanan dari Parako (kopasus) melakukan penghalauan
terhadap massa yang berbondong-bondong menyaksikan terbakarnya kantor
Gubernur Maluku dari depan Gereja Maranatha dengan mengeluarkan tembakan
peringatan. Namun sesuatu yang diluar dugaan kami adalah mengapa aparat ini
memukul, menendang bahkan menginjak-injak masyarakat yang jatuh, karena secara
tiba-tiba harus lari berhamaburan. Dengan menodongkan senjata di kepala dan
bertanya KAMU KRISTEN RMS yaa . . . Melihat dan mendengar perilaku aparat
keamanan tersebut sontak saja kami yang berada di lokasi kejadian bertanya-tanya
apakah sudah terbukti bahwa Kristen itu RMS ? apakan sudah dibentuk tim
Investigasi Independen yang telah membuktikan bahwa Kristen itu identik dengan
RMS ?
Api yang terus menjalar dan berpindah dari satu bangunan ke bangunan lainnya tidak
dapat dihindari lagi oleh mobil pemadam kebakaran yang Cuma satu unit itu.
Pukul 15:59 WIT, seluruh bangunan musnah dilahap si jago merah.
Dengan terbakarnya Kantor Gubernur Maluku ini, timbul berbagai macam opini di
masyarakat. Opini yang timbul semata-mata mencaci maki para petingi daerah dan
juga para delegasi Malino II yang karena ulah dan keputusan mereka sehingga
mengakibatkan banyak korban di komunitas Kristen yang menurut mereka sangat
menyesali dengan keputusan Gubernur Maluku tentang perpanjangan waktu
penyerahan senjata.
MASARIKU NETWORK |