The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Pertikaian antara Negeri PORTO dan HARIA


MASARIKU UP-DATE, 11.04.2002 PKL 17.00 WIB

Pertikaian antara Negeri PORTO dan HARIA

Basudara warga Masariku yang terhormat, dari Ambon dan Haria kami memperoleh potongan-potongan informasi yang kermudian dijalin menjadi sbb:

Lomba arumbae atau ARUMBAE MANGGUREBE yang diselenggarakan di Booi, p.Saparua, dalam rangka Paskah 2002 akhirnya menjadi ajang perkelahian warga negeri (desa) Haria dan Porto. Arumbae dari Haria waktu itu melaju sangat cepat dan hampir memenangkan perlombaan. Tiba-tiba arumbae dari Porto memasuki jalur yang akan dilewati. Akibatnya, kedua arumbae (Porto dan Haria) itu berbenturan. Arumbae dari Haria dikabarkan tenggelam. Peristiwa ini menimbulkan protes dan kemarahan warga Haria, terutama yang mengikuti lomba. Perkelahian akhirnya terjadi antara warga Porto dan Haria. Aparat keamanan melerai perkelahian itu lalu kemudian membangun pos di negeri Haria, dekat dengan perbatasan Haria-Porto. Brimob yang berasal dari markas resimen Kelapa Dua, berkekuatan sedikitnya satu regu ditempatkan pada pos tersebut.

Akhir-akhir ini, hubungan kedua negeri itu (Porto dan Haria) sebetulnya sedang dilanda masalah sengketa tanah Air Raja. Air Raja adalah sumber air bagi warga Porto dan Haria, baik untuk minum, masak maupun untuk cuci. Kedua negeri itu mengklaim Air Raja sebagai bagian dari teritori masing-2. Menurut sumber kami di Haria, sengketa itu mengakibatkan hubungan kedua Raja (Raja Porto dan Haria) memburuk beberapa waktu terakhir ini. Karena itu dialog antara kedua pemimpin tidak terjadi. Masalah lain yang mungkin mengganggu hubungan kedua negeri tetangga itu adalah beredarnya copy surat FKM yang menuduh pendeta jemaat Haria sebagai kolaborator Pemerintah RI dan TNI. Surat itu semacam pengaduan FKM kepada Sekjen PBB. Tuduhan dalam surat itu sempat membangkitkan ketidaksenangan warga Haria tertentu kepada warga Porto yang diketahui mengurus sebuah pos FKM di Porto (untuk diketahui, FKM mendirikan posnya di Porto dan Itawaka. Rencana mendirikan pos di Haria ditolak warga Haria).

Tgl. 8.04.2002, sumber kami di Ambon telah mendapat berita dari Haria bahwa negeri Haria akan diserang oleh warga Porto. Sedang dari Porto diperoleh informasi bahwa seluruh warga Porto berada dalam keadaan siap untuk menghadapi serangan Haria. Namun warga kedua negeri sama sekali tidak tahu kapan akan diserang. Karena itu mereka semua berada dalam kondisi "Siaga Satu" (kondisi siap tempur). Dari Haria diperoleh informasi bahwa sejumlah letusan senjata terdengar beberapa kali dari arah negeri Porto. Namun sebagian besar warga negeri Haria menganggap letusan-2 senjata itu merupakan pancingan aparat keamanan. Jika pancingan itu dijawab, aparat keamanan dapat lebih tepat menentukan target operasi razia senjata dan amunisi. Entah dari mana, warga mengetahui bahwa razia senjata sedang direncanakan. Karena itu, bunyi suara beberapa kali tembakan dari arah negeri Porto tidak ditanggapi. Selain itu di dekat perbatasan Haria-Porto terpasang pos keamanan.

Tgl. 9-04.2002, sumber kami di Haria menginformasikan bahwa wilayah Air Raja telah ditutup oleh warga Porto, sehingga warga Haria tidak lagi dapat menggunakan air dari sumber tersebut. Selain itu pemerintah negeri Porto juga telah memasang patok tanda perbatasan negeri Porto dengan memasukan wilayah Air Raja ke dalam teritori Porto. Sejauh itu tidak ada reaksi signifikan dari warga Haria. Pos keamanan yang berlokasi di dekat perbatasan Porto-Haria ditutup hari ini juga, dengan alasan, situasi keamanan telah pulih. Pasukan Brmob yang bertugas pada pos tersebut kembali ke Saparua. Penutupan pos keamanan itu mengakibatkan sebagian warga Haria menyangka bahwa keamanan telah benar-benar pulih.

Tgl. 10.4.2002 kami memperoleh informasi bahwa 3 speed-boat dari Ambon tiba di Porto. Sekitar pkl 21.10 wit, sumber kami di Ambon mendapat informasi dari Haria bahwa negeri itu telah diserang masa dari negeri Porto. Masa penyerang bergerak memasuki negeri Haria dari arah Kampung Lama. Letusan senjata organik dan granat yang terdengar sangat ramai menandakan penyerang menggunakan cukup banyak senjata organik dan granat. Saat itu, warga Haria umumnya berpendapat bahwa penyerangan tersebut dilakukan oleh oknum-2 TNI atau POLRI. Penyerangan itu dilawan oleh warga Haria. Tapi serangan mendadak itu mengakibatkan 29 rumah penduduk dan Baileo Negeri Haria terbakar habis. Pastori jemaat di belakang gedung baileo selamat dari amukan api. Sejumlah warga terluka parah karena terkena tembakan dan ledakan granat yang digunakan penyerang. Jumlahnya sampai kini belum diinformasikan. Yang jelas, 2 orang warga Haria tewas oleh tembakan senjata dan dikuburkan hari ini (11.04.2002). Warga Haria kemudian menekan penyerang mundur ke arah negeri Porto. Tekanan mundur itu kemudian berubah menjadi serangan balasan. Cukup banyak senjata organik (+ 20 buah) dari berbagai jenis dan ukuran yang dibawa menyerang negeri Porto. Serangan itu mengakibatkan belasan rumah penduduk dan sebuah gedung sekolah terbakar habis. Informasi mengenai korban jiwa belum kami terima sampai kini. Serangan terhenti menjelang subuh (11.04.2002), setelah aparat keamanan memasuki wilayah pertempuran dan memaksa kedua pihak menghentikan tembakan.

11.04.2002. Kapolda Maluku diinformasikan berada di Haria hari ini untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Saparua. Kepada Kapolda, masyarakat negeri Haria telah menyampaikan informasi langsung mengenai peristiwa berdarah itu.

Begitu dulu informasinya dan salam hormat untuk semua (dqm)

MASARIKU NETWORK


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044