The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Ketegangan Belakangan Ini Ciptaan Aparat Sendiri


Masariku Update, 21 Mei 2002

Ketegangan Belakangan Ini Ciptaan Aparat Sendiri

Dear All,

Berikut ini kami gambarkan beberapa perkembangan situasi yg terjadi di Ambon dan sekitarnya:

1. KASUS BERTHY LOUPATTY

Terungkapnya kasus Berthy dan group Coker-nya menimbulkan kegemasan dan kegeraman di kalangan masyarakat (terutama masyarakat Kristen) belakangan ini. Penyergapan yg dilakukan Brimob Polda Maluku di kediaman Berthy ternyata mencuatkan ketegangan antara kelompok KOPASUS dan Brimob. Setelah tak berhasil menyergap Berthy, dan sebaliknya menangkap dua anggota Kopasus yang berusaha melindungi Berthy, kalangan Brimob khususnya dan POLDA Maluku umumnya dituntut mempertanggung-jawabkan tindakan yg diambil terhadap oknum KOPASUS tersebut (menyekapnya di Polda Maluku, dan menghajarnya sampai babak belur). Hal ini semakin menimbulkan ketegangan setelah Berthy kemudian muncul dan memberi keterangan pers di MAKODAM XVI Pattimura dua hari ya! ng lalu. Di dalam keterangannya yg diliput banyak media masa, dengan gamblang Berthy menolak semua tuduhan miring yg dialamatkan kepada dirinya serta kelompok Coker yg dipimpinnya. Ia menegaskan bahwa semua tuduhan keterlibatannya dalam beberapa kasus besar belakangan ini merupakan rekayasa yang bertujuan menghancurkan dirinya. Selain itu ia dengan jelas membuka keterlibatan Emang Nikijuluw dan Femy Souisa dalam upaya penculikan dirinya. Lebih jauh ia mengulas keterlibatan Femy dalam gerakan FKM, terutama berkaitan dengan penaikan bendera RMS yg dilakukan FKM sejak tahun lalu. Di dalam kesaksiannya pula ia menjelaskan bahwa beberapa jam sebelum penangkapannya ia telah memperoleh bocoran informasi yg mendorongnya mempersiapkan diri. Dengan gamblang pula ia menjelaskan hubungan dan kedekatannya dengan Kopasus selama ini, dalam kaitan dengan pengolahan informasi lapangan tentang kerusuhan Maluku. Disebutkan pula bahwa saat penggerebekan tersebut terjadi ia sedang berada ber! sama beberapa anggota Kopasus yg bertugas mencari informasi tentang kegiatan FKM. Menariknya bahwa pemunculan Berthy di publik pada hari Jumaat minggu lalu itu terjadi setelah ia diamankan selama tiga hari oleh kelompok Kopasus, sebelum akhirnya dibawa ke Kodam XVI Pattimura. Berdasarkan keterangan Berthy terjadi tarik menarik antara pihak Kodam XVI Patimura dengan pihak Polda Maluku menyangkut status pemeriksaan Yunus Tanalepi (bukan Yunus Siahaya) yg sampai saat ini masih berada di tahanan Polda Maluku. Pihak Kodam dalam kerjasama dengan Tim Pemeriksa Gabungan yg dipimpin oleh Kadit Serse Polda Maluku, AKBP Johny Tangkudung menginginkan bahwa pemeriksaan Yunus dilangsungkan bersama Berthy di Kodam XVI Patimura. Sementara itu pihak Polda Maluku berkeras bahwa Berthy yg seharusnya dibawa ke Polda untuk dikonfrontir penjelasannya dengan Yunus, yg juga merupakan anak buah Berthy (yg membeberkan keterlibatan Berthy). Untuk maksud tersebut Tim Penyidik Gabungan sudah mengantongi r! ekomendasi gubernur untuk segera memindahkan tempat pemeriksaan Yunus dari Polda Maluku, namun para personil Brimob di Mapolda masih berkeras untuk menahannya. Bahkan mereka mengancam akan menghadapi para perwira Polda Maluku yg mencoba mengeluarkannya dari tahanan Mapolda Maluku. Setelah kami melakukan koonfirmasi dengan gubernur untuk memperoleh kejelasan rekomendasi tersebut, diperoleh penjelasan bahwa gubernur lebih mempertimbangkan supaya tidak terjadi konflik antar kesatuan yg mengakibatkan jatuhnya korban sipil. Ketika berlangsungnya wawancara media dengan Berthy di Ma-Kodam XVI Patimura, terlihat jelas bahwa sebagian besar pengawalan terhadap dirinya dilakukan oleh anggota-anggota Kopasus. Sampai saat ini kasus Berthy masih tetap mengambang. Demikian pula ketegangan antara Brimob dan Kopasus masih terus terjadi.

2. PENEMBAKAN RUMAH FEMMY SOUISA

Pada hari Minggu dinihari 19 Mei 2002 lebih kurang jam 02.30 WIT masyarakat sekitar daerah OSM dan Benteng dikejutkan dengan serentetan bunyi tembakan, yang belakangan diketahui terjadi di depan rumah Femmy Souisa. Masariku Network yg paginya mencoba mencari kejelasan di lapangan memperoleh informasi bahwa peristiwa itu diawali dengan terdengarnya dua kali ledakan bom di daerah Coker - Kudamati. Beberapa saat kemudian tedengar letusan senjata arganik dari arah Pertamina - Benteng, maupun dari arah OSM. Tak lama kemudian lewat di depan rumah Femmy satu buah kendaraan aparat, yang selanjutnya meneriakan kata 'babi' (entah ditujukan pada siapa). Terkejut mendengar teriakan itu, Femmy dan beberapa temannya yg telah terbangun sejak ledakan bom dan kemudian berjaga di rumahnya (karena jam malam) mencoba untuk memantau arah teriakan dan kendaraan yang ternyata berhenti kemudian di depan rumahnya. Dengan jelas Femmy mengindikasikan bahwa yang berhenti dan kemudian turun menghampirinya adalah aparat Kopasus, yg saat itu berseragam lengkap dan menggunakan mobil taft hitam dengan nopol DE 1137 AA (mobil yg selalu dipakai Kopasus). Salah seorang aparat kemudian berteriak 'Femmy, keluar kamu....saya mau tembak kamu punya kepala'. Oleh Femmy dijawab 'beta salah apa?'. Aparat yg sama kemudian melanjutkan teriakannya 'tutup kamu punya mulut, beta akan kasih pecah kamu punya kepala'. Bersamaan dengan itu ia kemudian melepaskan serentetan tembakan ke arah Femmy, yg saat itu berada di halaman rumahnya. Femmy segera berupaya berlindung dibalik kegelapan, karena bersamaan dengan teriakan dan tembakan tadi terlihat 3 anggota Kopasus lainnya segera bergerak ke arah rumah Femmy. Sementara itu menurut Femmy yg dikuatkan rek! an-rekannya, belasan anggota Kopasus lainnya telah juga berada di jalan raya depan rumah Femmy. Selain teriakan tersebut terdengar pula teriakan yg antara lain mengatakan 'Maluku tidak akan aman, sebelum kita habisi kalian'. Tembakan yg diarahkan langsung ke rumah Femmy tersebut menghancurkan kaca jendela rumah, dan bahkan menembusi tiang listrik di halaman rumah Femmy. uang usaha play station milik Femmy juga terlihat porak-poranda diterjang peluru.

Menanggapi kesaksian Femmy dalam warta berita TV lokal malamnya, Dan-Yon Kopasus Mayor Imam Santosa membenarkan bahwa apa yg terjadi subuh itu memang dilakukan oleh anak buahnya. Menurutnya saat terdengar bunyi ledakan di daerah Coker ia segera memerintahkan anak buahnya untuk tetap berada di pos masing-masing. Sementara itu sebagian dari mereka melakukan tugas patroli. Saat melewati daerah rumah Femmy mereka melihat Femmy bersama beberapa rekannya sedang bergerombol disitu. Mengingat sedang berlakunya jam malam, mereka segera memerintahkan supaya anggota masyarakat disekitar situ segera memasuki rumah masing-masing. Melihat Femmy dan rekan-rekannya tetap berada di situ, mereka segera melepaskan tembakan peringatan, dan se! bagian tembakan mengarah ke bawah. Imam menegaskan bahwa tembakan yg mengarah ke bawah barangkali memantul kemudian dan mengenai rumah Femmy. Keterangan ini berbeda dengan penjelasan yg diberikan Imam kepada wartawan Tempo News Room. Kepada wartawan Tempo News Room dikatakan bahwa penembakan terhadap Femmy dilakukan karena saat itu Femmy kedapatan sedang berusaha untuk menyerang kelompok Berthy Coker di Kudamati. Sementara dari pantauan Masariku di lokasi kejadian terlihat cukup banyak bekas peluru pada dinding rumah Femmy, maupun pada tiang listrik yg terketak di halaman rumahnya.

Kejadian ini kemudian memperoleh respon luas dari masyarakat sepanjang hari Minggu tersebut. Mayor Marthi Luther Jari, salah seorang staff PDS dalam penjelsan resminya kemudian menegaskan bahwa perlu dilakukan pengamanan pada semua delegasi pertemuan Malino II. Hal ini mengingat selain Thamrin Ely, maka Femmy juga merupakan salah satu penanda-tanganan deklarasi Malino II. Dari pantauan Masariku apa yg dikemukakan memang perlu ditindak lanjuti secara serius, mengingat belakangan ini berbagai bentuk teror rupanya lagi menjadi trend yg dialami oleh para peserta Malino II.

3. MASYARAKAT ADAT MUSLIM MALUKU

Pada hari Sabtu, 18 Mei 2002 perwakilan Masyarakat Adat Muslim Maluku di Kecamatan Leihitu, mengeluarkan pernyataan sikap sesuai dengan kondisi yang tambah memburuk belakangan ini. Acara yang direncana akan dimulai pukul 11:00 WIT, ternyata mengalami pengunduran waktu dan baru dil! aksanan pada pukul 11:45 WIT yang bertempat di kediaman Gubernur Maluku – Mangga Dua.

Dalam Pengantarnya Raja Desa Seith Mahfud Nukuhehe menjelaskan bahwa yang hadir pada acara ini antara lain Perwakilan dari masyarakat Leihitu, Hatuhaha, Salahutu, Banda Elat, Batumerah, Laha, Seram Barat I dan Tenggara. Maksud kedatangan mereka saat ini adalah untuk mewakili seluruh masyarat adat Islam Maluku baik yang ada di Kota Ambon dan sekitarnya maupun di Maluku secara Umum untuk membacakan pernyataan sikap dan menyerahkan kepada Gubernur Maluku selaku PDSDM. Atas kesepakatan bersama kami mengeluarkan 5 (lima) pernyataan sikap, yang apabila tidak mendapat perhatian maka masyarakat adat muslim Maluku akan mengambil sikap sesuai dengan norma-norma adat yang berlaku.

Pernyataan sikap masyarakat adat Muslim maluku ini dibacakan oleh Ketua Posko Banda Elat, Hendra Suat dan ditanda-tangani antara lain oleh Ketua Latupati Leihitu M.S Soulissa, Ketua Latupati Hatuhaha A.R. Latupono, Ketua Latupati Salahutu Drs. M. Ohorela, Perwakilan Banda Eli Elat Hendra M. Suat, Pjs Raja Batumerah A.R. Cirebon, Ketua Latupati Seram Barat I Ir. Bill Latukaiupi, Sekdes Negeri Laha M.D. Laturua. Adapun isi pernyataan sikap mereka adalah sbb:

PERNYATAAN SIKAP

1. Mengutuk sekeras-kerasnya perbuatan anarkis terhadap sesama Muslim, seperti pembakaran dan pengrusakan aset-aset pemerintah maupun milik negara.

2. Mendukung sepenuhnya setiap sikap upaya pemerintah dalam rangka memulihkan keamanan, penegakan hukum dan pencegahan terjadinya kekerasan baru.

3. Demi menjaga hal-hal yang merugikan umat Islam kami menghimbau para pemimpin umat Islam lainnya maupun elite politik untuk dapat membuka dialog agar terciptanya keadaan damai sesama Muslim.

4. Menghimbau segenap umat Islam untuk bermawas diri dan sikap arif demi terpeliharanya ukuwah Islamiah sesuai penyelesaian konflik Maluku.

5. Apabila keempat butir diatas tidak mendapat perhatian, maka masyarakat adat muslim Maluku akan mengambil sikap sesuai dengan norma-norma adat yang berlaku.

Selesai pembacaan pernyataan sikap acara dilanjutkan dengan jumpa pers dengan Raja desa Seith yang mewakili seluruh tokoh desa adat Muslim Maluku dalam membahas seputar acara tadi. Dalam penjelasannya Mahfud Nukuhehe antara lain mengajak para Latupati dari komunitas Kristen juga untuk mengambil sikap yang sama. Hal ini penting tegasnya, karena yang dirugikan dalam konflik ini bukan lagi soal Salam atau Sarani, namun masyarakat adat Maluku secara menyeluruh. Karena itu ia mendesak untuk dilakukan penyelesaian adat secara menyeluruh terhadap konflik Maluku yang terjadi selama ini.

Selain menyampaikan 5 butir pernyataan sikap, mereka juga menegaskan bahwa telah dibentuk pam swakarsa yang berjumlah 1000 orang dari Masyarakat Adat Muslim Maluku, dan saat ini telah menyebar pada beberapa wilayah di kota Ambon. Kelompok tersebut sewaktu-waktu siap untuk menghadapi siapa saja yang mencoba untuk menyerang isi pernyataan sikap dimaksud. Masariku Network Ambon sempat bercakap-cakap dengan Mahfud Nukuhehe dan menanyakan sikap mereka bilamana Laskar Jihad atau kelompok Muslim lainnya tidak setuju terhadap isi pernyataan sikap tersebut. Oleh Mahfud ditegaskan bahwa mereka sudah siap menghadapinya. Oleh Masariku lebih lanjut ditanyakan dengan apa mereka akan menghadapi Laskar Jihad misalnya, sementara Laskar Jihad dilengkapi dengan berbagai senjata organik. Dengan tega! s Mahfud menegaskan bahwa mereka akan menghadapinya dengan parang dan tangan kosong.

Menariknya bahwa sebelum berlangsungnya acara tersebut, kelompok Masyarakat Adat Muslim Maluku telah lebih dahulu melakukan koordinasi dengan rekan-rekan komunitas Kristen untuk membantu mengamankan kedatangan mereka ke perumahan gubernur Maluku yang terletak di daerah Mangga Dua Ambon. Sampai dengan selesainya acara yang dihadiri oleh kurang lebih 200 orang utusan Komunitas ini, tak terjadi satu atau lain hal yang mengganggu.

4. RAZIA SENJATA DAN SK KHUSUS GUBERNUR

Pelaksanaan Razia senjata masih terus berlangsung di berbagai wilayah Kota Ambon dan sekitarnya. Menariknya bahwa pada hari Minggu, 19 Mei 2002 terjadi penyerahan senjata di daerah Kebon Cengkeh Batu Merah Ambon. Penyerahan senjata masyarakat dari unsur Laskar Jihad AWJ, Amar Ma'ruf Nahi Mungkar, dan kelompok lainnya dipimpin oleh Ustad Moh. Atamimi, dan diterima oleh Pangdam XVI Patimura. Dalam penjelasannya Atamimi menegaskan bahwa apa yang diserahkan mereka baru sebagian kecil, untuk merespon sikap 'sedikit serius' yang diperlihatkan pemerintah dalam merespon tuntutan penanganan FKM dan RMS. Selanjutnya ia menegaskan bahwa sikap menyerahkan senjata bukan akibat Malino II atau anjuran PDSDM, melainkan dilakukan berdasarkan permintaan Wapres Hamzah Haz. Didalam sambutannya Pangd! am XVI Patimura antara lain menjelaskan bahwa ia bisa mengerti sikap kelompok tersebut yang didorong oleh rasa nasionalisme. Ditegaskan pula bahwa saat ini ia (Pangdam) telah mengetahui 4 titik penimbunan senjata FKM. Pangdam menegaskan bahwa ia yakin mereka (FKM) tidak akan menyerahkannya, karena itu ia akan melakukan razia. Untuk maksud itu ia menolak untuk menyebutkan ke-empat titik penimbunan senjata FKM tersebut. Pernyataan Pangdam dengan segera memicu kecemasan di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat Kristen. Penjelasan ini dianggap mengambang, dan memberi suatu signal penanganan represif yang akan dilakukan. Dipertanyakan mengapa Pangdam tak segera melakukan razia untuk membuktikan pada masyarakat, bahwa selama ini FKM melakukan penimbunan senjata.

Satu hal menarik berkaitan dengan razia senjata ini adalah keluarnya SK khusus Gubernur untuk memberikan dispensasi penangguhan penyerahan senjata secara khusus bagi Ustad Moh. Atamimi dan kelompoknya. Masariku Network Ambon memperoleh informasi ini secara langsung dari kalangan dekat gubernur Maluku, yang tak dapat dikemukakan secara terbuka disini. SK perpanjangan waktu yg dikeluarkan secara rahasia ini, memiliki korelasi yang signifikan dengan batas akhir penyerahan senjata secara sukarela yang telah lewat. Karena itu Atamimi dimungkinkan untuk menyerahkan senjata secara sukarela kemarin, sekalipun batas akhir penyerahannya telah lalu. Hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan di kalangan masyarakat, berkaitan dengan statement Atamimi bahwa yg diserahkan baru sebagian kecil. Sem! entara itu di pihak lain ada banyak anak-anak yang ditangkap dan diproses akibat kedapatan membawa senjata ataupun bahan peledak. Berbagai kalangan menduga bahwa gubernur Maluku melakukan suatu permainan tarik ulur yg persuasif dengan kelompok Atamimi, mengingat ia tak didukung oleh kebijakan tegas Pangdam XVI Pattimura.

4. PENGAMANAN GUBERNUR DIPERKETAT

Pengamanan yang dilakukan terhadap Gubernur Maluku belakangan ini terlihat semakin diperketat. Hal ini nampak ketika Masariku Network mendatangi kediaman gubernuran Maluku di daerah Mangga Dua Ambon. Terlihat jelas betapa banyaknya personil Kopasus yg melakukan pengamanan di luar maupun di dalam rumah kediaman gubernur. Bahkan beberapa anggota Kopasus terlihat berjaga-jaga di halaman, tepat di belakang jendela kamar tidur gubernur Maluku. Kondisi ini menimbulkan keheranan yang amat sangat, mengingat pola pengamanan seperti ini tak terlihat pada waktu-waktu sebelumnya. Kondisi demikian menimbulkan pertanyaan bagi banyak kalangan, mengingat selama ini perumahan gubernur merupakan daerah yg aman untuk didatangi, sekalipun terletak di wilayah pemukiman Kristen. Bahkan dalam banyak kesempatan rekan-rekan Muslim dengan bebas dapat mendatangi perumahan gubernuran tanpa diganggu oleh masyarakat sekitar. Dengan demikian jelas dapat disimpulkan bahwa ketegangan belakangan ini justru diciptakan oleh aparat sendiri. Kesimpulan sebagian kalangan masyarakat ini menimbulkan berbagai dugaan baru, antaranya masyarakat menduga bahwa suatu saat nanti perumahan gubernuran yang akan dihancurkan lewat kerjasama aparat sendiri. Disaat itu kembali 'separatis' akan dimainkan sebagai isu yang mendiskreditkan komunitas Kristen Maluku.

MASARIKU NETWORK AMBON


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/kariu67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044