Masariku Update: 28 April 2002
Penyerangan dan pembantaian di Desa Soya
Pagi subuh pukul 4 pagi, Sekelompok penyerang yang terlatih melakukan
serangkaian aksi penyusupan, pembunuhan dan pembakaran terhadap desa Soya di
pulau Ambon. Kelompok penyerang yang menurut salah satu korban sebelum
menemui ajalnya berhasil diidentifikasi sebagai "loreng" alias tentara, telah
membunuh 11 warga Soya (korban diantaranya termasuk wanita), membakar 12
rumah (salah satunya rumah mantan raja Soya) dan sebuah gereja tua.
Menjelang Siang, 28/4, terdengar kabar adanya panggilan pertemuan lelaki di Mesjid
Al-fatah. Nampaknya pertemuan ini merupakan kelanjutan dari seruan perang
terhadap RMS yang telah dikumandangkan panglima laskar jihad Sebelumnya pada
Tabliq Akbar. Seakan mendukung penciptaan ketegangan serangan pagi, siang tadi,
sempat mengudara bersama balon-balon gas, bendera RMS yang diberitakan berasal
dari kawasan Waihaong (wilayah Muslim).
Serangan pagi atas desa Soya bukan hanya telah menciptakan ketegangan dan
kepanikan di kalangan masyarakat Kristen namun juga telah membawa angin
pesimisme dan kepanikan di kalangan para tokoh Kristen pendukung Malino. Ketua
Sinode GPM dikabarkan cukup terpukul atas kejadian yang menimpa jemaatnya Di
Soya.
Entah apapun motifnya, yang pasti aksi penyusupan-pembakaran- pembunuhan pagi
ini memiliki kemiripan ataupun pengulangan dengan pola penyerangan yang pernah
terjadi, misalnya seperti pada waktu penyerangan Wisma Gonsales milik gereja
khatolik Ambon pada waktu lalu.
MASARIKU NETWORK |