The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Polisi-Kopassus Baku Tembak


Media Indonesia, Rabu, 15 Mei 2002

Polisi-Kopassus Baku Tembak
Pangdam Pattimura Menduga Ada Upaya Pojokkan TNI

AMBON (Media): Bentrokan antaraparat keamanan terjadi lagi. Kali ini aparat kepolisian dan Kopassus terlibat aksi baku tembak di Ambon.

Insiden itu terjadi pada Senin (13/5), sekitar pukul 09.30 WIT, saat anggota Brimob dibantu Perintis Polda Maluku akan menangkap Berty Laupatty, pimpinan Gang Coker, di wilayah Kudamati, tak jauh dari Markas FKM/RMS.

Pangdam XVI/Pattimura Brigjen Mustopo melalui Kapendam Mayor Herry Suhardi, kemarin, mengatakan insiden itu terjadi akibat kesalahpahaman antara kedua aparat. Sebab, saat itu anggota Kopassus tidak memakai pakaian seragam. Namun, menurut Herry, mereka sudah menyatakan kepada pihak Polri bahwa mereka adalah aparat keamanan. Tapi, penjelasan itu tidak diterima dan pihak kepolisian tetap mencurigai.

Saat itu, Sertu Andre Kakisina mendekati dan hendak menangkap Berty laupatty. Tapi, tiba-tiba seseorang menodongkan pistol ke arah Kakisina. Todongan itu ditepis, sehingga terjadilah insiden itu.

Kakisina terluka terserempet peluru. Para anggota Kopassus itu akhirnya lari. Namun, dua di antaranya berhasil ditangkap dan dihajar aparat kepolisian di Polda Maluku. "Peralatan senjata jenis SS1 milik Kopassus kini masih berada di Polda Maluku," kata Herry.

Dalam kaitan ini, Pangdam XVI/Pattimura meminta agar pimpinan Polri mengusut oknum polisi yang memicu terjadinya insiden tersebut termasuk pelaku pemukulan terhadap dua anggota Kopassus. "Seharusnya mereka berkoordinasi dulu dengan Kopassus," kata Pangdam melalui Mayor Herry Suhardi tadi malam.

Herry menjelaskan, sejak adanya rencana pengibaran bendera RMS di kawasan Kudamati, aparat Kopassus memang disebarkan di sana. "Kita memang menempatkan satu pos aparat Kopassus di Gang Coker, Kudamati," jelasnya.

Mereka ditugaskan mendekati Berty agar dapat membongkar informasi sebanyak mungkin. Pasalnya, Berty adalah orang yang dianggap mengetahui sepak terjang FKM/RMS, serta orang-orang yang terlibat. "Dari Berty-lah aparat keamanan dapat menerima banyak informasi tentang orang-orang tertentu dalam kasus FKM/RMS," tambah Herry.

Namun, pihak kepolisian ternyata juga berusaha menangkap Berty. Polisi menemukan bukti Berty terlibat aksi penyerangan ke Desa Soya, serta bentrokan antara warga Desa Porto dan Desa Haria. Selain itu polisi juga mencium gelagat Berty ingin melakukan pengeboman terhadap sejumlah gereja di Ambon.

Hingga kini, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi mengenai insiden dengan Kopassus itu.

Pojokkan Kopassus

Sumber Media di Kodam XVI/Pattimura menyebutkan, Alex Manuputty sudah berulang kali diperiksa di Polda Maluku. Namun, kasusnya tidak pernah selesai. "Buktinya, urus kasus Alex Manuputty saja tidak beres-beres. Malah, kasus Alex ditangani Mabes Polri. Ini kan pertanda kepolisian Maluku tidak dipercaya," tegas sumber itu.

Aparat TNI, lanjutnya, sudah memiliki bukti-bukti keterlibatan oknum kepolisian Polda Maluku. Di antaranya rekaman pembicaraan telepon oknum polisi dengan Alex Manuputty dari dalam tahanan. Karenanya, sumber itu menduga ada upaya menghilangkan Berty, karena dianggap memiliki informasi dan menjadi saksi kunci dalam kasus FKM/RMS.

Pangdam menyebutkan insiden antara Kopassus dan aparat Polri itu dilakukan sebagai skenario untuk memojokkan TNI, utamanya Kopassus di Maluku. "Ada skenario seolah-olah Kopassus yang berbuat. Opini ini sudah dibentuk agar Kopassus ditolak di Maluku," kata Pangdam lewat Mayor Herry Suhardi.

Akibat insiden itu, dua kompi Yonif 503 Brawijaya dan Yonif 741 Udayana serta Kopassus melakukan sweeping di rumah Alex Manuputty, Markas FKM/RMS di Lorong PMI, kemarin sekitar pukul 15.00.

Mereka berhasil menyita satu senapan standar jenis Colt berikut amunisi, dua pucuk senjata laras panjang rakitan dan sejumlah senjata tajam serta sejumlah dokumen RMS milik Alwex Manuputty. "TNI juga menangkap Agus Lessy, aktivis FKM/RMS," kata Herry.

Sementara itu, aksi sweeping di Ambon berlanjut hingga kemarin. Personel TNI dari Kopassus dan Yonif 503 kembali menutup ruas Jalan Pantai Mardika sejak pagi. Bahkan, mereka memperluas batas pemasangan barikade hingga Jembatan Batu Merah.

Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar kemarin malah menegaskan aksi sweeping dan penyerahan senjata kepada aparat keamanan harus dilaksanakan dan sweeping senjata nantinya akan masuk ke perumahan-perumahan di Maluku.

"Sweeping saat ini masih terbatas pada daerah-daerah atau jalan tertentu. Nantinya sweeping akan masuk ke perumahan. Bagaimana teknis dan taktisnya, diserahkan kepada aparat keamanan," katanya menjawab wartawan di Kantor Menkopolkam, Jakarta, kemarin. (HJ/CR-7/Awi/Tia/X-5)

Copyright © 1999-2001 Media Indonesia. All rights reserved.
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/kariu67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044