Republika, Sabtu, 27 April 2002
Laskar Jihad Serukan Perang Melawan RMS
AMBON -- Pangdam XVI Pattimura Brigjen Mustopo kemarin (26/4) kecewa karena
gagal mencegah pengibaran bendera RMS pada 25 April. Dia mengaku lebih kecewa
karena gagal menangkap pelaku pengibaran di Ambon. "Segala upaya telah
dilakukan, tapi kenyataannya lolos juga," katanya.
Di Masjid Al-Fatah, Ambon, ribuan orang pun menumpahkan kekecewaan. Mereka
menilai pemerintah mengecilkan masalah pengibaran bendera Republik Maluku
Selatan (RMS) dan membesar-besarkan aksi penentangannya.
Hingga kemarin sore, aparat keamanan Maluku menangkap 23 orang yang diduga
sebagai pengibar bendera RMS. Namun, tak seorang pun di antara 23 orang itu
pelaku pengibaran bendera RMS di Ambon. Sebanyak 17 orang dari Pulau Saparua,
dan enam lainnya pengibar di Pulau Seram.
Panglima Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Ja'far Umar Thalib, menilai
pemerintah telah menutup-nutupi keberadaan gerakan separatis RMS. "TNI hanya
menembaki balon. Tidak berani menembak para pengkhianat negara," katanya dalam
tabligh akbar di Masjid Raya Al-Fatah Ambon, Jumat (26/4) sore.
Sekitar 20 ribu Muslim menghadiri acara itu. Mereka mendengar ceramah Ja'far yang,
antara lain, mengumumkan dimulainya perang rakyat di Maluku. Keputusan perang
rakyat itu diambil setelah aparat keamanan membiarkan gerakan separatis yang telah
melecehkan negara.
"Ketika kantor gubernur dibakar, TNI/Polri tidak bertindak apa-apa. Ketika kaum
separatis RMS mengibarkan bendera, mereka hanya menembak balon," kata Ja'far.
Tabligh akbar menjadikan Ambon semarak seperti hari raya. Massa memadati Masjid
Raya Al-Fatah sejak pukul 16.00 WIT. Mereka membawa bendara merah putih.
Massa meluber sampai halaman masjid hingga Jl Sultan Baabullah dan Jl AM
Sangadji. Gema takbir terus terdengar sejak kedatangan Ja'far hingga acara berakhir.
Ja'far tiba dengan iringan ratusan motor yang semuanya membawa bendera merah
putih. Hal yang sama terjadi saat ia pulang. Ribuan warga Muslim mengiringi
kepergiannya dengan berjalan kaki sejauh tujuh kilometer menuju Kebun Cengkeh.
Insiden sempat terjadi menjelang acara itu. Massa yang menunggu kedatangan Ja'far
bergerak ke arah Tugu Trikora. Pasukan TNI dari Yonif 143, Yonif 741, dan Kopassus
menghadang dan melepaskan tembakan. Lima orang terluka dan dilarikan ke Rumah
Sakit Al-Fatah. Mereka adalah M Yusuf Tuaputty (22 tahun), Ahmad Akutangsa (28),
Kisman Baramuna (23), Ali Salampessy (31), dan Husein Kiat (47).
Massa mundur ketika Ja'far tiba. Mereka lebih tertib lagi saat tabligh berakhir. Massa
menaati imbauan ulama karismatik Ambon, Ustadz Muhammad Attamimi, yang
meminta warga pulang dengan tertib.
Situasi kota Ambon kemarin tenang. Aparat keamanan memasang barikade di
jalan-jalan. Sejumlah pasar tradisional belum menunjukkan aktivitas normal. Sekitar
pukul 13.30, beredar kabar ada bom di Batu Gantung --ternyata kabar bohong.
Ketegangan justru terjadi di kantor gubernur alternatif di Kantor Dinas Pekerjaan
Umum Maluku. Sehari sebelumnya di ruang Biro Humas ditemukan jeriken berisi lima
liter bahan bakar, campuran minyak tanah dan spiritus. Menurut Kepala Biro Humas,
Izak Saimima, bahan bakar tersebut diperkirakan untuk membakar kantor PU Maluku.
kir
© 2002 Hak Cipta oleh Republika Online.
|