Suasana di Ambon kembali Tegang Setelah Amukan Umat
Kristen
Hilversum, Rabu 03 April 2002 21:45 WIB
Rabu pagi ini kota Ambon dikejutkan oleh berita pemboman di sebuah stasiun bis
yang terletak di perkampungan warga Kristen. Warga yang mengamuk kemudian
membakar kantor Gubernur Maluku di Ambon. Sampai sekarang belum ada satu
pihak pun yang memberikan keterangan, tetapi Radio nederland berhasil
menghubungi seorang saksi mata. Ikuti keterangannya:
Warga Ambon (WA): Jadi pengeboman itu terjadi sekitar jam 4:45 menit waktu
Ambon. Itu terlihat bahwa ada salah satu mobil kijang yang melempar bom ke arah
keramaian orang mengakibatkan 58 orang korban. Dari 58 orang itu 3 meninggal.
Akibat dari kemarahan umat kristen, karena mereka dilempar bom dan para aparat
keamanan tidak bisa untuk menemukan si pembom, sedangkan korban berjatuhan
banyak, umat kristen marah dan pergi membakar kantor gubernur.
Radio Nederland (RN): Jadi pemboman itu bukan di dekat kantor gubernur, pak?
WA: Bukan.
RN: Jadi bagaimana? Pertama-tama ada keramaian terus tiba-tiba ada yang
membom. Itu di mana, pak?
WA: Itu tepatnya di perapatan dekat hotel Amboina.
RN: Lalu ketika itu ada orang berdemonstrasi, orang berkumpul atau bagaimana,
pak?
WA: Tidak ada. Aktivitas keramaian itu berlangsung seperti biasa. Karena di situ
pusat terminal bus. Jadi penuh dengan keramaian orang menanti bus. Tiba-tiba ada
pelemparan bom.
RN: Lalu kenapa tiba-tiba umat kristen yang mengamuk lalu membakar kantor
gubernur?
WA: Setelah saya di lapangan dan pantau langsung, itu akibat dari kemarahan umat
kristen terhadap para penguasa darurat sipil yang tidak bisa menangani sampai
banyak penyusup yang masuk dan membiarkan orang dengan leluasa membawa
bom. Itu pelampiasan sakit hati dari umat kristen.
RN: Lalu dari pihak yang lain bagaimana?
WA: Dari pihak yang lain hanya menonton. Termasuk aparat-aparat hanya menonton.
RN: Tetapi kan juga ada umat muslim yang terkena, pak? Apa hanya umat kristen
saja?
WA: Tidak ada. Umat muslim tidak ada yang kena.
RN: Kenapa bisa begitu, pak?
WA: Ya karena memang kejadiannya di tempat kristen, bukan di tempat muslim.
RN: Lalu kira-kira siapa yang menyusup atau siapa yang melemparkan bom?
WA: Kita belum tahu. Belum bisa bilang muslim. Belum bisa bilang TNI. Belum bisa
bilang siapa pun. Kita belum tahu. Sementara kita di Maranatha menunggu laporan
dari para penguasa darurat sipil siapa di balik semua ini.
RN: Lalu kantor gubernur itu yang terbakar bagaiamana keadaanya?
WA: Lantai satu dan dua terbakar habis.
RN: Apa jawaban gubernur?
WA: Sampai sekarang kita belum bisa temui gubernur dan pangdam. Belum jumpa
pers dengan mereka. Belum ada komenter dari mereka.
RN : Para korban itu dibawa ke mana saja?
WA: Di rumah sakit. Ada tiga rumah sakit di Ambon.
RN: Sekarang bagaimana situasi di kota Ambon?
WA: Situasi di kota Ambon semakin menegang.
RN: Sepi atau orang tidak berani keluar atau bagaimana, pak?
WA: Keluar tetapi ini sudah termakan isu bahwa akan terjadi penyerangan lagi dari
umat muslim. Itu informasi yang kita dengar.
RN: Apakah bapak percaya dengan isu itu?
WA: Oh tidak benar. Cuma isu saja mengakibatkan banyak yang tegang.
RN: Jadi ini ada pihak ketiga yang mencoba untuk mengobarkan api lagi?
WA: Jadi ini kita tidak tahu. Bukan saja di Ambon, tetapi di Saparua juga jadi antara
kristen dengan kristen. Habis itu di pulau Ambon sendiri, desa Kilang dengan desa
Ema.
Demikian seoarang warga Ambon yang tidak mau disebut namanya.
© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep
|