Ambon Rusuh Lagi, Lalu Apa Faedah Perjanjian Malino?
Hilversum, Sabtu 06 April 2002 22:00 UTC
Ambon kembali diguncang rusuh Rabu lalu. Sebuah bom meledak di tengah-tengah
keramaian. Puluhan orang langsung roboh terkena ledakan. Empat orang langsung
meninggal dunia di tempat kejadian, tiga lainnya menyusul di rumah sakit.
Setelah insiden ledakan itu, sejumlah warga langsung berkumpul dan bergerak
mendatangi Kantor Gubernur Maluku. Di tengah kemarahan warga tersebut, tiba-tiba
Kantor Penguasa Darurat Sipil Maluku itu terbakar sampai habis. Apa penyebab
kebakaran tidak ada yang tahu pasti. Namun aparat keamanan langsung ke tempat
kejadian dan memuntahkan timah panas untuk menghalau massa.
Suasana Tembakan
Suasana tenang di Maluku pasca perjanjian damai Malino II mendadak sirna akibat
peristiwa ini. Tokoh masyarakat Kristen John Salesy menuding aparat keamanan
tidak mengambil langkah-langkah tegas berkaitan perjanjian Malino.
John Salesy: Umpamanya sampai saat ini masalah sweeping senjata itu belum
dilakukan. Padahal sudah direncanakan tanggal 1 kita memulainya. Kenapa kita
berlambat-lambat? Yang jelasnya dari kelompok Muslim atau kelompok Kristen ada
mainan-mainan kecil yang terjadi. Di samping itu aparat seoah-olah malas tahu
terhadap masalah. Apakah mungkin mereka belum mendapat komando dari atasan
atau ada apa di balik ini saya tidak mengerti ini.
John Salesy juga menuding aparat keamanan terlibat dalam konflik di Maluku
sehingga berlangsung berkepanjangan.
Sementara itu tokoh Islam Maluku Thamrin Elly menyatakan, peristiwa Rabu lalu
merupakan luapan protes dan kekecewaan sekelompok kalangan terhadap
kesepakatan Malino II. Selain itu ada pula tindak provokasi sejumlah pihak yang
memperburuk situasi dengan tujuan menggagalkan usaha perdamaian di kawasan
seribu pulau itu.
Thamrin Elly: Tetapi juga kan ada provokasi yang ditujukan kepada masyarakat yang
sebenarnya tidak memahami persoalan penyelesaian ini. Jadi karena kemarahan
kebencian dendam dieksploitasi oleh segelintir orang ya situasinya seperti ini. Kita
kalau orang di Ambon itu tahu siapa. Pemerintah pusat juga tahu penguasa darurat
sipil juga tahu siapa yang melakukan provokasi itu.
Penggagas pertemuan Malino II, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Yusuf
Kalla juga mengatakan kerusuhan yang kembali meledak itu akibat ketidaktegasan
aparat keamanan dalam menegakkan hukum. Namun ia menolak dugaan jika aparat
terlibat kerusuhan. Yusuf mengaku saat ini aparat banyak menghadapi kendala untuk
mengendalikan keamanan di Maluku.
Yusuf Kalla: Itu juga akibat belum siapnya aparat-aparat jaksa, hakim di sana akibat
kekacauan itu. Ya itu mungkin sebabnya sehingga tindakan tegas yang seharusnya
sudah awal terjadi menyebabkan begini. Penegakan hukum dan keamanan di
mana-mana kalau ada orang yang nekad kan sulit diatasi. Di mana-mana bisa terjadi
di Jakarta pun bisa terjadi.
Panglima Militer Pattimura Mustopo membantah aparat tidak bertindak tegas dalam
konflik Maluku, walau begitu Mustopo tetap menyesalkan terjadinya kerusuhan
terakhir itu.
Mustopo: Saya minta maaf sekali kepada masyarakat bahwa kecolongan, kecurian.
Sehingga terjadi yang kemarin itu. Kita semuanya tahu TNI maupun Polri sudah
berbuat tapi masih ada tindakan yang merugikan kita. Kejadian yang membguat kita
berpikir dan berpikir mengapa masih terjadi kejadian seperti ini?
Mustopo mengungkapkan masalah Ambon memang rumit sehingga siapapun dapat
memanfaatkan situasi ini. Mustopo berjanji akan meningkatkan operasi keamanan di
Ambon. Hingga Jum'at sore polisi menyatakan telah memeriksa sembilan orang
saksi. Namun semuanya tidak ditahan dan polisi menolak menyebut identitas
mereka.
Nampaknya memang sulit mengungkap dengan jelas siapa yang bertanggung jawab
terhadap kerusuhan terakhir di Ambon. Yang jelas Ambon telah kembali rusuh, dan
ini merupakan ancaman serius terhadap perjanjian perdamaian Malino II. Orang juga
menjadi ragu-ragu, jangan-jangan kesepakatan Malino itu memang tidak mempan
menuntaskan konflik Maluku? Memang baik pihak Kristen mau pun Islam telah
mengaku ada kelompok yang menolak kesepakatan Malino. Apakah itu berarti bahwa
kerusuhan terakhir ini juga ulah kelompok anti Malino? Sebelum memikirkan manfaat
sebenarnya perjanjian Malino, nampaknya harus ditegaskan bahwa aparat keamanan
serta pemerintah darurat sipil tetap bertanggungjawab untuk sungguh-sungguh
menuntaskan kasus terakhir ini.
Tim Liputan 68H Jakarta melaporkan untuk Radio Nederland di Hilversum.
© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep
|