The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Situasi Kota Ambon Setelah Penangkapan Jafar Umar Thalib


Sala Waku Maluku

Situasi Kota Ambon Setelah Penangkapan Jafar Umar Thalib

Situasi kota Ambon setelah tertangkapnya Panglima Laskar Jihad Jafar Umar Thalib ternyata sangat tegang yang akairnya telah menjatukan korban dan harta benda. Pada jam 01.00 Wit terdengar berita di kota Ambon bahwa Jafar Umar Thalib beserta 7 orang pengikutnya dengan dikawal oleh 3 buah mobil truck tiba di Bandara Pattimura Laha Ambon untuk selanjutnya berangkat menuju Jakarta dengan pesawat Kartika Airlines. Sebenarnya di Bandara Pattimura Laha ini Jafar sudah ditangkap, namun scenario yang telah dirancang oleh Penguasa Darurat Sipil Daerah Maluku yang ditetapkan sebelumnya adalah tidak menangkap Jafar Umat Thalib di wilayah Maluku. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya reaksi keras dari berbagai pihak terutama kalangan muslim yang akan melakukan penyerangan kelokasi lokasi Kristen di Ambon jika Jafar Umar Thalib sampai tertangkap. Pesawat akahirnya diterbangkan ke Ujung Pandang bersama sama dengan 45 orang anggota DPRD Maluku yang saat itu ikut berangkat ke Jakarta untuk menemui pemerintah pusat di Jakarta. Ketika pesawat mendarat di Ujung Pandang Jafar juga tidak ditangkap mengingat diluar bandara telah terjadi demo untuk menghalangi penahanan Jafar oleh anggota laskar jihad di Ujung Pandang . Akhirnya pesawat diterbangkan ke Surabaya dan scenario penangkapan Jafar akhirnya dilakukan di Surabaya sekitar jam 14.55 WIB. Di Surabaya walaupun terjadi demo dari kurang lebih 200 anggota laskar jihad yang menuntut agar Jafar Umar Thalib tidak ditangkap ,namun atas kemampuan pihak kepolisian Jawa Timur , Jafar akhirnya ditangkap dan kemudian diterbangkan dengan pesawat Garuda ke Jakarta, sedangkan 7 orang pengawalnya diamankan di Polda Jawa Timur. Proses penangkapan Jafar Umar Thalin tersebut mengakibatkan kota Ambon sejak pukul 15.30 Wit hingga malam hari terus tegang. Kelompok muslim yang semula mendengar informasi adanya penangkapan terhadap Jafar Umar Thalib di Bandara Pattimura langsung melakukan upaya penyerangan kewilayah komunitas Kristen dengan mencoba melakukan penyerangan dari arah Jl. AM Sangadji dan Tugu Trikora (sekitar gedung gereja Silo). Penyerangan dilakukan dengan jalan melakukan pelemparan batu yang diikuti dengan penembakan kearah kelompok Kristen. Aparat keamanan yang teridentifikasi berasal dari pasukan Armed 2 yang baru saja menempati lokasi tersebut beserta kepolisian segera melakukan tindakan pengamanan dan tidak henti hentinya mengeluarkan tembakan untuk membubarkan masa. Sementara masa Kristen terus melakukan pengamanan diwilayahnya masing masing untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyerangan kewilayah Kristen. Akibat insiden ini jatuh korban bersama dipihak kristen dan muslim. Tercatat dipihak Kristen 2 orang meninggal dunia masing masing Stenly Maitimu ((18 thn) dan Steven Kermatiyou (18 thn) , sedangkan 6 orang dari kelompok muslim mengalami luka luka diantaranya Irvan Haulussy (20 thn), Burhan Yapono (19 thn), Basuki (19 thn), Basri Suatrat (15 thn) dan Iwan. Tindakan aparat keamanan untuk membubarkan masa sempat meredam usaha penyerangan yang dilakukan masa muslim kewilayah Kristen. Namun beberapa saat kemudian mulai terdengar bunyi tembakan louncer yang ditembakan dari wilayah muslim yang diperkirakan dari arah Ponegoro kewilayah Kristen khususnya disekitar Waititar, Soa Ema Valanteyn dan sekitarnya. Loncer louncer yang ditembak kewilayah Kristen tersebut ada yang meledak dan melukai beberapa korban, tetapi ada juga yang tidak meledak, walaupun jatuh pada tempat tempat yang sangat rawan seperti didalam kamar tidur, dapur dan lain lain sebagainya. Tembakan louncer kewilayah pemukiman tersebut diatas diikuti dengan tembakan senjata api lainnya yang semakin gencar terutama saat SCTV menyiarkan penangkapan Jafar Umar Thalib di Surabaya pada siarannya jam 19.30 WIT atau jam 17.30 WIB . Tembakan tembakan tersebut sempat diantisipasi oleh aparat keamanan dengan tembakan balasan untuk menghadang penyerang muslim masuk kewilayah pemukiman Kristen.

Situasi tegang ini berlangsung hingga jam 03.00 WIT minggu dinihari. Dari hasil wawancara anggota tim investigasi kami dengan Kapolda Maluku Brigjen Soenarko DA, minggu tanggal 5 Mei 2002 diperoleh keterangan bahwa penyerangan yang dilakukan kelompok muslim kewilayah Kristen tersebut berkaitan dengan penangkapan Jafar Umar Thalib. Keterangan Kapolda ini tepat karena beberapa hari sebelumnya Jafar Umar Thalib saat berada di Ambon telah membakar semangat rakyat (kelompok muslim) untuk terus berperang jika terjadi penangkapan terhadap dirinya. Menurut Kapolda dalam insiden ini kurang lebih 2 orang meninggal dunia dan 26 orang mengalami luka luka, namun hingga saat ini belum teridentifikasi seluruhnya. Karena selain 2 orang yang meninggal dunia dan 5 orang yang mengalami luka luka sebagaimana disebutkan diatas, data lapangan membuktikan beberapa orang lainnya yang mengalami luka luka dalam insiden ini antara lain Luis Paays (50 thn), Marix Siahaya (15 thn), Corry Luopatty ( 36 thn), Abraham Soulissa, Constantinus Marlissa (44 thn), Roos Far Far (47 thn), Yun Kuan (40 thn), Frangky Verhagen ( 47 thn) , Mendry Hehanussa ( 25 thn), Aprilia Ralahalu ( 3 thn), Eduard Warkel ( 36 thn), Ny.Irene Thio ( 45 thn), Elizabeth Sandjaya ( 45 thn), Hari Kusumadjaya ( 45 thn), Yul Yunus (25 thn) ,Marhen Sihasale (18 thn) dan Jefry Pesolima. Diperkirakan para korban banyak dari kalangan Kristen akibat ledakan louncer yang ditembak jarak jauh dari pihak muslim kearah wilayah Kristen. Selain itu menurut Kapolda tim Gegana dari Polri yang khusus didatangkan dari Jakarta dalam insiden ini sempat menangkap 4 orang pelaku penembakan louncer dari pihak muslim , 2 diantaranya berada dalam keadaan luka luka yang masih menjalani perawatan di rumah sakit. Dalam pemeriksaan mereka telah mengakui perbuatan mereka dengan jalan melakukan penembakan louncer kelokasi lokasi pemukiman Kristen karena saat ditangkap mereka sementara membawa bahan peledak. Sejak jam 03.00 Wit minggu dinihari hingga Senin pagi ini didalam kota Ambon tidak lagi terdengar tembakan tembakan, namun masyarakat tetap berada didalam keadaan was was .Hal mana terbukti dengan jalan jalan dalam kota Ambon terlihat sangat sepi dan masyarakat memilih diam dirumah .Hal ini sangat beralasan karena adanya ancaman dari Panglima Laskar Jihad Jafar Umar Thalib yang telah mengumumkan perang rakyat semesta bagi kelompok muslim kepada kelompok kristen. Perlu ditambahkan bahwa dari 3 buah louncer yang ditembak kelokasi Kristen yang tidak meledak teridentifikasi masing masing dengan nomor serie 161 MK 2- Co 3/52 LOT 462 K-F-5/52 , nomor serie 2 MO C 3/52 K-F- 5/52 dan nomor serie 161 MK-2 Co 3/52 LOT 464 K-F-5/52.

Dusun Eri Desa Nusaniwe Tegang

Walaupun situasi dalam kota Ambon hingga senin pagi tidak terdengar lagi tembakan, namun pada kira kira jam 04.00 senin dini hari dusun Eri Desa Nusaniwe Kecamatan Nusaniwe Ambon (bagian timur selatan kota Ambon) kembali tegang. Pasalnya menurut penjelasan kepala Desa Nusaniwe Drs Ruben Latuari pada kira kira jam 04.00 wit ketika 5 orang warga dusun yang berjaga jaga didusun tersebut hendak membeli rokok, mereka menjebak 1 buah speed boad telah merapat dan menurunkan para penyusup dilokasi desa tersebut tepatnya diujung Dusun Eri arah dari Desa Amahusu dengan berpakaian celana loreng , berkaos hitam dengan senjata lengkap. Kelima warga dusun tersebut setelah melihat para penyusup kemudian berteriak dan penyusup yang berjumlah kurang lebih 8 orang itu kemudian mengeluarkan tembakan beruntun kearah warga. Tembakan tersebut berlangsung kurang lebih 10 menit. Mendengar ada tembakan warga dusun Eri terbangun dan salah seorang aparat keamanan yang juga penduduk setempat mengeluarkan tembakan dari arah gereja dan walaupun tembakan tersebut berjarak kurang lebih 2 km dengan penyusup, namun sempat mengagetkan penyusup yang kemudian melarikan diri dengan speed boad yang oleh penduduk dipantau menuju kearah Desa Laha atau Kota Jawa. Menurut informasi yang disampaikan oleh kepala Desa Nusaniwe dilokasi penyusupan tersebut ditemukan berbagai jenis selongsong peluru diantaranya untuk jenis senjata AK, Jungle, SS1 maupun MK3. Sementara itu menurut beliau speed boad yang dipergunakan penyusup saat akan merapat kedarat, mesinnya dimatikan sehingga masyarakat tidak mendengar adanya suara mesin ketika speed boad merapat menurunkan penyusup kedarat. Kelihatannya scenario kasus Soya tanggal 28 April 2002 terus dikembangkan untuk tetap mengacaukan Maluku dan membunuh umat Krsiten.

Sala Waku Maluku
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/kariu67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044