Sala Waku Maluku
Situasi Ambon Hingga Tanggal 15 Mei 2002
Situasi Ambon sejak tanggal 12 Mei s/d 15 Mei 2002 sedikit mulai menghangat
dengan terjadinya berbagai insiden dikota Ambon.
Dari hasil pemantauan di lapangan, peledakan bom dan berbagai upaya penyerangan
yang dilakukan oleh kelompok muslim masih saja dilakukan. Hal ini terbukti dengan
adanya upaya untuk melakukan penyerangan oleh kelompok muslim yang berada di
sekitar Ponegoro ke arah pemukiman Kristen di sekitar Mangga Dua.
Dari hasil investigasi di lapangan, dikethui pada hari minggu tanggal 12 Mei 2002 kira
kira jam 16.45 WIT saat warga Mangga Dua bersama aparat keamanan dari Yonif TNI
741/Udayana sedang membersihkan halaman rumah-rumah yang baru dibangun
akibat dibakar oleh perusuh muslim pada bulan Juli 2001 yal., tiba-tiba datang
seorang laki-laki berjenggot panjang (diduga kelompok laskar jihad) dari arah
Ponegoro yang kemudian melarang warga untuk tidak boleh melakukan kegiatan
pembersihan dengan alasan tanah tersebut adalah milik warga muslim Ponegoro.
Warga kemudian menjelaskan bahwa tanah tersebut milik warga Kristen Mangga
Dua. Bersamaan dengan itu terdengar bunyi ledakan bom dari arah pemukiman
muslim Ponegoro yang mengakibatkan warga khususnya perempuan dan anak anak
yang ikut membersihkan lokasi tersebut lari meninggalkan lokasi.
Menghadapi situasi tersebut, aparat keamanan dari kesatuan TNI Yonif 741
mengeluarkan tembakan peringatan. Tembakan tersebut tidak mengurangi niat dari
perusuh muslim, dimana perusuh terus melemparkan bom ke arah aparat keamanan.
Pelemparan bom tersebut mengakibatkan seorang aparat keamanan atas nama Pratu
Erdianto terkena serpiham bom di bagian paha. Selain itu perusuh juga teridentifikasi
melakukan penembakan kearah aparat dan masyarakat Mangga Dua.
Akibat ledakan bom yang akhirnya mengena aparat keamanan, aparat TNI dari Yonif
741 Udayana, Armed I Brawidjaja dan pasukan pemukul dari Yonif 503/Kostrad
langsung melakukan penyisiran dikawasan tersebut yang akhirnya berhasil menahan
8 orang, yaitu 2 orang warga setempat dan 6 orang yang diduga berasal dari
kelompok laskar jihad. Selain itu juga disita dari tangan perusuh 1 buah pistol, 1
senjata laras panjang SKS, 1 buah senjata rakitan dan sejumlah bom rakitan lainnya.
Bersamaan dengan itu bom juga dilemparkan ke kawasan pemukiman Kristen di
wilayah Batu Gantung yang diduga dilemparkan dari sebuah mobil yang melintasi
kawasan tersebut dengan No. Pol. DE 603. Sementara itu pada jam 21.30 Wit rumah
dinas DPRD Maluku yang dihuni oleh Thamrin Elly anggota DPRD Maluku dan ketua
delegasi muslim yang mengikuti perundingan di Malino yang terletak di kawasan
kebun Cengkih Ambon dibakar habis oleh kelompok muslim. Diduga pembakaran
tersebut karena Thamrin Elly saat ini sementara berjuang dengan tokoh tokoh Maluku
lainnya untuk mendamaikann kelompok kelompok yang bertikai di Maluku.
Tindakan brutal kelompok muslim tersebut dilanjutkan dengan pembakaran kapal
cepat (speed boat) Mutiara milik Pemerintah Daerah Maluku pada jam 03.00 WIT
Senin dinihari yang mengakibatkan kapal tersebut terbakar habis.
Selain insiden-insiden di atas, kegaiatan sweeping senjata mulai dilakukan secara
ketat di wilayah kota Ambon. Namun masyarakat kota Ambon merasa kecewa
dengan cara cara sweeping yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap
masyarakat. Di kawasan Mardika kegiatan sweeping dilakukan terhadap kelompok
muslim dengan jalan menutup seluruh ruas jalan yang mengakibatkan masyarakat
terpaksa menggunakan jalur laut dengan speed boat untuk menghindariurusan
dengan aparat keamanan di darat. Akibatnya rasa kekesalan mereka tersebut
diungkapkan dengan jalan kekerasan, yaitu membakar dan menghancurkan pasar
baku bae yang terletak di kawasan depan hotel Amans Mardika Ambon.
Selain itu pada hari senin malam tanggal 13 Mei 2002 terjadi kontak senjata antara
kepolisian dan Kopassus TNI-AD di depan kompleks coker Kudamati. Manurut data
data yang dikumpulkan di lapangan, saat itu aparat kepolisian akan melakukan
penangkapan terhadap Berthy Loupatty (pimpinan Coker) dengan beberapa orang
anak buahnya yang diduga terlibat dalam konflik Maluku, namun upaya kepolisian itu
dihalangi oleh pasukan Kopassus yang selama ini dekat dengan Berthy Loupatty dan
Coker. Akhirnya terjadi kontak senjata antara pihak petugas kepolisian dari Polda
Maluku dan Kopassus. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti perkembangan
dari kasus tersebut.
Kegiatan sweeping juga dilakukan hari Selasa tanggal 14 Mei 2002 dikawasan
Kudamati dengan sasaran rumah ketua eksekutif FKM Alex Manuputty serta
beberapa warga lainnya. Sweeping tersebut dilakukan secara brutal dengan
membongkar rumah-rumah penduduk, termasuk plafon rumah, dan barang-barang
yang berada di dalam rumah penduduk secara tidak manusiawi. Akibat tindakan ini
masyarakat kemudian melakukan protes terhadap aparat keamanan. Insiden-insiden
di atas mengakibatkan Ambon masih tetap rawan. Walaupun masyarakat tetap
melakukan aktivitasnya, tetapi semua aktivitas dilakukan dalam keadaan was-was
akibat kondisi Ambon yang sulit diprediksi setiap saat.
Tabaos Marinyo
Sala Waku Maluku
|