The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Ja'far Diduga Terlibat Insiden Soya


Suara Karya, Selasa, 7 Mei 2002

Ja'far Diduga Terlibat Insiden Soya

Selasa, 7 Mei 2002

JAKARTA (Suara Karya): Kapolri Jenderal Pol Da'i Bachtiar menyebutkan, berdasar rangkaian peristiwa yang terjadi, Panglima Laskar Jihad Ja'far Umar Thalib diduga kuat terlibat insiden Soya. "Itu merupakan delik formal. Artinya, begitu itu diucapkan dan ada tanda menghasut, itu sudah cukup. Soal pembuktian, mari kita lihat di pengadilan," ujar Kapolri di Jakarta, Senin. Dia menegaskan, Polri siap menghadapi kemungkinan pihak Ja'far Umar melakukan praperadilan.

Tapi menurut Panglima Tertinggi Front Pembela Islam (FPI) Habib Riziq Shihab, penangkapan Ja'far Umar memiliki muatan politik kental. Penilaian senada juga diutarakan Ketua Umum Himpunan Pekerja Muslim Seluruh Indonesia Egi Sudjana. Penangkapan Ja'far Umar, ujarnya, merupakan order AS dan sekutunya.

Polri sendiri membantah bahwa penangkapan Ja'far Umar ini merupakan bagian grand strategy (strategi utama) penangkapan tokoh-tokoh Islam garis keras di Indonesia. "Polri tidak punya grand strategy menangkap tokoh-tokoh Islam. Kepolisian hanya menangkap para pelaku tindak pidana. Ja'far Umar telah melakukan tindakan pidana, yaitu melakukan penghasutan, menyebarkan kebencian, dan menghina Presiden," kata Kabahumas Polri Irjen Pol Saleh Saaf di Jakarta, Senin.

Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Ustadz AW Polpokke, pidato Ja'far Umar memang meresahkan. Dalam audiensi rombongan tokoh-tokoh Maluku dengan Komisi I DPR di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin sore, Polpokke mengaku sempat mendengarkan pidato Ja'far. Isi pidato tersebut dia nilai meresahkan serta melecehkan perjanjian Malino II.

"Siapa pun yang berbuat kekerasan di Maluku harus ditindak sesuai hukum. Perbuatan Ja'far jelas-jelas menentang perjanjian Malino II yang menginginkan perdamaian di Maluku," tandas Polpokke.

Delegasi masyarakat Ambon yang datang ke DPR itu sendiri menilai pemerintah pusat tidak serius menginginkan Maluku damai. Indikasinya, ujar mereka, pemerintah pusat tidak serius mengimplementasikan perdamaian Malino II. Pokja hukum tidak jalan, sehingga masalah-masalah yang terkait tidak terselesaikan. Tim Investigasi Independen Nasional pun belum juga dibentuk.

Menhan Matori Abdul Djalil pun menyatakan bahwa penangkapan Ja'far Umar sudah dikomunikasikan dengan kabinet. Selama ini, katanya, Ja'far dituduh melakukan penghasutan dan memunculkan permusuhan.

"Saya yakin tindakan kepolisian sudah benar, karena sebelum mereka melakukan itu sudah ada fakta dan data yang dikonsultasikan dengan kabinet. Tidak ada rekayasa politik. Kita ingin law enforcement ditegakkan," beber Matori kepada pers usai menyambut kedatangan PM Selandia Baru di Istana Merdeka, kemarin.

Soal penegakan hukum, Kadiv Sipol LBH Yogyakarta Budi Hartono SH mengingatkan, bila dalam pemeriksaan pihak Kepolisian tak menemukan bukti keterlibatan Ja'far Umar dalam kasus penyerangan ke Soya, dia harus segera dibebaskan. "Polisi juga harus bersikap adil dengan cepat-cepat menangkap dan mengadili para aktifis Republik Maluku Selatan (RMS) yang jelas-jelas menjadi pemicu kerusuhan terakhir di Ambon," katanya.

Sementara Matori membantah bahwa penangkapan Ja'far ini merupakan pesanan pihak luar negeri. "Ngapaian kita belain rakyat sendiri kok tunggu perintah Amerika. Yang mati 'kan temen-temen kita," katanya.

Matori mengingatkan agar segala soal tidak dipolitisasi. Kini, katanya, banyak orang bicara mengatasnamakan HAM dan agama. Tetapi itu untuk kepentingan politik sendiri, sehingga yang jadi korban adalah rakyat kecil.

Matori meminta para pendatang, entah Kristen maupun Islam, segera keluar dari Maluku guna menghindari ketegangan di wilayah tersebut. Sependapat dengan Matori, Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Edy Sudrajat juga mengatakan, konflik yang terus berlangsung di Ambon adalah akibat keterlibatan sejumlah pengacau yang datang dari luar daerah dan dikemas dalam nuansa agama.

Sementara itu Sekretaris Badan Imarah Muslim Maluku, Nasir Rahawarin, meminta Komnas HAM membuat pedoman (guide line) bagi aparat keamanan di Ambon agar tidak ragu dalam menjalankan tugas. Menurut dia, jangan sampai aparat keamanan takut melaksanakan tugas hanya karena persoalan HAM. (K-2/H-3/I-1/S-20/KM-4/B-1)
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/kariu67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044