SUARA PEMBARUAN DAILY, Senin 8/4/2002
Orang Asli Ambon Z dan OP Tersangka Pelaku Pengeboman di
Ambon
JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Da'i Bachtiar mengatakan, aparat kepolisian saat ini
sedang memburu dua orang asli Ambon yang berinisial Z dan OP yang diduga
sebagai pelaku pengeboman di Ambon, pekan lalu.
''Dari 13 saksi yang diperiksa, dua nama itu yang diduga sebagai pelaku. Kita sedang
cari sekarang,'' kata Kapolri menjawab pertanyaan wartawan sebelum mengikuti
sidang Kabinet di Gedung Utama Sekreta- riat Negara, Jakarta Senin (8/4).
Lebih jauh Kapolri mengatakan, pihaknya telah memerintahkan kepada Kapolda di
Maluku untuk menyebarkan foto kedua buronan tersebut. Kalau tidak ada fotonya
supaya digambar lalu disebarkan kepada masyarakat supaya masyarakat bisa
membantu pencarian kedua buronan itu.
Selain itu, Kapolri juga mengatakan, aparat kepolisian setempat juga melakukan
analisa dan penyelidikan terhadap kelompok-kelompok yang sementara ini tidak
menerima perjanjian Malino sebagai upaya mengatasi masalah di Maluku. Terhadap
tokoh-tokoh yang tidak menerima ini juga dilakukan pemeriksaan.
''Kalau nanti cukup fakta hukum yang ditemukan antara peristiwa pengeboman itu
dengan dua orang yang dicurigai dan kelompok-kelompok yang sementara ini
menolak, proses hukum pasti dilakukan,'' kata Kapolri.
Melarikan Diri
Dari ke-13 saksi yang diperiksa aparat kepolisian menunjukkan bahwa kedua buronan
ini yang meminjam mobil Kijang untuk melakukan pengeboman. Selain itu, waktu
melarikan diri bertemu dengan sejumlah orang sehingga timbul pertanyaan kenapa
kedua orang ini mesti melarikan diri.
Secara khusus Kapolri menggarisbawahi untuk saat ini upaya yang paling penting
adalah bagaimana dua komunitas yang sedang berkonflik di Maluku ini tidak
melakukan konflik baru dan itu sudah cukup baik dilakukan oleh aparat setempat.
Yang perlu dilakukan sekarang adalah bagaimana kasus terakhir ini ditindak lanjuti
dengan proses penyelidikan dan penyidikan.
Sebelumnya Kapolri bersama sejumlah pejabat tinggi negara lainnya , Minggu,
menyaksikan pemusnahan ribuan senjata api rakitan, basoka, bom, amunisi, serta
panah-panah wayar serta parang dan tombak di Lapangan Merdeka, Ambon.
Selain Kapolri, para pejabat yang hadir dalam pemusnahan senjata itu, antara lain
Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Laksamana Widodo AS,
serta Mendagri Hari Sabarno.
Pemusnahan senjata, yang berlangsung pukul 15.00 WIT itu, dilakukan dengan
menggunakan alat berat sejenis eskavator untuk menggilas senjata-senjata itu agar
hancur sehingga memudahkan proses pembakaran.
Senjata-senjata yang mulai hancur itu selanjutnya disiram dengan minyak tanah.
Menko Polkam mengawali penyulutan api ke tumpukan senjata yang hancur tersebut,
menyusul kemudian Panglima TNI dan Kapolri melakukan penyulutan yang sama.
Pada saat api memulai membakar tumpukan senjata itu tidak terjadi sesuatu yang
mengkhawatirkan, namun ketika api mulai membesar terjadi ledakan-ledakan dari
tumpukan bekas senjata itu.
Para pejabat menutup kuping dan bergegas meninggalkan lokasi pembakaran ketika
tumpukan yang mulai dilalap api itu mengeluarkan suara ledakan. Mereka
beramai-ramai lari meninggalkan lokasi pembakaran.
Tentara, polisi dan aparat lainnya serta masyarakat juga berlarian menjauh dari lokasi
itu, bahkan masyarakat yang semula menyaksikan pembakaran dari jarak sekitar 100
meter kemudian membubarkan diri.
Menko Polkam kepada pers menegaskan, siapapun yang coba-coba menghalangi
Perjanjian Malino II akan ditindak tegas.
"Apapun yang terjadi, walaupun ada pembakaran kantor gubernur, Perjanjian Malino II
tetap berjalan," kata Menko Polkam menambahkan.
Sementara Gubernur Maluku kepada pers juga mengatakan, pelaku pembakaran
Kantor Gubernur dan peledakan bom yang menyebabkan enam orang meninggal dan
51 orang luka-luka tetap diusut.
Dari Ambon dilaporkan, ketika sedang dilakukan pembakaran, ada sekelompok orang
yang meneriakkan yel "hidup RMS" dan "Hidup Menamuria". RMS adalah singkatan
dari Republik Maluku Selatan, sedang Menamuria merupakan bahasa Alifuru
(penduduk asli Pulau Seram) yang berarti "depan belakang sama-sama tajam".
Menginap
Para pejabat asal Jakarta selain menyaksikan pemusnahan senjata juga melakukan
pertemuan tertutup di kediaman gubernur di Mangga Dua, Ambon.
Para pejabat dengan menggunakan kendaraan juga sempat meninjau lokasi Kantor
Gubernur dan melihat puing-puing bekas Kantor Gubernur. Mereka melakukan
peninjauan dalam pengawalan ketat.
Semua pejabat itu menginap di Ambon dan ada pula tim khusus yang akan tetap di
Ambon untuk meneliti penyebab peledakan bom dan pembakaran Kantor Gubernur.
Situasi kota Ambon sepanjang Minggu relatif tenang dan aktivitas berjalan seperti
biasa. (M-11/W-8/Ant)
Last modified: 8/4/2002
|