The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Mega Bersikap Lunak terhadap Kelompok Militan


SUARA PEMBARUAN DAILY, Jumat, 12/4/2002

Mega Bersikap Lunak terhadap Kelompok Militan

JAKARTA - Mantan Presiden Indonesia, Abdurrahman Wahid, saat melakukan kunjungan dua hari di Melborne, Australia, Kamis (11/4), berpendapat Presiden Megawati Soekarnoputri masih bersikap lunak terhadap kelompok-kelompok militan di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus bersikap tegas terhadap kelompok-kelompok ekstrem dan mau bekerja sama dengan dunia internasional dalam menekan kelompok-kelompok militan seperti itu.

Namun, Wahid mengatakan, Amerika Serikat atau negara-negara di Asia Tenggara lain tidak dapat mendikte Indonesia, terutama dalam hal menangani kelompok-kelompok militan.

''Indonesia diatur oleh orang-orang yang berpikiran sempit soal nasionalisme. Itu sama saja dengan 'serangan' terhadap urusan dalam negeri Indonesia,'' katanya.

Oleh karena itu, intelektual Indonesia, terutama dari kalangan Muslim, mempertegas sikap mereka terhadap Barat. Mereka juga lantas menentang modernisasi pada beberapa dekade lalu.

Wahid juga mengatakan, meski Megawati menentang kelompok-kelompok ekstrem, ia tidak melakukan apa pun untuk menghentikan sepak terjang kelompok itu. Untuk itu, ia meminta Presiden Megawati mengambil sikap tegas dalam menghadapi kelompok-kelompok garis keras itu. Bila perlu, kelompok-kelompok seperti itu dibubarkan, terutama kelompok yang terkait berbagai kerusuhan di dae-rah, seperti di Ambon.

FKM

Mengantisipasi aktivitas Front Kedaulatan Maluku (FKM) yang berencana menaikkan bendera Republik Maluku Selatan (RMS) 25 April mendatang, Kapolda Maluku Brigjen Polisi Soenarko Danuardianto kepada Pembaruan, di Ambon, Jumat (12/4) siang mengatakan, pihaknya bersama Panglima Kodam Pattimura tetap menegakkan supremasi hukum dengan menindak setiap pelaku penaikan bendera tersebut.

Demi pemulihan keamanan di Maluku, pihaknya tidak ragu-ragu mengambil langkah tegas termasuk pengamanan lokasi pengibaran bendera. Kapolda mengatakan, Pangdam Pattimura telah mengatur dan menyusun reposisi kekuatan di titik-titik tertentu seputar lokasi pengibaran bendera.

Sementara itu, Wakil Ketua FKM, Semi Waileru, SH, Kamis sore dilaporkan ditangkap pihak kepolisian dan diperiksa secara intensif. Menanggapi berita itu, Gubernur Maluku Saleh Latuconsina kepada Pembaruan menjelaskan bahwa Waileru hanya diperiksa.

Gubernur menambahkan, pihaknya tetap dalam koridor menegakkan supremasi hukum, akan mengambil tindakan bagi siapa saja yang melawan pemerintah. Mengantisipasi peristiwa akhir April itu, Gubernur mengatakan, semua kekuatan akan dikerahkan agar tidak terjadi insiden.

Berkaitan dengan rencana sekelompok masyarakat yang akan mengibarkan bendera RMS, dari Jakarta dilaporkan, Kapolri menegaskan aparat keamanan sudah melarang kegiatan yang berkaitan dengan RMS karena melanggar hukum.

Untuk mengantisipasi rencana pengibaran bendera tersebut, pihak kepolisian akan memanggil aktivis RMS untuk diajak bicara. Tindakan baru akan diberikan jika mereka tidak menurut.

Berkaitan dengan RMS itu Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono menggarisbawahi, gerakan separatisme di Indonesia harus dihentikan. Pemerintah sudah sangat tegas dan jelas sikapnya.

Di tempat terspisah, Koordinator Forum Ekseponen (Forek) 98 Feisal Assegaf mengingatkan pemerintah agar tidak pandang bulu menghadapi semua upaya mengacaukan situasi di Maluku. Pemuda asal Maluku itu mengingatkan, masyarakat Maluku sebenarnya sudah jenuh bertikai.

''Tangkap dan adili semua pihak yang menciptakan kerusuhan di tanah kami dan bukan hanya sibuk menangkapi pelaku langsung kerusuhan di lapangan,'' ujarnya.

Berkaitan dengan memanasnya kembali situasi di Maluku, Kepala Divisi Hak-Hak Sipil dan Politik, Mulyadi Goce berpendapat, pemerintah terkesan tidak mengetahui fakta dan akar permasalahan konflik di Maluku. Hal itu terlihat dari sikap pemerintah yang hanya sibuk menghujat tanpa mampu mengungkap inti persoalan sebenarnya.

Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan, rasa aman sulit diwujudkan dan konflik sulit dihentikan di wilayah Maluku jika penduduk masih senang menyimpan senjata api, bom rakitan, dan masih ada provokator yang dilindungi. (AP/Ant/M-11/O-1/VL/A-18)

Last modified: 12/4/2002
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044