SUARA PEMBARUAN DAILY, Senin, 13 Mei 2002
Tindak Tegas FKM dan Laskar Jihad
Situasi Ambon Kembali Tegang
AMBON - Situasi Ambon kembali tegang menyusul dua ledakan pada Minggu (12/5)
sekitar pukul 21.00 WIT di rumah Thamrin Elly, Ketua Delegasi kelompok Muslim
pada pertemuan Malino II, di kawasan Ponegoro dan Senin (13/5) pukul 02.00 WIT di
kompleks Pelabuhan Navigasi Ambon. Tidak ada korban jiwa dalam kedua ledakan
tersebut. Namun, sebuah speed boat milik Pemerintah Daerah Tingkat I Maluku yang
sedang berlabuh di Pelabuhan Navigasi terbakar.
Sebelum aksi peledakan speed boat, sejak Minggu petang sudah terjadi aksi
pelemparan bom di kawasan perbatasan Ponegoro-Manggadua. Akibatnya, satu
anggota TNI dari Yonif 741/Udayana luka-luka. Menyusul peristiwa tersebut, aparat
keamanan melakukan penyisiran dan berhasil menahan sedikitnya tujuh orang yang
kedapatan membawa beberapa jenis senjata tajam dan bom.
Pada Minggu pukul 21.00 WIT rumah Thamrin Elly di kawasan Kebun Cengkeh,
sekitar satu kilometer dari Kota Ambon dibakar oleh orang yang tidak dikenal. Belum
diketahui apa motif peledakan tersebut. Saat peledakan itu terjadi, Thamrin Elly
sedang tidak berada di rumah.
Sementara itu, Ketua Forum Baku Bae Ichsan Malik saat dihubungi Senin (13/5)
siang mengatakan, aksi kekerasan yang kembali terjadi di Ambon kemarin
menunjukkan ada pihak yang ingin supaya konflik Ambon terus berlangsung.
Menurut dia, aksi peledakan bom kemarin bukan merupakan aksi yang dilakukan
masyarakat Kristen dan Islam yang selama ini bertikai.
Sebab, baik kelompok Kristen maupun Islam berkeinginan supaya konflik berakhir.
Ketika ditanya tentang aktor intelektual aksi kekerasan yang kembali terjadi di
Ambon kemarin, Ichsan mengatakan, kemungkinan besar FKM yang dinilai pion
kelompok separatis Republik Maluku Selatan (RMS) dan Laskar Jihad berada di balik
aksi pengeboman tersebut. Sebab, setelah penyerangan Desa Soya beberapa waktu
lalu, kedua kelompok ini potensial memicu kerentanan masyarakat. Karena itu, dia
setuju kalau kedua kelompok itu diambil tindakan tegas secara hukum.
Dia menambahkan, penyelesaian masalah Ambon saat ini sangat tergantung pada
pemerintah. Sebab, masyarakat baik dari kelompok Kristen dan Islam tidak ingin
konflik ini terus berlanjut.
Laporan yang diperoleh sumber Pembaruan, Senin (13/5) pagi, menyebutkan,
Gubernur Maluku Saleh Latuconsina sebagai Penguasa Darurat Sipil Daerah (PDSD)
sudah dua kali menyampaikan larangan kepada Forum Kedaulatan Maluku (FKM)
agar tidak melakukan kegiatan. Pihaknya sedang melakukan upaya hukum dan
meminta menghentikan semua kegiatannya.Gubernur akan meminta FKM
membubarkan diri karena organisasi ini tidak terdaftar secara resmi pada Sospol
Setda Maluku. Sumber tersebut juga menyebutkan, pihak PDSD akan meminta
aparat keamanan mengambil langkah tegas terhadap Laskar Jihad.
Diakui, PDSD telah memiliki aturan tentang orang luar Maluku, khususnya penertiban
penduduk. Namun, langkah-langkahnya belum ditentukan karena harus menerima
masukan yang jelas.
Dituntaskan Bulan Ini
Sementara itu, akhir pekan lalu, Kapolda Maluku, Brigjen Polisi Soenarko DA, kepada
pers di Mangga Dua, Ambon, mengakui, kegiatan pada jajaran penyidik Polri saat ini
difokuskan pada tokoh FKM, Alex Manuputty, Semmy Waeleruny dan 19 tersangka
lainnya. Di antara mereka, 15 orang ditahan di Ambon dan 4 lainnya di Masohi,
Maluku Tengah. Ditargetkan, dalam bulan ini kasusnya tuntas. Sedangkan, kasus
Soya masih dikembangkan.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR-RI, Soetardjo Soerjogoeritno yang berkunjung ke
Maluku, Sabtu, menjelaskan, dirinya puas mendapatkan keterangan langsung dari
PDSD. Semua masukan akan digodok di Jakarta. Yang dibicarakan dalam kunjungan
itu adalah masalah keamanan, FKM, dan Laskar Jihad.
Dari Yogyakarta, Sabtu (11/5), Ketua MPR-RI, Prof Dr Amien Rais mengatakan, kata
kunci untuk penyelesaian masalah Ambon adalah tegaknya keadilan. Karena itu,
orang luar yang masuk ke Ambon dan Maluku harus segera meninggalkan wilayah
itu, agar kehidupan yang harmonis antarpemeluk agama yang pernah menjadi
keteladanan di dunia internasional itu segera pulih kembali.
Yang berada di kawasan konflik Maluku saat ini bukan hanya Laskar Jihad, tapi juga
orang-orang dari RMS. (Ant/AD/037/VL)
----------------------------------
Last modified: 13/5/2002
|