The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Sabtu, 28 Desember 2002

Pengungsi Maluku Tidak Dibantu Lagi

Ambon, Kompas - Pengungsi Maluku yang berada di beberapa lokasi penampungan tidak lagi menerima bantuan dan jaminan hidup dari pemerintah sejak tahun 2002.

"Kalaupun ada yang diberikan tahun 2002, itu adalah sisa- sisa penyaluran tahun 2001," kata Asisten II Sekretaris Provinsi Maluku Djafar Soamole di Ambon, Maluku, Jumat (27/12). Djafar saat ini mengepalai Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanganan Pengungsi Maluku.

Sebelumnya, bantuan dan jaminan hidup dari pemerintah yang diberikan kepada pengungsi di penampungan yang disebut tanggap darurat berbentuk uang lauk Rp 1.500 per jiwa per hari dan beras 400 gram per jiwa per hari.

"Sejak 2002, tidak ada lagi bantuan berupa tanggap darurat. Tanggap darurat sudah selesai 2001. Tahun 2002 ini masuk pada tahap pemulangan. Jadi, kalau pemerintah bicara akan menghentikan bantuan kepada pengungsi di penampungan, itu bukan 'akan' lagi, tetapi memang sudah dihentikan sejak tahun 2002," ujarnya.

Sejumlah pengungsi korban kerusuhan yang dijumpai di kawasan Halong dan di kawasan Waihaong, Ambon, menuturkan, mereka tidak merasa keenakan dengan hidup dari bantuan pemerintah. Kalaupun mereka belum juga kembali ke rumah mereka semula, itu karena trauma mendalam atas rangkaian kerusuhan yang mereka alami.

"Rumah dan harta benda saya sudah habis terbakar saat kerusuhan tahun 1999. Saya sekeluarga selamat hanya dengan pakaian yang menempel di badan. Sekarang saya belum berani kembali. Sekalipun pemerintah bilang keamanan sudah terjamin, pemerintah tidak tahu bagaimana trauma yang torang (kami) rasakan. Untuk menangis pun kami sudah tidak bisa, air mata sudah kering," kata Ny Maimunah Latuconsina (47), pengungsi asal Karangpanjang yang mengungsi di Waihaong.

Selesai 2003

Sementara dari Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), dilaporkan, meski sempat tertunda, penyelesaian persoalan pengungsi korban kerusuhan sosial Sambas dipastikan akan selesai pada tahun 2003. Dana untuk itu sudah tersedia dari pemerintah pusat, tetapi pemerintah provinsi juga mengantisipasinya dengan merevisi beberapa mata anggaran di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Dinas Sosial setempat.

Wakil Ketua Tim Penanganan Pengungsi Pasca-Kerusuhan Sosial Sambas Kalbar Yakob Muchsin di Pontianak, Jumat, menyatakan, jumlah pengungsi yang ada di barak pengungsian saat ini tinggal 515 keluarga. Mereka ditampung di Desa Marhaban, Kecamatan Tujuhbelas, Kabupaten Singkawang. (FEY/FUL)

Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/kesui2001
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044