KOMPAS, Minggu, 29 Desember 2002
Istri Direktur Elsham Papua Ditembak di Perbatasan RI-PNG
Jayapura, Kompas - Istri Direktur Lembaga Studi dan Advokasi Hak Asasi Manusia
(Elsham) Papua, Ny Else Bonay Rumbiak (30), bersama anaknya Mariana Bonay
(12) dan Ny Yeni Ireuw Meraudje tertembak di perbatasan Jayapura-Papua Niugini
(PNG) saat dalam perjalanan dari Jayapura menuju Vanimo (PNG). Para korban
mengalami luka tembak di bagian paha kiri dan kanan, serta kaki.
Kepala Kepolisian Resor (Polres) Jayapura Ajun Komisaris Besar Totok Kasmiarto di
Jayapura, Sabtu (28/12), membenarkan kejadian itu, namun belum memberi
keterangan rinci karena tidak ada anggota polisi yang berjaga di perbatasan.
"Besok (Minggu), saya akan memimpin tim mengolah tempat kejadian perkara (TKP).
Dari sana kami dapat menghimpun data dan keterangan secukupnya untuk
memastikan siapa sesungguhnya pelaku penembakan itu. Tetapi, dugaan sementara
penembakan itu dilakukan sipil bersenjata yang beroperasi di daerah perbatasan itu,"
kata Kasmiarto.
Dua pekan lalu kelompok sipil bersenjata yang menamakan diri Organisasi Papua
Merdeka (OPM) menyerang pos TNI di perbatasan termasuk pejabat Provinsi Papua
yang melintas di daerah itu. Dalam aksi kontak senjata dengan TNI di pos
perbatasan, dua anggota OPM luka parah dan menjalani perawatan di Vanimo, PNG.
Direktur Elsham Papua Johanis Bonay saat menjaga istri dan anaknya yang sedang
menjalani operasi di Rumah Sakit TNI AD Martin Indey di Jayapura mengatakan,
istrinya Ny Else Bonay Rumbiak dan putrinya Mariana Bonay bersama sembilan
anggota keluarga menumpang mobil jenis mikrolet milik Bina Marga Dinas Pekerjaan
Umum Papua. Perjalanan itu dikoordinir Albert Meraudje yang ikut dalam mikrolet
tersebut.
Kepergian rombongan Ny Else ke Vanimo untuk bersilaturahmi dengan anggota
keluarga yang tinggal di Vanimo. Kegiatan itu sering dilakukan setiap pasca-Natal
dan Tahun Baru. Di pos penjagaan TNI perbatasan RI-PNG pukul 08.30 WIT, mereka
melapor. Setelah itu meneruskan perjalanan ke Vanimo, ibu kota Provinsi Sandaun,
PNG.
Ketika mikrolet tersebut masuk zona netral tepatnya pada tulisan "Selamat Datang
pada Daerah Netral", pintu gerbang masih tertutup. Kemudian sopir Wempi Hanasbey
memutar mobil kembali ke pos TNI untuk menyampaikan tertutupnya pintu gerbang
tersebut.
"Saat sopir Wempi belok kanan, sekitar tiga meter di depan Kantor Imigrasi tiba-tiba
terdengar rentetan tembakan dari arah kiri, dari dalam hutan, mengenai mobil yang
ditumpangi. Rentetan tembakan itu menembus mobil kemudian mengenai paha kanan
Ny Else tembus paha kiri. Sementara Mariana Bonay terserempet peluru di bagian
pundak," kata Bonay.
Selain Else dan anaknya Mariana, tembakan itu juga mengenai Ny Yeni Ireuw
Meraudje di bagian tempurung lutut kiri dan kanan. Kaki korban tidak dapat
digerakkan sama sekali.
Di depan Kantor Imigrasi, sopir menghentikan mobil dan memerintahkan semua
penumpang turun dan merayap menuju kantor Imigrasi. Ternyata dua korban di dalam
mobil mengalami luka tembak dan tidak dapat turun dari mobil.
Beberapa kantor pemerintah di perbatasan itu termasuk Kantor Imigrasi sudah tidak
dihuni sejak penyerangan OPM terhadap Kepala Badan Perbatasan Provinsi Papua,
dua pekan lalu di lokasi yang sama.
Wempi kemudian melapor ke Pos TNI di perbatasan. Laporan itu diterima Pratu LP
Novat. Pihak TNI kemudian memberikan pertolongan pertama dengan memberikan
suntikan untuk menghentikan pendarahan.
Kemudian, atas bantuan TNI ketiga korban dan rombongan dibawa ke Rumah Sakit
TNI AD Martin Indey di Jayapura. Kini, ketiga korban sedang dirawat di rumah sakit
itu.
Sumber dari Serse Polres Jayapura menyebutkan, di TKP ditemukan sekitar 28
selongsong peluru dari berbagai jenis. Tetapi peluru yang mengenai tubuh dari ketiga
korban tidak ditemukan satu butir pun. (KOR)
Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
|