The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Manado Post Online


Manado Post Online, 16 Januari 2003

Mobil Dibakar, Pastor Cedera
Polri Usut Pembakaran Mobil Keuskupan Amboina

AMBON - Ini perkembangan terbaru dari kasus bom Ambon yang terjadi Selasa (13/1) lalu. Ternyata, penumpang mobil milik Keuskupan Amboina yang dibakar massa dalam insiden di Batu Merah ketika itu adalah Pastor Edo Besembun MSC yang bertugas di Keuskupan Amboina. Sedangkan sopir yang sempat dihajar massa dan kena serpihan bom adalah Agus Serlury, staf Radio Merpati Keuskupan Amboina. Petugas sendiri mengaku terus mengusut peristiwa pemboman disertai aksi pembakaran mobil Keuskupan tersebut. Pengusutan difokuskan pada kecurigaan terkaitnya ledakan dengan kehadiran tokoh RMS (Republik Maluku Selatan) yang dilaporkan berada di Ambon saat ini.

Meski sempat menjadi korban dalam insiden tersebut, namun Pastor Edo yang merupakan alumni Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Seminari Pineleng di Manado itu memaafkan tragedi tersebut. ''Peristiwa itu jelas-jelas diprovokasi oknum tertentu. Sebab saya sangat yakin, tak semua masyarakat di Batu Merah brutal,'' kata Pastor Edo Besembun kepada wartawan di Ambon kemarin.

Sebagaimana diketahui, bersamaan dengan meledaknya sebuah bom di kawasan Batu Merah Selasa (13/1) siang lalu, mobil milik keuskupan yang ditumpangi kedua pastor tersebut melintas. Naas bagi kedua pastor itu. Sebab, selain sempat terkena serpihan bom, nyatanya mobil keduanya jadi sasaran amuk massa. Uskup Amboina Mgr Canisius Mandagi MSC yang saat ini berada di Jakarta langsung mengecam peristiwa brutal itu dan mendesak aparat segera menuntaskannya.

Sementara itu, Pastor Edo yang ditemui wartawan di Gedung Keuskupan Amboina, kemarin, mengungkapkan ketika insiden itu terjadi, ada warga yang menganjurkan agar aparat keamanan segera cepat mengamankan keduanya; Pastor Edo dan Agus Serlury yang berada dalam mobil naas itu.

''Ada warga yang menganjurkan agar aparat keamanan segera mengamankan saya dan Agus. Bahkan sejauh ini tidak ada kekerasan atau pukulan yang saya alami. Mungkin karena saya sudah berusaha sampaikan kepada sejumlah warga bahwa saya ini seorang pastor,'' ungkapnya.

Penjelasan ini sekaligus mengklarifikasi isu yang berkembang di kalangan masyarakat khususnya masyarakat Katolik kalau Pastor Edo Besembun MSC juga mengalami tindakan kekerasan.

Besembun yang juga Pastor Moderator Mahasiswa Katolik Maluku ini lantas membeberkan peristiwa yang menimpa dirinya bersama Agus Sorlury berikut pembakaran mobil tersebut. Menurutnya, pada Selasa sekitar pukul 10.10 WIT dirinya bersama Agus Sorlury keluar dari Gereja Batu Gantung Ambon menuju Halong. Sampai di pertigaan Batu Merah, dirinya yang bertindak sebagai supir mengambil Jalan Hassanudin (Batu Merah Bawah).

Ketika sampai di persimpangan jalan menuju Ruko Batu Merah, ada gerobak air yang berjalan di depan mobilnya dan terdapat urutan mobil lainnya di belakang. ''Jadi memang kami sedikit terhalang namun tetap membiarkan gerobak air tersebut kemudian berhasil melewatinya,'' katanya.

Ketika melambung gerobak tersebut sekitar tiga meter, kemudian terdengar ledakan. ''Saya juga tidak mengerti ledakan dari mana. Tapi saya tetap melarikan mobil, karena merasa aman saja tanpa melihat kebelakang apa yang terjadi,'' tuturnya. Saat itu, dirinya sadar kalau rekannya Agus Solury yang berada di sebelah kiri terkena splenter (serpihan) bom yang meledak tadi, dan mengakibatkan dahi Sorlury berdarah.

Dirinya kemudian memutuskan terus ke Tantui untuk mengamankan diri. Tapi, katanya, ketika hampir mendekati kuburan Pahlawan Kapahaha Tantui, ban mobil sebelah kanan belakang gembos (pecah) karena terkena ledakan bom.

Tanpa merasa curiga apa-apa mereka kemudian berhenti di salah satu bengkel mobil yang ada disekitar situ. ''Saya berpikir selain memperbaiki mobil (pompa ban), saya juga ingin meminta warga untuk mencari kain untuk membalut kepala Sorlury yang berdarah terkena bom,'' lanjutnya.

Ketika, dirinya turun dari mobil, tiba-tiba datang dua orang tak dikenal dengan mengendarai dua sepeda motor dan berhenti di sebelah kanannya. Ciri-ciri pengendara kendaraan roda dua yang pertama, katanya, adalah pendek, berambut keriting dan badan terlihat kekar. Dia menggunakan baju kaos.

Pengendara motor itu lantas menuding Pastor Agus sebagai pelaku pelemparan bom. ''Dia menuding kalau Pak Agus yang melempar bom,'' kata Pastor Edo. Oknum pengendara motor, jelas Basembun, kemudian memaksanya dan berhasil mengambil SIM A dan C dari dompet dan kunci mobil. Kedua orang ini kemudian dipaksa orang tak dikenal untuk kembali ke lokasi kejadian.

Tiba-tiba, menurut Pastor Edo, ada sebuah mobil polisi yang lewat dan dirinya berusaha menyetop dengan alasan akan menyelamatkan Sorlury yang terluka. Namun kedua oknum itu malah mengancam membunuh dirinya. Akibatnya, Pastor Edo memilih diam. Diapun membiarkan dirinya dan Agus kembali ke lokasi peledakan. Mobil mereka dibawa dua oknum tak dikenal itu. Setibanya di lokasi kejadian, Pastor Edo dan Agus langsung memperkenalkan diri kepada aparat dengan menyebut identitas mereka sebagai pastor dan menjelaskan perihal sebenarnya. Anehnya, kata Edo, ketika dirinya dibawa petugas, mobil itu langsung dibakar massa. Agus sendiri langsung dirawat di rumah sakit. ''Tapi saya bersyukur, sebab massa yang mengetahui kalau saya pastor dan mendengar penjelasan saya kepada petugas, tiba-tiba sadar dengan tindakan mereka yang sudah terprovokasi,'' tegasnya. Terkait dengan insiden itulah, Pastor Edo mengimbau kepada umat Katolik dimana saja berada untuk tidak terpancing isu. Sebab, diakui, merebak di Ambon kalau Pastor Edo mengalami cidera berat.(jpnn)<<<<<

Risbang © Copyright 1996, MANADO POST Online
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/kesui2001
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044