The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Radio Netherland Hilversum


Pembebasan Ja'far Umar Thalib Berarti Maluku Bukan Prioritas Penting Jakarta

Hilversum, Jumat 31 Januari 2003 07:45 WIB

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur membebaskan bekas panglima Laskar Jihad Ja'far Umar Thalib dari tiga dakwaan, antara lain dakwaan menyebarkan rasa permusuhan dan kebencian. Sekarang bekas panglima ini bebas murni. Puluhan aktivis Front Pembela Islam FPI yang datang ke pengadilan menyambut gembira pembebasan ini. Apa makna pembebasan ini, terutama bagi konflik di Maluku? Radio Nederland menghubungi Thamrin Tomagola, pakar dari Universitas Indonesia.

Thamrin Tomagola [TT]: Ada beberapa hal. Yang pertama saya kira pada jajaran politik, pemerintah Megawati terutama Hamzah Haz tidak mau bikin masalah lebih parah dengan kelompok ekstrim ini. Jadi saya kira mereka lebih konsentrasi pada bom Bali dan kemudiang dungkap jaringan-jaringannya daripada terlalu terseret ke dalam Laskyar Jihad yang sebenarnya sangat lokal di Ambon. Jadi ada pertimbangan prioritas.

Yang kedua, kelompok-kelompok lama dari kekuatan-kekuatan Orde Baru masih punya pengaruh yang cukup kuat di kalangan perngadilan negri dan pengadilan tinggi di Indonesia. Jadi agak susah mengharapkan pertanggungjawaban begitu. Apalagi masalah Ambon dan konflik Maluku,sekarang itu karena sudah ditaruh di daftar yang kesekian, yang terakhir begitu.

Yang ketiga, Laskar Jihad itu sudah membubarkan diri 'kan. Jadi agak repot mengejar lebih lanjut, siapa yang mengendalikan Laskar Jihad sebenarnya dan mencoba minta pertangungjawaban mereka.

Yang keempat, kita semua juga tahu. Hasil dari menyebar kebencian itu kemudian terjadi penyerangan di desa saya, bukan hanya Laskar Jihad yang terlibat tapi ada unsur-unsur lain. Misalnya unsur-unsur Coker dari Berty Loupatty, yang dikendalikan oleh Kopassus. Jadi barangkali tidak akan terlalu menghasilkan penyelesaian yang baik kalau JaafarUmar Thalib ini yang dipegang dan diminta pertanggungjawabannya, karena ada pihak lain yang lebih bertanggungjawab terhadap penyerangan di desa saya itu.

Radio Nederland [RN] Menurut anda apakah kelompok militer tidak perlu sekarang main-main dengan kalangan Kristen atau Islam radikal?

TT: Saya kira tidak, karena terutama kelompok militer dibawah pimpinan Endriarton. saya kira dibawah pimpinan baru ini dengan policy yang berbeda sama sekali. Dia ingin membebaskan diri dari pekerjaan-pekerjaan kotor dari masa lampau. Dia ingin menjaga jarak yang aman dari kelompok-kelompok yang suka bikin manouver-manouver politik dan keamanan, Polkam.

Jadi kayanya sejak naiknya Endriartono agak berubah secara sangat berarti. Walaupun dia tidak naik dan tetap dipegang oleh kelompok yang bikin manuver-manouver polkam itu, tapi melihat perkembangan perang anti terorisme pada tingkat internasional dan kelompok-kelompok Islam ekstrim menjadi sasaran utama dan ditambah juga dengan militer saat ini juga mengamakan posisi strategis Megawati sehingga mereka tidak perlu lagi melakukan penggoyangan terhadap pemerintahan isipil, karena mereka sudah mendapatkan posisi yang diinginkan, dan imperium ekonomi dan imperium politik sudah cukup aman.

Saya lihat itu dengan dua perkembangan itu ditingkat nasional mereka dapat posisi strategis dandi tingkat internasiohnal ada perang anti terorime Amerika, kemudian mereka mengambil jarak dari kelompok-kelompok Islam ekstrim yang pada awalnya dipakai semata-mata sebagai alat. Jadi jarak sudah dibuat.

Apalagi dengan kasus bom Bali itu kemudian polisi berhasil mengungkap itu bisa merembet ke mana-mana. Orang masih menduga-duga: apakah bom yang meledak itu yang kecil atau yang besar itu punya siapa? Itu kan bisa dikejar terus. Jadi mereka sedang membersihkan lapangan hasil-hasil pekerjaan kotor dimasa lampau sedapat-dapatnya. Dan Laskar Jihad dan Front Pembela Islam adalah kelompok-kelompok ekstrim itu adalah kotoran-kotoran pekerjaan masa lampau yang harus mereka bersihkan. Jadi perkembangan sekarang tidak ada insentif lagi bagi militer tidak ada alasan untuk menggoyang pemerintahan sipil.

RN: Kalau begitu menurut anda, apakah pembebasan ini bisa mengarah ke situasi yang damai di Maluku?

TT: Pembebasan dia atau tidak dibebaskan saya kira tidak punya pengaruh yang siknifikan di lapangan, karena kedua komunitas dilapangan sudah sadar sebenarnya apa yang terjadi. Dan siapa yang bermain dan kemudian mereka diadu dombaLaskar Jihad ini dikendalikan kelompok tertentu. Jadi apapun hasilnya proses peradilan Jaafar Umar Thalib ini hampir tidak bergaung. Karena prioritans Pemerintah Megawati bukan lagi konflik Maluku atau penuntasan Malino II tapi perhatian pemerintah ini sudah bercabang ke mana-mana ke bom Bali, Aceh dan penyelidikan di Timika. Jadi sudah tidak diutamakan. Begitu.

© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/kesui2001
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044