SINAR HARAPAN, Jum'at, 10 Januari 2003
Musyawarah Latupati Maluku Bangkitkan Kembali
"Pela-Gandong"
Ambon, Sinar Harapan - Mendiknas Prof Dr Malik Fajar mengharapkan Musyawarah
Latupati (Raja) se-Maluku dapat membangkitkan kembali budaya pela-gandong
(hubungan kekerabatan dua desa berlainan agama-sekandung) yang mulai luntur di
masyarakat akibat konflik.
Hal itu dikatakan dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Staf Ahli Bidang
Pendidikan Depdiknas, Dr Hendro Sarwito, saat membuka Musyawarah Latupati
se-Maluku di Ambon, Kamis. Diakuinya, pranata sosial Pela-Gandong merupakan
anatomi budaya masyarakat yang mengikat keberadaan masyarakat Maluku yang
majemuk untuk hidup berdampingan, membina kekeluargaan dan persaudaraan
dalam berbagai sendi kehidupan.
"Jadi perlu diciptakan masyarakat Maluku yang berperilaku tenggang rasa dan
bertanggungjawab untuk menguatkan dan mengamalkan nilai-nilai Pela-Gandong,"
ujarnya. Selain akibat konflik, terkikisnya nilai budaya Pela-Gandong juga disebabkan
oleh pesatnya perkembangan arus informasi.
Peserta Musyawarah Latupati Maluku terdiri atas para latupati (raja) sebagai peserta,
serta perwakilan para pendidik dari sekolah dasar perguruan tinggi sebagai peninjau.
Musyawarah Latupati Maluku juga akan menghadirkan beberapa pembicara yaitu
Prof. Teuku Yacob (Universitas Gadjah Mada), Prof. Saleh Putuhena (Universitas
Hasanuddin), Prof Sarlito Wahono (Universitas Indonesia), Prof. RZ Learissa
(Universitas Indonesia), Prof Mus Huliselan (Universitas Pattimura), wakil Latupati
Maluku dan wakil pengelola pengungsi Maluku. Kegiatan diakhiri Orasi Budaya oleh
Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 11 Januari 2003. (izc)
Copyright © Sinar Harapan 2002
|