SINAR HARAPAN, Sabtu, 18 Januari 2003
Al-Qaeda Biayai dan Persenjatai Kamp di Poso
Jakarta, Sinar Harapan
Tujuh orang Barat bersama-sama sekitar 50 orang Indonesia pernah menjalani latihan
di sebuah kamp militer yang dibiayai Al-Qaeda di Poso tahun 2001, demikian juru
bicara Badan Intelijen Nasional (BIN), Muchtar Yara, Jumat (17/1).
Dalam wawancara dengan kantor berita Associated Press, yang disiarkan hari Sabtu
(18/1), Muchyar Yara, mengatakan al-Qaeda menyediakan uang yang belum
diketahui jumlahnya, bersama-sama dengan persenjataan dan ahli bom, untuk
sekurangnya 10 kamp di kawasan hutan dekat Poso, Sulawesi Tengah. Kamp-kamp
itu sendiri beroperasi antara Maret dan November, ujarnya.
Dia mengatakan setiap kamp dilatih oleh dua atau tiga orang, salah satunya adalah
menantu Abdullah Sungkar, tokoh yang disebut sebagai pendiri jaringan teroris
Jamaah Islamiyah.
"Al-Qaeda mendanai dan menyediakan senjata-senjata untuk kamp-kamp itu,"
ujarnya kepada AP. "Para instrukturnya ahli dalam penggunaan bahan peledak dan
persenjataan," ujarnya, namun menolak berspekulasi dari mana para pelatih itu
berasal.
Muchtar Yara mengatakan tujuh orang bule yang ikut berlatih di salah satu kamp,
namun dia tidak bisa menjelaskan dari negara mana mereka berasal. Dia juga
membantah telah mengatakan kepada harian Australia, The Age, bahwa dirinya yang
menyebut salah seorang di antaranya adalah sopir taksi asal Australia bernama Jack
Thomas. Pria 29 tahun dari kota Melbourne ini pindah agama menjadi Muslim dan
ditangkap di Pakistan pada 4 Januari lalu. Dia dicurigai punya hubungan dengan
jaringan teroris.
Bulan Desember 2001, Kepala BIN Hendropriyono mengklaim bahwa Al-Qaeda
mengoperasikan kamp-kamp latihan militer di Poso, namun dia segera menarik
pernyataannya itu. Pihak TNI maupun Polda setempat membantah ucapannya itu.
Bulan lalu petugas Polda Sulsel yang menangani dua kasus pengeboman pada
malam takbiran Desember lalu di Makassar menemukan tiga kamp latihan yang
digunakan para tersangka berlatih untuk melancarkan serangan teror.
Copyright © Sinar Harapan 2002
|