SUARA PEMBARUAN DAILY, 22/1/2003
Laporan Majalah Time
Osama bin Laden Danai Bom Bali
JAKARTA - Sejumlah dana yang berasal dari kantong Osama bin Laden diyakini
digunakan untuk mendanai aksi peledakan bom di Bali pada 12 Oktober tahun lalu.
Meski demikian, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menyatakan belum
menemukan bukti keterkaitan Osama dalam tragedi yang merenggut nyawa ratusan
orang itu.
Keyakinan bahwa uang milik Osama digunakan untuk mendanai peledakan bom di
Bali itu dimuat dalam majalah Time edisi terbaru. Menurut majalah yang bermarkas di
New York, Amerika Serikat (AS) itu, keyakinan tersebut berdasarkan pengakuan dua
tersangka pelaku peledakan bom Bali, Mukhlas dan Imam Samudra.
Dalam pengakuannya, Mukhlas merasa yakin bahwa dana untuk peledakan bom di
Bali itu berasal dari jaringan Al Qaeda yang dipimpin Osama. Menurut dia, tersangka
lain, Hambali, diberi uang sebesar US$ 25.000 (sekitar Rp 225 juta) untuk merancang
aksi peledakan itu.
Menurut keterangan Polri, sebelum tertangkap polisi, Mukhlas sempat menggantikan
posisi Hambali. Hambali yang kini buron adalah mantan pemimpin operasional
kelompok Jamaah Islamiyah (JI).
"Dana yang ada di Hambali sangat besar dan itu tidak diketahui sumbernya. Sejak
dia sering pergi ke Afghanistan, ada kemungkinan besar bahwa sumber dana itu
berasal dari negara itu. Disebut-sebut dari Osama bin Laden," tutur Mukhlas dalam
pengakuannya kepada polisi.
Tim investigasi di Indonesia, lanjut majalah itu, telah menyimpulkan bahwa operasi
jihad yang dilakukan oleh JI didanai oleh Al Qaeda. Sejumlah tersangka yang
tertangkap setelah peledakan bom di Bali merupakan anggota JI, yang oleh AS dan
sejumlah negara lainnya terkait dengan Al Qaeda.
Polri membantah laporan majalah Time itu. "Kami tidak pernah mengeluarkan
informasi seperti itu," kata Brigjen Edward Aritonang, mantan juru bicara Tim
Investigasi Peledakan Bom Bali.
Bahkan, Edward mengatakan, sampai saat ini pihak polisi belum menemukan
keterkaitan antara Osama atau Al Qaeda dengan peledakan bom Bali.
Menurut Time, Mukhlas telah bertemu Osama di Afghanistan pada akhir 1980-an.
Bahkan, Mukhlas dan sejumlah pimpinan JI berhubungan erat dengan Osama dan Al
Qaeda selama bertahun-tahun hingga saat ini.
Temui Tersangka
Sementara para petinggi kepolisian se-Asean menemui empat tersangka bom Bali,
Amrozy, Ali Gufron, Ali Imron dan Imam Samudra, kemarin, di markas Polda Bali,
Denpasar.
Para kepala polisi itu diantar oleh Kapolri Jenderal Polisi Da'i Bachtiar dan sempat
melihat lokasi ledakan di Jalan Legian, Kuta.
Mereka juga mendapat penjelasan mengenai situasi dan kondisi keamanan dari
Kapolda Bali Inspektur Jenderal Polisi Budi Setyawan, serta pemaparan tentang
pengejaran dan penangkapan para teroris itu dari Ketua Tim Investigasi Bom Bali
Inspektur Jenderal Polisi Made Mangku Pastika.
Kepala Dinas Penerangan Polda Bali Ajun Komisaris Besar Polisi Y Suyatmo
menjelaskan, para petinggi polisi itu hendak melihat secara langsung para tersangka
bom Balui.
"Mereka datang ke Bali untuk mengetahui secara jelas wajah-wajah dari pelaku
utama pemboman Bali yang menewaskan lebih 180 orang dan ratusan orang
luka-luka. Jadi, sekalian menghadiri acara di Jakarta mereka ingin datang ke Bali
sekaligus juga melihat TKP (tempat kejadian perkara) bom di Legian, Kuta," papar
Suyatmo.
Secara terpisah Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Jusuf Kalla menyerahkan
bantuan peralatan operasional kepada Kapolri untuk diteruskan kepada jajaran Polda
Bali.
Bantuan tersebut berupa 200 unit telepon selular, 16 unit mobil patroli, sebuah mobil
penjinak bahan peledak, 230 sepeda motor, 608 sepeda gunung, detektor metal,
borgol, pentungan, pluit, senter, dan buku saku. (Rtr/O-1/137)
----------
Last modified: 22/1/2003
|