The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

TEMPO


TEMPO, 7 Jan 2003 17:53:36 WIB

Nasional

Berty Loupaty: Kopassus Dalang Kerusuhan di Ambon

7 Jan 2003 17:53:36 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Dalang kerusuhan di Ambon, Maluku, pasca perjanjian Malino adalah Komando Pasukan Khusus. Itulah pengakuan Ketua Geng Coker (Cowok Keren), Berty Loupaty, seperti diungkap Christian Rahajaan, fasilitator pengacara Berty, kepada pers, di Mabes Polri, Selasa (7/1).

"Bukan hanya pribadi anggota Kopassus, tetapi institusi Kopassus yang mendukung kerusuhan di Ambon. Sebab, menurut pengakuan Berty kepada penyidik, sebelum kelompoknya melakukan kerusuhan selalu mendapatkan pengarahan terlebih dulu dari Kopassus," papar Rahajaan.

Lalu, ia mencontohkan peristiwa penyerbuan di desa Porto dan Haria. Masih mengutip Berty, pada penyerangan di dua desa itu digunakan dua kapal cepat (speed boat) yang dibiayai oleh Kopassus. Keduanya melakukan penyerangan di masing-masing desa itu. Setelah terjadi kerusuhan, mereka kabur meninggalkan lokasi. "Jadi, mereka memprovokasi. Dan, di kedua speed boat itu ada anggota Kopassus yang ikut serta," papar Rahajaan.

Ketika ditanya apa motif Kopassus melakukan hal itu, Rahajaan mengatakan untuk menciptakan kondisi bahwa daerah Ambon masih rusuh. "Jadi, sengaja membuat kacau," kata dia. Dalam urusan ini, Kopassus dengan operasional di lapangan Geng Coker sengaja menyerang desa Kristen dan Islam untuk mengadu domba.

Berty sendiri awalnya direkrut Kopassus untuk memata-matai kegiatan Front Kedaulatan Maluku (FKM) mengenai kerusuhan dan keterlibatannya dengan Republik Maluku Selatan. Ternyata, akhirnya, ia malah dimanfaatkan oleh Kopassus dalam kerusuhan di Ambon.

Untuk melakukan kegiatan teror di Ambon itu, menurut pengakuan Berty, Geng Coker hanya menerima uang Rp 500 ribu dalam penyerangan di Porto dan Haria. Selain itu, mereka masing-masing hanya menerima upah berupa beras yang beratnya berkisar 2 sampai 3 kg. "Bahkan, untuk penyerangan KM California yang tenggelam itu, masing-masing hanya dapat Rp 25 ribu," jelas Rahajaan.

Kasus Berty sendiri sebetulnya sudah selesai di pihak kepolisian. Namun, berhubung hal ini terkait dengan anggota TNI, maka pengajuan ke kejaksaan masih menunggu tim koneksitas yang akan dibentuk.

Mengenai kasus Berty dan keterlibatan Kopassus ini, Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Pol Zaenuri Lubis, menyatakan belum mengetahui hal itu. Dijelaskan, saat ini tersangka Ambon yang ditangani Mabes Polri semuanya masih dari kalangan sipil.

Sementara itu, sampai berita ini diturunkan, Pusat Polisi Militer (Puspom) maupun Penerangan Kopassus belum bisa dimintai keterangannya. Berty sendiri kini masih menjadi tahanan Mabes Polri setelah dirinya menyerahkan diri pada November 2002 lalu. Ia bersama 17 kawannya ditahan atas tuduhan melakukan kerusuhan di Ambon. (Wahyu Mulyono-Tempo News Room)

Copyright @ tempointeraktif
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/kesui2001
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044