1.Komentar
2.Jardiknas,
Teknisi Jardiknas, NPSN, NISN, & NIGN/NUPTK
3.Ribuan
guru bantu belum terima gaji
4.Laporan
dari kabupaten Purwakarta NPSN
Perlu Dilengkapi dengan Pemetaan Sekolah
Program Jardiknas Pemko
PEKANBARU - Program Jaringan
Pendidikan Nasional (Jardiknas) di Pemerintah Kota (Pemko) pada
bidang Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dan Nomor Unit Pendidik
dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) serta Nomor Pokok Sekolah Nasional
(NPSN) sudah berjalan 100 persen. Tapi khusus pada NPSN menurut
sektretaris komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Dina Razak perlu
lengkap dengan pemetaan sekolah.
Kasubdis Program Pendidikan dan Pengajaran Disdikpora Pekanbaru
Drs H Saadunir, Kamis, (17/1) mengatakan, siswa-siswi SD, SMP
dan SMA sederajat di Pekanbaru sudah bisa update data secara
nasional. "Sejak 2007 kita sudah jalankan program Jardiknas,
dan sekarang telah terdata secara nasional dan bisa diakses
di inernet," ujar Saadunir.
Dengan demikian sudah sangat memudahkan dibidang administrasi
seperti penomoran ujian, prosedur kepindahan dan dimanapun siswa
berada bisa diakses. Namun, khusus untuk NUPTK, yang belum masuk
data mereka yang dimutasi awal Januari lalu. Dikatakan, program
Jardiknas ini program yang memanfaatkan jaringan teknologi informasi
untuk memudahkan akses antara Pemda, sekolah dengan Depdiknas.
Dengan memanfaatkan teknologi informasi ini proses PBM akan
lebih mudah.
Sesuai program pusat itu tambahnya lagi, merupakan Data Pokok
Pendidikan (DAPODIK), meliputi NISN, NUPTK dan NPSN. NPSN itu
adalah kode pengenal sekolah membedakan satu sekolah dengan
sekolah lainnya. Walaupun pihak Diskdikpora mengklaim Jardiknas
sudah berjalan 100 persen, namun Sekretaris Komisi III Diana
Ariani Razak mengaskan, NPSN itu perlu dilengkapi dengan peta
sekolah, untuk memudahkan melancarkan program perbaikan sarana
dan prasrana sekolah, yang harus diperbaiki.
Peta (pemetaan) sekolah itu sangat erat kaitannya dengan penerapan
kode pengenal sekolah yang terkait dengan NPSN dari program
Jardiknas dalam rangka membuat standar yang baku. Karena melalui
NPSN itu, penyusunan kode pengenal sekolah antar satu daerah
akan berbeda dengan daerah lain. Dengan demikian, kalau ini
tidak lengkap, maka rentan terjadinya data sekolah ganda. Sehingga
muncul kesulitan dalam proses manajemen pengeolaan data sekolah
skala nasional, dan ini juga untuk kepentingan daerah.
Sebab, seperti baru lalu, pihak Disdikpora sendiri tidak mengetahui
persis alamat sekolah yang akan dikinjungi. "Jika ada peta
atau pemetaan yang lengkap tentu dengan mudah mencapai titik
mana sekolah yang akan dituju," ujar Diana. Untuk melihat
lebih dekat bagaimana realisasi program jardiknas ini, menurut
Diana akan diupayakan dibahas di komisi untuk kunjungan lapanga
kepusat data Jardiknas di Disdikpora Pekanbaru.( lah)
.::Webmaster::.
www.oocities.org/khairaelfi
|