The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

GATRA


GATRA, 8 September 2004 14:38

Pengamatan Intelijen
Djuanda: Ada Kemungkinan Munir Sengaja Dieliminasi

Pengamat intelijen Djuanda mengatakan, ada kemungkinan meninggalnya Munir SH, akibat operasi intelijen untuk mengeliminasi aktivis HAM itu, meski kemungkinan terbesar akibat penyakit yang dideritanya.

"Secara intelijen ada saja kemungkinan itu, soalnya Munir itu tokoh nasional bahkan internasional, kontroversial, dan pemuka pendapat yang dengan posisinya itu tentu memiliki kawan dan lawan," kata Djuanda di Jakarta, Rabu.

Dengan posisinya itu pula, kata Djuanda, dari kaca mata intelijen tidak tertutup kemungkinan Munir "dikerjai" oleh pihak yang menjadi lawannya, yakni pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh keberadaan dan sepak terjangnya selama ini.

Tanpa menuding pihak yang menjadi pelaku, Djuanda menyebut pihak-pihak yang berposisi sebagai lawan bagi Munir bisa dari dalam negeri maupun luar negeri, misalnya TNI, Polri, kelompok yang diasumsikan sebagai pelanggar HAM, dan organisasi nonpemerintah (NGO) yang sepengetahuannya sebagai mantan anggota intelijen juga memiliki intelijen.

"Pihak-pihak ini punya kemampuan intelijen termasuk mengeliminasi lawan, makanya kemudian muncul praduga Munir dieliminasi. Secara wajar dan melihat riwayat kesehatannya kemungkinan terbesar Munir meninggal karena sakit, tapi kita tunggu saja hasil otopsinya," katanya.

TNI dan Polri dikategorikan sebagai lawan Munir karena kedua institusi itu sering menjadi sasaran pernyataan kritis mantan koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) itu.

Ditanya pihak mana yang paling mungkin menjadi pelaku jika asumsi meninggalnya direktur eksekutif lembaga pemantau HAM Imparsial itu akibat operasi intelijen, Djuanda menyatakan tidak mau berspekulasi.

Yang jelas, kata mantan perwira TNI AL itu, Indonesia telah kehilangan tokoh muda, tokoh HAM yang tidak hanya diakui di dalam negeri tapi juga luar negeri serta pemimpin opini. "Indonesia rugi besar dengan meninggalnya Munir karena orang seperti Munir itu mencerdaskan," katanya.

Selama hidupnya, Munir lebih banyak berkecimpung dalam bidang advokasi hukum dan HAM terutama setelah lulus dari Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, pada 1989.

Sejumlah kegiatan yang pernah digelutinya, antara lain volunteer LBH Pos Malang (1989-1990), Kepala LBH Surabaya (1991-1993), Direktur LBH Semarang (1995), Direktur Operasional LBH Jakarta (1996), Wakil Ketua Bidang Operasional YLBHI (1997), Koordinator Badan Pekerja Kontras dan terkahir direktur eksekutif Imaparsial.

Penghargaan yang pernah diterima Munir antara lain, Yap Thian Hien Award dari Yayasan Pusat HAM dan penghargaan dari UNESCO (Badan PBB untuk Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Kebudayaan) karena dinilai berjasa memperjuangkan HAM di Indonesia. [Tma, Ant]

Copyright © 2002-04 Gatra.com.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/koedamati
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044