HarianKomentar.Com, 24/11/2004
Dibekuk saat chatting di warnet, Polisi Tangkap Otak Bom
Kedubes Australia
Polisi memastikan sudah menangkap Rois alias Iwan Darmawan alias Hendi alias
Agafsalah, salah seorang perencana peledakan bom di Kedutaan Besar Australia 9
September 2004 lalu. Kepas-tian ini rencananya akan dipre-sentasikan langsung oleh
Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal Da'i Bachtiar kepada Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono sepulang Presiden dari Cili.
Sumber-sumber di Markas Besar Kepolisian Negara RI (Mabes Polri) menyebutkan,
Selasa (23/11) kemarin, polisi bisa memastikan bahwa yang mereka tangkap adalah
Rois tiga hari setelah penangkapan. Penangkapan terhadap ter-sangka yang dicari
selama ini karena keterlibatannya mulai dari peledakan bom di depan Paddy's Cafe
Bali dan bom di Hotel JW Marriott itu terjadi di sekitar Stasiun Kereta Api Merak pada
Rabu (10/11) dini hari pukul 00.30 WIB.
Polisi juga bisa memastikan bahwa orang tersebut adalah Rois setelah mendapatkan
ke-cocokan informasi yang disam-paikan Rois dengan yang dimi-liki polisi
berdasarkan ketera-ngan para tersangka lain.
Rois, menurut sumber di Ma-bes itu, ditangkap bersama lima orang temannya.
"Sejauh ini kami mempunyai bukti re-kaman pernyataan Rois bahwa dia memang ikut
merenca-nakan pemboman di depan Ke-dutaan Besar Australia itu. Ia juga
mengetahui alur bahan peledak yang dibawa dengan mobil boks itu sampai ke
Ja-karta," ujar sumber tersebut.
Beberapa bukti rekaman per-nyataan Rois itu akan disam-paikan oleh Kapolri
Jenderal Da'i Bachtiar kepada Presiden Susilo. Polisi, lanjut sumber itu, atas
permintaan Kapolri di-minta tidak memberitahukan penangkapan itu. Kapolri juga
meminta jajarannya untuk membantah jika ada perta-nyaan bahwa yang ditangkap
adalah Rois.
Ini terbukti ketika wartawan mengkonfirmasikan hal itu kepada Kepala Divisi Humas
Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi (Irjenpol) Paiman, Selasa siang. Paiman
tampak ragu-ra-gu sebelum menjawab,"Wah saya tidak tahu. Belum ada informasi
itu." Sementara itu, Wakil Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Waka Baraes-krim)
Mabes Polri Inspektur Jenderal Dadang Garnida juga buru-buru membantah. "Ja-ngan
tanya saya deh nanti salah lagi. Kan ada Pak Kapolri dan Pak Kabareskrim," kata
Dadang saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa.
Sementara, Kepala Bares-krim Komisaris Jenderal Polisi Suyitno Landung yang dua
kali dihubungi melalui telepon genggam untuk menanyakan masalah penangkapan
Rois itu, Selasa siang, tidak menja-wab telepon.
Isu yang beredar, Rois, pria yang dijadikan tersangka bom Bali, bom Marriott, dan
bom Kedubes Australia ini ditang-kap menjelang Idul Fitri bebe-rapa waktu lalu. Rois
tertang-kap di sebuah warnet di Kam-pung Bojong, daerah yang ti-dak jauh dari
kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Dar-maga, Bogor.
Rois diisukan tertangkap aparat kepolisian, setelah poli-si menguntitnya. Awalnya,
polisi mendapatkan alamat E-mail Rois. Setelah dilakukan pela-cakan dan
pengecekan, Rois di-ketahui sering menggunakan warnet di kampung itu. Akhir-nya,
aparat mendatangi warnet itu dan menangkapnya. Saat ditangkap, Rois sedang
melaku-kan chatting dengan sahabatnya. Penangkapan Rois untuk se-mentara
sengaja disembunyikan oleh polisi.(kcm/dtc)
|