The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Jumat, 12 November 2004

Maluku Kekurangan Puskesmas dan Tenaga Kesehatan

Ambon, Kompas - Hingga saat ini Provinsi Maluku masih mengalami kekurangan sarana kesehatan seperti pusat kesehatan masyarakat maupun tenaga kesehatan. Apalagi mengingat keadaan geografi wilayah Maluku yang terdiri atas pulau-pulau itu sangat menyulitkan penanganan medis dibandingkan dengan daerah lain yang wilayahnya hanya berupa daratan. Kondisi tersebut semakin diperparah oleh kurangnya jumlah dokter akibat rendahnya minat tenaga kesehatan tersebut untuk bertugas di kabupaten-kabupaten di Maluku.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Rukiah Marasabessy di kantor Gubernur Maluku, Kamis (11/11) mengatakan bahwa di seluruh Maluku dibutuhkan paling tidak delapan ru- mah sakit untuk setiap kabupaten, 21 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) gugus pulau, serta 155 puskesmas. Dari jumlah berbagai sarana kesehatan itu baru terpenuhi sebanyak 40 persen.

Selain keterbatasan sarana, Maluku juga mengalami kekurangan tenaga medis. Seharusnya di setiap puskesmas terdapat satu orang dokter, sedangkan untuk rumah sakit di tingkat kabupaten harus memiliki tujuh dokter spesialis yang terdiri atas dokter spesialis anak, bedah, kebidanan, penyakit dalam, radiologi, patologi, dan anastesi.

"Namun sampai sekarang, semua rumah sakit di Maluku belum ada yang memenuhi aturan tersebut di atas," kata Marasabessy. Kebutuhan tenaga medis di atas hanya terpenuhi di Kota Ambon saja.

Akibat sulitnya memenuhi persyaratan satu orang dokter di setiap puskesmas, kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Fenno Tahalele, pihaknya mengembangkan sistem dua dokter untuk setiap puskesmas gugus pulau.

Sedangkan untuk puskesmas cukup ditangani oleh perawat senior. "Kalau harus satu puskesmas satu dokter, akan sulit dipenuhi," kata Tahalele.

Pemerintah Provinsi Maluku, lanjut Tahalele, sebenarnya telah membuka lebar-lebar lowongan bagi dokter. Tetapi, jumlah peminatnya sangat sedikit. Meskipun telah dipromosikan bahwa kondisi keamanan Maluku sudah kondusif, hanya sedikit dokter yang mau melamar untuk mengabdikan ilmu mereka di Maluku.

Dengan diterapkannya sistem puskesmas gugus pulau tersebut maka kebutuhan dokter di seluruh Maluku dapat terpenuhi. Di seluruh Maluku terdapat 18 puskesmas gugus pulau sehingga hanya dibutuhkan 36 dokter. Dokter yang bertugas di puskesmas gugus pulau itu diharapkan telah berstatus sebagai pegawai negeri sipil, bukan dokter pegawai tidak tetap (PTT), sehingga keberlangsungan layanan kesehatan dapat dilakukan.

Marasabessy menambahkan bahwa untuk menarik dokter umum maupun dokter spesialis agar mau bertugas di daerah, setiap kabupaten harus aktif memberikan motivasi dan insentif khusus. Baik itu bagi dokter umum PTT maupun dokter spesialis PTT yang bersedia mengabdi di daerah.

Insentif yang diberikan dapat berupa kendaraan, rumah dinas, maupun dana pengganti karena mereka tidak dapat membuka praktik sore akibat rendahnya kemampuan masyarakat membayar. "Ada kabupaten yang memberikan insentif hingga Rp 7 juta per bulan untuk satu dokter spesialis," kata Marasabessy.

Puskesmas gugus pulau

Kondisi geografis Maluku yang berupa kepulauan dan dikelilingi lautan membuat dinas kesehatan harus melakukan terobosan khusus agar kesehatan masyarakat yang berada di pulau terpencil dapat terlayani. Sarana transportasi yang terbatas akan menjadi kendala yang menyulitkan layanan kesehatan antarpulau, apalagi kalau mengingat kondisi laut tidak selalu bersahabat.

Salah satunya dengan membangun puskesmas gugus pulau. Puskesmas itu mampu memberikan semua layanan kesehatan terutama untuk keadaan darurat. Puskesmas gugus pulau membawahi beberapa puskesmas dan merujuk kepada rumah sakit terdekat.

Menurut Tahalele, karena kualifikasinya berbeda dengan puskesmas biasa tetapi tidak sama dengan rumah sakit, maka puskesmas gugus pulau membutuhkan tenaga kesehatan, peralatan medik, gedung yang kualitas dan kualifikasinya berbeda.

Salah satunya berupa peralatan radiomedik yang dapat digunakan oleh dokter untuk berkonsultasi dengan rumah sakit rujukan tentang penanganan pasien dalam keadaan darurat. Perangkat seperti ini akan sangat berguna untuk mengatasi kendala transportasi.

Namun puskesmas gugus pulau ini sulit dikembangkan untuk menjadi rumah sakit akibat terbatasnya jumlah dokter, serta dianggap terlalu mahal karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi sebagai sebuah rumah sakit. (MZW)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/koedamati
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044