The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Senin, 13 Desember 2004

Satu Gereja di Palu Dibom, Satu Ditembaki

Makassar, Kompas - Teror tak habis-habisnya menghantui Palu, Sulawesi Tengah. Minggu (12/12) malam dua gereja menjadi sasaran peledakan bom dan penembakan. Gereja Kristen Sulawesi Tengah Immanuel di Jalan Masjid Raya dibom, sedangkan Gereja Anugerah Masomba di Jalan Tanjung Manimbaya diberondong tembakan. Kedua peristiwa itu terjadi bersamaan sekitar pukul 19.05.

Akibat dua kejadian itu, tiga orang mengalami luka-luka. Korban adalah Binti Jaya (61), anggota satpam Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Immanuel yang terkena serpihan bom, sampai semalam masih dirawat di Ruang ICU Rumah Sakit (RS) Bala Keselamatan.

Dua korban lainnya adalah Rada Krisna (38) dan Nofri (18) yang terkena tembakan di Gereja Anugerah Masomba. Keduanya dirawat di RS Undata.

Selain itu, ada beberapa anggota jemaat yang dirawat akibat shock, antara lain Arni dan Vina, anggota jemaat GKST Immanuel; dan Estevin, anggota jemaat Gereja Anugerah Masomba. Hingga saat ini belum diketahui siapa pelaku kedua peristiwa tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas sampai Minggu malam, dua peristiwa itu sangat mengguncang Palu. Apalagi di saat itu kedua gereja tengah dipadati jemaat yang sedang melakukan kebaktian.

Di GKST Immanuel saat itu diperkirakan ada 500 anggota jemaat, sedangkan di Gereja Anugerah Masomba, meski lebih kecil, juga dipadati jemaat.

Saat kebaktian di GKST Immanuel yang dipimpin Pendeta Erna Lagerence tengah berlangsung, sekitar pukul 19.05, tiba-tiba terdengar ledakan yang keras. Suara ledakan bahkan terdengar sampai radius satu kilometer.

Akibat ledakan tersebut, bagian depan gereja yang tengah diperbaiki rusak. Pintu utama gereja jebol, plafon ambrol, dan kaca-kaca pecah.

Jemaat yang tengah beribadah langsung panik begitu mendengar dentuman keras. Mereka berhamburan keluar gereja dan tidak menghiraukan lagi barang-barang bawaan mereka. Sandal-sandal tercecer di dalam gereja.

Dari sejumlah informasi, bom yang meledak itu tepat di dekat pintu utama. Diduga bom dimasukkan ke dalam bungkusan plastik. Namun, masih belum jelas apakah bungkusan itu diletakkan di dekat pintu atau dilempar dari luar.

Penembakan

Hanya berselang dalam hitungan detik, ratusan anggota jemaat di Gereja Anugerah Masomba di Jalan Tanjung Manimbaya, Kelurahan Tatura, Kecamatan Palu Selatan, dikejutkan oleh bunyi rentetan tembakan. Dua orang yang berada di barisan paling belakang terkapar terkena tembakan.

Rada Krisna terkena serempetan peluru di lengan kiri atas, sementara Nofri terserempet di kepala bagian belakang. Keduanya dilarikan ke RS Undata. Menurut Rada, sedikitnya terdengar lima kali rentetan tembakan. Di lokasi ditemukan sembilan selongsong peluru kaliber 5,56 mm.

Polisi langsung bergerak dan mengamankan lokasi kejadian. Bahkan, mereka dengan cepat melakukan razia di jalan-jalan setelah terjadinya dua peristiwa tersebut. Kepala Kepolisian Daerah Sulteng Brigjen Aryanto Sutadi langsung meninjau kedua lokasi kejadian itu. Dia mengakui, pihaknya kecolongan lagi setelah kasus penembakan Pendeta Susianti Tinulele pada Juli lalu.

Aryanto juga terlihat geram karena di gereja itu tidak ada polisi meski telah ada perintah untuk dijaga. Dia langsung memerintahkan untuk memperketat pengamanan tempat-tempat ibadah.

Menanggapi dua peristiwa itu, Ketua Kelompok Kerja Deklarasi Malino Prof Sulaiman Mamar menegaskan, dua kasus itu bukanlah dilandasi pertikaian agama atau etnik tertentu. "Ini bukan tindakan konflik antar-agama, bukan antara orang Islam dan Kristen. Ini merupakan aksi pihak ketiga, yang hendak mengambinghitamkan pihak-pihak atau kelompok-kelompok masyarakat," ujar Sulaiman Mamar.

Oleh karena itu, Pembantu Rektor I Universitas Tadulako itu mengimbau masyarakat agar tidak terpancing.

"Peristiwa ini harus disikapi dengan arif dan tidak terprovokasi. Masyarakat jangan mudah terprovokasi, jangan mudah terpengaruh," katanya.

Untuk itu, dia mengimbau tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama memantau umatnya agar tidak terprovokasi.

Senada dengan Sulaiman, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sulteng, M Ichsan Loulembah, juga menyatakan ada pihak-pihak ketiga yang hendak memindahkan konflik di Poso ke Palu.(ssd)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/koedamati
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044