The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Senin, 20 Desember 2004

Seluruh Daerah di Maluku Tertinggal

Ambon, Kompas - Seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Maluku berada dalam kondisi tertinggal. Kurangnya proyek pembangunan serta akibat banyaknya sarana dan prasarana publik yang hancur saat konflik berkecamuk membuat pembangunan di Maluku makin tertinggal dibandingkan dengan daerah lain.

Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, Sabtu pekan lalu di Ambon, memaparkan, semua kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Maluku dewasa ini dalam keadaan tertinggal. Karena itu, percepatan pembangunan akan dilaksanakan di tujuh kabupaten dan satu kota yang ada di Maluku.

Daerah yang pembangunannya paling tertinggal berada di kabupaten baru hasil pemekaran, yaitu Kabupaten Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat, dan Kepulauan Aru. Selain itu, ketertinggalan juga terjadi pada daerah yang terletak di perbatasan dengan Timor Timur, yaitu Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

"Ketertinggalan pembangunan di Provinsi Maluku ditandai kurangnya fasilitas publik yang tersedia, terutama sarana transportasi, seperti jalan, dermaga, terminal, serta lapangan terbang. Kurangnya sarana transportasi membuat infrastruktur di bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat menjadi tertinggal pula," papar Karel Ralahalu.

Data Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku menyebutkan, dari 985,46 kilometer jalan nasional (negara), sebanyak 10,49 persennya masih berupa jalan tanah dan 23,84 persennya dalam kondisi rusak berat. Adapun jalan provinsi yang mencapai 899,77 kilometer, sebanyak 24,30 persen masih berupa jalan tanah dan 13,12 persennya dalam kondisi rusak berat.

Sementara itu, data Dinas Perhubungan Provinsi Maluku menyebutkan bahwa dari 60 pelabuhan singgah yang ada di seluruh Maluku, hanya 30 pelabuhan singgah yang memiliki dermaga. Masih banyak pulau di Maluku yang belum disinggahi oleh angkutan laut.

Untuk menghubungkan wilayah Maluku yang 92,4 persennya berupa perairan dan terdiri atas 632 pulau, hanya dilayani oleh delapan trayek pelayaran perintis. Sebanyak empat trayek pelayaran perintis memiliki pelabuhan pangkal di Ambon. Sisanya, dua trayek berpangkal di Tual (Maluku Tenggara) dan dua trayek lagi berpangkal di Saumlaki, Maluku Tenggara Barat.

Bantuan pusat

Karel Ralahalu menyatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat untuk mendanai pembangunan daerah tertinggal di Maluku.

Selain untuk pembangunan sarana fisik, pembangunan daerah tertinggal juga akan diprioritaskan untuk pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2003 mengenai percepatan pemulihan pembangunan di Provinsi Maluku dan Maluku Utara pascakonflik.

"Percepatan pembangunan juga dilakukan melalui pembangunan ekonomi dan sosial, termasuk bidang pertanian dan kelautan," ujar Ralahalu.

Dalam pembangunan bidang ekonomi akan dilakukan melalui pemberian sejumlah kredit usaha dan bantuan permodalan lainnya untuk menggerakkan ekonomi rakyat.

Padat karya

Pola pembangunan yang dilakukan oleh Pemprov Maluku, kata Ralahalu, berupa program padat karya sehingga mampu mengurangi pengangguran yang ada di Maluku.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku Antonius Sihaloho mengatakan, untuk mengatasi terbatasnya dana percepatan pembangunan di Maluku, pembangunan sarana fisik di setiap kabupaten dan kota akan dilakukan berdasarkan skala prioritas kebutuhan masing-masing daerah.

Namun, hingga saat ini prioritas tersebut belum ditentukan karena belum jelasnya besaran anggaran yang diterima masing-masing kabupaten dan kota dari dana bantuan pemerintah pusat. (mzw)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/koedamati
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044