KOMPAS, Senin, 22 November 2004
Tingkat Kemiskinan di Ambon Pascakonflik Mencapai 24 Persen
Ambon, Kompas - Usai konflik yang berkecamuk di Ambon sejak tahun 1999
menimbulkan banyak masalah baru. Salah satunya adalah pertambahan jumlah
penduduk miskin hingga mencapai 24 persen dari seluruh penduduk Ambon. Kondisi
tersebut diperparah oleh kecilnya lowongan kerja yang tersedia sebagai akibat
hengkangnya sejumlah investor dari Ambon.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Ambon Rachman Talaohu di
sela-sela acara "Dialog Pemuda Maluku" di Ambon, Sabtu pekan lalu,
mengemukakan bahwa seiring dengan makin kondusifnya keamanan di Ambon,
banyak pengungsi yang sebelumnya meninggalkan Ambon kembali ke kota asalnya.
Karena rumah mereka hancur saat konflik terjadi, mereka kemudian tinggal di
berbagai tempat pengungsian yang tersebar di berbagai daerah di Ambon.
Keberadaan para pengungsi tersebut, lanjut Talaohu, meningkatkan angka
kemiskinan di Ambon hingga mencapai 24 persen. Ini berarti, dari jumlah penduduk
Ambon yang mencapai sekitar 250.000, sebanyak 60.000 jiwa di antaranya hidup di
bawah garis kemiskinan.
Hingga saat ini, banyak pengungsi yang masih menempati tempat pengungsian dan
ruko-ruko yang ada di sejumlah tempat di Ambon, seperti di Jalan AY Patty, Sam
Ratulangi, dan Pasar Mardika.
Meskipun Pemerintah Provinsi Maluku telah menetapkan penyelesaian masalah
pengungsi pada tahun 2004, namun para pengungsi enggan kembali ke tempat
asalnya karena takut akan munculnya kembali konflik.
Keberadaan penduduk miskin di Ambon tersebar di seluruh kecamatan yang ada.
Tetapi, jumlah penduduk miskin terbanyak berada di Kecamatan Sirimau yang
terletak di pusat kota dan banyak terdapat tempat pengungsian.
Talaohu menambahkan, meningkatnya kemiskinan diperparah oleh hancurnya
sejumlah infrastruktur perekonomian seperti pasar dan pertokoan.
Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Maluku menunjukkan, dari 43.585
pencari kerja yang terdaftar, sekitar 60 persen atau 26.000 orang berada di Ambon.
Jika ditambah dengan pencari kerja yang tidak terdaftar, jumlah pengangguran di
Ambon semakin tinggi. "Kemiskinan di Ambon tidak terjadi secara alamiah, tetapi
disebabkan oleh munculnya konflik," papar Talaohu.
Untuk mengurangi jumlah penduduk miskin serta meningkatkan kualitas hidup
masyarakat, Pemerintah Kota Ambon mendapatkan dana bantuan dari pemerintah
pusat dan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membiayai berbagai
program pemberdayaan masyarakat. (mzw)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|