KOMPAS, Minggu, 24 Oktober 2004
Bom Ditemukan di Gereja Maranatha
Ambon, Kompas - Sebanyak 15 bom rakitan ditemukan di dekat Gereja Maranatha,
Ambon, Maluku, Sabtu (23/10). Bom dengan daya ledak rendah atau low explosive
tersebut dijinakkan oleh tim Gegana dari Kepolisian Resor Pulau Ambon dan
Pulau-pulau Lease sehingga tidak menimbulkan korban jiwa maupun materi.
Menurut Kepala Kepolisian Resor (Polres) Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Ajun
Komisaris Besar Leonidas Braksan di lokasi kejadian, Sabtu malam, bom ditemukan
dalam sebuah tas ransel di ruang ganti gedung pertemuan Baileo Oikumene, yang
berada dalam Kompleks Gereja Maranatha di Jalan Pattimura, Ambon.
Saat itu di gedung pertemuan tersebut sedang diadakan kegiatan yang bertema
"Balagu Batu Badaong" oleh mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Fakultas Keguruan
Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura. Kegiatan keagamaan yang dimulai sejak pukul
17.00 WIT tersebut terbuka untuk umum.
Seusai pergelaran acara, di ruang ganti Baileo Oikumene ditemukan sebuah tas
ransel yang tidak diketahui siapa pemiliknya. Karena itu, tas tersebut kemudian
dibawa ke luar gedung. Ketika dibuka di depan gedung, tas yang berat tersebut
ternyata berisi bom. Kejadian itu langsung dilaporkan kepada Polres Pulau Ambon
dan Pulau-pulau Lease sekitar pukul delapan malam.
Tim Gegana pun langsung diterjunkan ke lokasi untuk menjinakkan bom itu. Daerah
di sekitar tas ransel di depan pintu masuk gedung juga dipasang pita kuning polisi
sebagai tanda larangan melintas. Lokasi sekitar gedung langsung diamankan polisi,
terutama dari masyarakat yang banyak berada di sekitar lokasi kejadian.
Sekitar pukul 21.30, sebuah bom bisa dijinakkan dan menimbulkan ledakan dengan
suara cukup keras disertai percikan api. Sebuah bom terlempar hingga ke samping
gedung pertemuan, tetapi tidak meledak. Sisa bom sebanyak 14 buah selanjutnya
diamankan polisi.
"Perlu dilakukan penyelidikan dahulu sebelum menyimpulkan penemuan bom ini,"
kata Leonidas. Menurut dia, motifnya baru dapat diketahui setelah dilakukan
pemeriksaan terhadap para saksi yang ada.
Dari hasil penyelidikan sementara, bom rakitan itu merupakan bom dengan daya
ledak rendah yang menggunakan bahan bakar berupa kupasan pemantik api yang
terdapat pada korek api. Menurut Leonidas, jenis bom tersebut biasa ditemukan di
daerah Ambon.
Sebelumnya, pada 20 Oktober lalu, juga ditemukan sebuah bom di pagar Gereja Silo
Ambon. Bom itu tidak meledak karena bisa dijinakkan tim Gegana Polres Pulau
Ambon dan Pulau-pulau Lease. Di samping itu, pada 7 Oktober, dua bom meledak di
sebuah tanah kosong yang terletak sekitar 100 meter dari Gereja Silo. (MZW)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|