KOMPAS, Minggu, 28 November 2004
Warga Kembali Tembok Jalan Masuk Kompleks Sang Timur
Tangerang, Kompas - Sejumlah warga Perumahan Barata, Tangerang, Sabtu (27/11),
menembok ujung Jalan Barata Tama Utara yang ada di kompleks perumahan
tersebut. Penembokan itu merupakan aksi kedua di jalan tersebut setelah pada Sabtu
(30/10) sekelompok warga menutup jalan selebar lima meter itu dengan portal.
Penembokan ini dipastikan akan membuat Jalan Barata Tama Utara tidak dapat lagi
digunakan sebagai jalan utama sekitar 2.400 siswa TK, SD, SLTP, dan SLB Yayasan
Pendidikan Karya Sang Timur (YPKST) untuk masuk atau pulang dari sekolahnya
seperti yang berlangsung sejak satu bulan terakhir.
Penembokan Jalan Barata Tama Utara ini juga membuat tidak ada lagi jalan yang
dapat dilalui mobil untuk mencapai YPKST. Dua jalan lainnya yang dapat dilalui mobil
ke yayasan itu, yaitu melalui Kompleks Departemen Keuangan dan Jalan Pahala,
masih ditutup.
Jalan Pahala ditutup setelah pada 24 Oktober 2004 ditembok oleh warga. Hal serupa
terjadi pada jalan yang melalui Kompleks Departemen Keuangan, 3 Oktober 2004.
Pada 25 Oktober, petugas Ketentraman dan Ketertiban Pemerintah Kota Tangerang
memang sudah membongkar tembok di Jalan Kompleks Departemen Keuangan.
Namun, beberapa hari kemudian pintu gerbang YPKST yang ada di ujung jalan itu
digembok oleh orang yang tidak dikenal.
Dengan ditemboknya Jalan Barata Tama Utara, kompleks YPKST hanya dapat
dimasuki oleh sepeda motor dengan melewati jalan selebar 1,5 meter di Kampung
Bulak.
Penembokan Jalan Barata Tama Utara ini dimulai sekitar pukul 13.00 dengan
penggalian tanah untuk fondasi. Sekitar pukul 16.00 pemasangan batako pres untuk
tembok di jalan itu sudah mencapai 75 sentimeter.
Sekitar delapan meter dari lokasi penembokan ke arah Kompleks Perumahan Barata
terdapat pengumuman yang berbunyi: Sesuai Surat Edaran RW 07 Tanggal 2
November 2004: Demi terciptanya lingkungan yang damai dan tenteram di Kompleks
Barata akan dibangun tembok pengaman. Pengumuman itu diakhiri dengan tulisan RT
001, RT 002, RT 003, dan RT 004.
Firman, warga RT 01 RW 07 Perumahan Barata, menuturkan, penembokan itu
dilakukan sesuai dengan hasil rapat Ketua RT 01, 02, 03, 04, 05, dan 07, RW 07
Perumahan Barata, dan sekitar 25 tokoh warga Barata lainnya pada Sabtu (27/11)
mulai pukul 07.00-12.00.
"Dari tujuh RT yang ada di RW 07, hanya RT 06 yang tidak hadir dalam rapat itu. Ini
disebabkan RT tersebut berada jauh dari Jalan Barata Tama Utara," jelas Firman. Dia
menambahkan, rapat itu juga dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat dari RW 08
Kampung Pahala.
Menurut Firman, penutupan dimaksudkan untuk lebih menjaga keamanan dan
ketertiban Kompleks Perumahan Barata. "Kami tidak memiliki kaitan dengan Sang
Timur," kata Firman.
Sementara itu, Suster Sylvia, pengurus YPKST, mengaku akan segera membahas
masalah penembokan Jalan Barata Tama Utara tersebut dengan anggota YPKST
lainnya.
Hal senada disampaikan Hillon Goa, Ketua Forum Orangtua Murid Sang Timur.
Penembokan itu, lanjut Goa, kemungkinan besar akan membuat siswa sekolah
YPKST pada Senin mendatang harus turun di Jalan Raden Saleh, Ciledug. Dari sana
mereka berjalan sekitar 350 meter ke YPKST dengan melalui Jalan Pahala. Di
sebelah tembok yang menutup Jalan Pahala terdapat celah sekitar 50 sentimeter
yang dapat digunakan untuk lewat satu orang.
"Risikonya, Jalan Raden Saleh akan semakin macet sebab akan ada puluhan mobil
pengantar siswa yang berhenti di tempat itu," kata Goa. (NWO)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|