Masariku Network, 22 Nopember 2004
Potret Kecil Kemiskinan Maluku
Dear All,
Berikut ini beberapa data dan analisa terbatas tentang tingkat kemiskinan di Provinsi
Maluku yang kami himpun dari beberapa sumber. Tetunya tidak seluruh indikator
kemiskinan bisa dikemukakan disini. Namun dari beberapa indikator terbatas ini,
kiranya gambaran kemiskinan Maluku bisa diperoleh.
Data yang dipublikasi oleh UNSFIR (United Nations Support Facility For Indonesian
Recovery) pada tahun 2001 yang menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin di
Maluku dan Maluku Utara adalah sebesar 1.013.900 orang atau 46,1 % dari total
penduduk Maluku dan Maluku Utara, Sebagaimana dirinci pada tabel 1.
Tabel 1. Pengeluaran per kapita dan kemiskinan,1999
Kabupaten/Kota |
Pengeluaran Per Kapita |
K e m i s k i n a n |
Total (Rp.
Ribu/Bulan) |
Makanan (%
Dari total) |
Jumlah (Ribu) |
Tingkat
Kemiskinan (%) |
Maluku Tenggara |
101,3 |
72,2 |
172,3 |
55,2 |
Maluku Tengah |
91,9 |
74,4 |
454,5 |
64,5 |
Kota Ambon |
174,7 |
63,4 |
42,9 |
13,0 |
Maluku Utara |
105,5 |
64,4 |
244,8 |
36,2 |
Halmahera Tengah |
96,1 |
76,5 |
99,4 |
56,5 |
Total |
110,4 |
68,8 |
1013,9 |
46,1 |
Sumber: Indonesia National Development Report 2001, data provided by CBS based
on Susenas
Kenyataan yang menyedihkan adalah ternyata tingkat kemiskinan di Maluku
tergolong sangat parah. Pada 2 Kabupaten yaitu kabupaten Maluku Tengah dan
Maluku Tenggara, sebelum terjadi pemekaran, lebih dari 50 % penduduknya
digolongkan sebagai penduduk miskin.
Tingkat kemiskinan juga dapat dianalisa melalui perbandingan antara Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita dengan Kebutuhan Fisik Minimum
(KFM). Secara sengaja KFM dipilih karena dinilai lebih manusiawi dibanding
penggunaan ukuran Upah Minimum Regional (UMR). Hasil perbandingan menunjukan
kenyataan bahwa meski ada peningkatan nilai PDRB perkapita antara Tahun 1995
sampai tahun 1999, namun jumlah PDRB perkapita tetap masih lebih kecil
dibandingkan dengan nilai KFM (lihat tabel 2). Nilai KFM pada tahun 1995 sudah
sebesar Rp. 5.041 (CSIS,XXII,1994), dengan terjadinya krisis ekonomi dan kerusuhan
di Maluku diperkirakan nilai ini bertambah tinggi.
Tabel 2. Perbandingan PDRB perkapita dan Kebutuhan Fisik Minimum (KFM)
|
PDRB perkapita maluku |
KFM Maluku / hari |
1995 |
Rp. 1.554.479 |
Rp. 5.041 |
1999 |
Rp. 1.752.070 |
- |
Data pada tabel 1 & 2 di atas menunjukan bahwa sebenarnya rata-rata penduduk
Maluku tidak dapat memenuhi kebutuhan fisik minimumnya setiap hari. Hal ini nyata
dari penampakan akumulasi nilai KFM masyarakat Maluku / bulan yang lebih besar
dari dari total pengeluaran perkapita masyarakat / bulan. Sementara 68.8 % dari total
pengeluaran perkapita masyarakat dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan pangan.
Kemiskinan yang terjadi di Maluku juga mengakibatkan keterbelakangan dan
rendahnya kualitas hidup. Salah satu ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat
kualitas hidup masyarakat adalah human development index. Dengan menghitung dan
membandingkan tingkat harapan hidup, tingkat buta huruf, tingkat partisipasi sekolah
dan tingkat pengeluaran per kapita maka didapatkan nilai HDI Maluku pada Tahun
1998 dan sebesar 67,2. Angka ini mengalami penurunan drastic pada tahun 2002
menjadi 37,4. Skala HDI pada tingkat nasional pada tahun 2002 sebesar 68,2. Bila
diamati angka pengeluaran perkapita masyarakat yang merupakan salah satu
indicator HDI, maka terjadi penurunan drastic selama periode tahun 1998 ke tahun
1999. Angka pengeluaran perkapita masyarakat Maluku pada tahun 1998 sebesar
576.9 menurun drastic pada angka 110.4 bersamaan dengan pecahnya kerusuhan
Maluku pada tahun 1999. Barulah pada tahun 2002 terjadi kenaikan kecil menjadi
175.9. Sementara itu dalam tahun 2002 angka pengeluaran perkapita secara nasional
sebesar 567.1 (sumber; UNDP & BPS Maluku).
MASARIKU NETWORK AMBON
|