Media Indonesia, Sabtu, 04 Desember 2004 10:35 WIB
NUSANTARA
Gorontalo Siaga Satu, TNI-AD Bantu Pengamanan
GORONTALO--MIOL: Gubernur Gorontalo, Fadel Muhamad menegaskan, daerah
tersebut saat ini dalam keadaan siaga satu dan telah meminta bantuan pengamanan
TNI-AD untuk memback up petugas kepolisian setempat.
"Semua pihak diminta menanah diri dan tidak mengerahkan massa karena akan lebih
memperkeruh suasana," kata Gubernur Fadel ketika mengadakan pertemuan dengan
ribuan mahasiswa dirumah dinas gubernur di Gorontalo, Jumat malam.
Dalam pertemuan yang 'menegangkan' itu, juga dihadiri Rektor Universitas Gorontalo,
Nelson Pomalingo, Kepolda Gorontalo, Kombes Suhana Heryawan, Walikota
Gorontalo, Medi Botutihe serta para pejabat teras instansi pemerintah terkait di
daerah itu.
Pada kesempatan pertemuan itu diputuskan Polda Gorontalo membentuk tim
pengusutan atas insiden tanggal 2 Desember di Kampus Universitas Gorontalo yang
mengakibatkan sejumlah mahasiswa luka-luka dan fasilitas di kampus tersebut
mengalami kerusakan.
Tim tersebut akan menindak tegas tanpa pandang bulu siapapun orangnya apakah itu
oknum mahasiswa atau anggota masyarakat yang teridentifikasi melakukan
perbuatan anarkis akan diproses sesuai dengan ketentuan hukum.
Rektor Universitas Gorontalo Nelson Pomalingo mengatakan, seluruh persoalan
tersebut harus diproses secara hukum, serta menyesalkan tindakan polisi seakan
lambat dalam menangani pengerusakan di kampus perguruan tinggi negeri itu.
"Saya sudah telepon Kapolda, namun sayang polisi terlambat mengamankan,
sehingga sejumlah fasilitas di kampus tersebut dirusak massa, "kata Nelson.
Sementara itu, Kapolda Gorontalo, Kombes Suhana Heryawan mengatakan, pihaknya
meminta maaf atas keterlambatan penanganan masalah tersebut, namun
menyesalkan sikap mahasiswa tidak memberikan kesempatan kepada polisi untuk
mengamankan dalam kampus.
"Masalah ini sudah terjadi, jadi mari kita instropeksi diri dan menjadikan pelajaran
bersama," kata Kapolda Suhana.
Dipertemuan itu, Wali Kota Gorontalo Medi Botutihe mengatakan, insiden tersebut
telah membuat keluarganya menderita, namun secara bijak telah meminta maaf dan
siap bertanggung jawab terhadap kerugian di Kampus Universitas Gorontalo.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gorontalo, Muhamad Ansar,
meminta Medi Botutihe mundur dari jabatan Wali Kota Gorontalo, karena sebagai
pimpinan tidak menyelesaikan persoalan kecil, malah menjadi besar dan merugikan
masyarakat dan mahasiswa.
"Kami minta Wali Kota Medi Botutihe turun dari jabatannya, karena tidak
mencerminkan pemimpin yang bijak, "tuntut Ansar mewakili rekan-rekannya.
Sementara itu, insiden penyerangan kampus oleh sejumlah massa mendapat
perhatian sejumlah kalangan akademisi di Gorontalo dan meminta aparat hukum
untuk memproses aktor dibalik pengerusakan kampus serta penganiayaan
mahasiswa. (Ant/O-1)
Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
|