The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Media Indonesia


Media Indonesia, Senin, 06 September 2004 16:39 WIB

NUSANTARA

14 KK Pengungsi Tinggal di Ruang Komisi D DPRD Kota Ambon

AMBON--MIOL: Sedikitnya 14 KK pengungsi asal Kota Ambon yang salama ini mengungsi di dalam kompleks Lantamal VIII Ambon, sejak Sabtu malam terpaksa pindah dan tinggal di ruang Komisi D DPRD Kota Ambon setelah mereka dikeluarkan dari tempat pengungsiannya.

Ke-14 KK pengungsi tersebut terdiri dari 13 orang ibu dan seorang kakek yang sudah tua dalam keadaan sakit, sedangkan kepala keluarga bersama anak-anak dari 13 ibu-ibu tersebut pergi ke tempat lain yang belum diketahui untuk mencari tempat perlindungan.

Merry (45), salah seorang ibu yang ditemui ANTARA di ruang komisi tersebut menjelaskan, ia meminggalkan kompleks Lantamal sejak Sabtu siang dengan hanya membawa pakaian dan makanan seadanya untuk mencari tempat perlindungan dan kemudian memutuskan untuk datang ke kantor dewan Kota sekaligus meminta perlindungan.

"Bagaimana kami mau bertahan di situ, sementara barak-barak yang dibuat Pemda setempat untuk para pengungsi sudah dibongkar semuanya," ujarnya.

Para pengungsi lain yang juga tinggal di ruang Komisi D itu, sejak pagi hari telah mendapat pemeriksaan kesehatan dari tenaga medis Dinas Kesehatan Maluku, sedangkan untuk resep obat dari dokter yang memeriksa kesehatan mereka ditangani oleh Rury Munandar, salah seorang anggota dewan dari komisi E DPRD Kota.

Ketua DPRD Kota Ambon Drs.Lucky Wattimury yang ditemui ANTARA mengenai penanganan para pengungsi yang kini tinggal di ruang komisi itu, menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kota Ambon untuk melihat persoalan ini.

Dikatakannya, peristiwa ini sudah diperkiraan sejak awal karena Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, DPRD Kota maupun masyarakat Kota Ambon lainnya memang sudah mewanti-wanti cara kerja Pemerintah Provinsi Maluku yang dinilai kurang transparan.

Dia mencontohkan pembagian Bahan Bangunan Rumah (BBR), upah kerja maupun biaya pemulangan sangat bermasalah disamping persoalan lainnya yang menyangkut pengungsi, ujarnya.

Sementara para pengungsi yang datang dan langsung tinggal di kantor dewan ini untuk mengadukan nasibnya supaya ada perhatian segera.

"Jalan yang mereka tempuh, yaitu datang dan tinggal di kantor ini, adalah tepat dan tidak salah karena mereka sadar bahwa gedung ini adalah tempat dimana mereka harus memperjuangkan hak hidup sebagai warga kota yang sedang mengungsi," ujarnya. (Ant/O-2)

Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/koedamati
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044