Media Indonesia, Rabu, 15 Desember 2004
Warga Australia Diminta tidak ke Indonesia
SYDNEY (AFP): Australia, kemarin, memperingatkan warganya untuk mewaspadai
serangan teroris selama perayaan Natal dan Tahun Baru dan kembali mengeluarkan
travel advisory baru yang meminta agar warganya tidak bepergian ke Indonesia bila
tidak terlalu mendesak.
Menlu Australia Alexander Downer memperingatkan para pelancong Negeri Kanguru
itu bahwa mereka menghadapi kemungkinan ancaman pengeboman, penculikan, atau
pembajakan bila bepergian ke luar negeri selama masa liburan tersebut.
"Mendekati masa liburan Natal dan Tahun Baru, warga Australia harus terus
mewaspadai ancaman terorisme internasional. Kami terus mendapat laporan bahwa
para teroris tengah merencanakan serangan," demikian pernyataan Downer.
Canberra juga kembali mengeluarkan larangan bepergian ke Indonesia, termasuk ke
Bali. Sebanyak 88 warga Australia termasuk di antara 202 korban yang tewas dalam
serangan bom pada 12 Oktober 2002.
Larangan bepergian ke Indonesia terakhir kali dikeluarkan setelah pengeboman di luar
Kedubes Australia di Jakarta pada 9 September lalu yang menewaskan sembilan
orang.
Kepala intelijen diganti
Dalam perkembangan lainnya, Australia kemarin mengganti kepala badan intelijennya
setelah dilakukan kajian ulang terhadap agen rahasia negeri itu yang banyak dikritik.
Mantan komandan pasukan Australia di Timur Tengah Maurie McNarn mengambil alih
jabatan Direktur Organisasi Intelijen Pertahanan (DIO) mulai Januari nanti. Dia
menggantikan Frank Lewincamp, yang telah lima tahun memimpin badan tersebut. Di
masa kepemimpinan Lewincamp itulah, DIO menghadapi sejumlah tantangan besar
dan sorotan publik.
Namun, Menteri Pertahanan Robert Hill, yang mengumumkan penunjukan itu,
menyangkal penggantian itu terkait dengan kritik terhadap dinas intelijen tersebut
atau penyelidikan yang dilakukan oleh perwira intelijen Letkol Lance Collins.
"Pergantian ini tidak ada kaitannya dengan masalah Collins," kata Hill kepada para
wartawan.
Kendati demikian, kubu oposisi Partai Buruh menuntut penjelasan yang lebih
terperinci mengenai penggantian Lewincamp tersebut.
DIO dan agen intelijen lainnya terus mendapat sorotan sejak Collins menyerukan
diadakan penyelidikan terhadap sejumlah kegagalan intelijen. Termasuk, laporan
intelijen mengenai senjata pemusnah massal Irak yang menjadi alasan keikutsertaan
Australia dalam pasukan multinasional pimpinan Amerika Serikat untuk menyerang
Irak dan menumbangkan Presiden Saddam Hussein pada Maret 2003. Tuduhan
mengenai adanya senjata pemusnah massal itu hingga kini tidak terbukti.
Collins juga memasukkan keterlambatan dinas intelijen untuk beraksi dalam kasus
tersangka teroris asal Prancis Willie Brigitte, yang akhirnya dideportasi ke Prancis,
bom Bali, dan kekacauan di Kepulauan Solomon.
Collins mengatakan, dia pun telah memperingatkan kemungkinan adanya kekerasan
di Timor Timur yang melibatkan kelompok milisi pro-Indonesia. Tetapi, lanjutnya,
peringatan itu tidak didengarkan. Dia menambahkan, satu kelompok lobi pro-Jakarta
ada dalam DIO. (HD/I-3)
Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
|