Media Indonesia, Rabu, 17 November 2004
BERITA UTAMA
Kekerasan di Poso Mengarah ke Terorisme
Ledakan Bom Tewaskan Enam Orang
PALU (Media): Aksi kekerasan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng)
dalam beberapa pekan terakhir sudah mengarah ke tindakan terorisme dan
merupakan perbuatan yang tidak manusiawi.
Menko Polhukam Widodo AS mengemukakan itu kemarin dalam dialog dengan
keluarga korban tindak kekerasan di Poso, khususnya keluarga korban bom yang
meledak Sabtu (13/11) lalu di Pasar Sentral Poso dan menewaskan enam orang.
Seperti diketahui, kekerasan masih saja terjadi di Poso dalam beberapa waktu
terakhir. Sebelumnya, seorang pendeta tewas ditembak dalam gereja, seorang kepala
desa dipenggal kepalanya, dan seorang sopir angkutan pedesaan juga tewas
tertembak.
Pemerintah, kata Menko Polhukam, akan mengejar dan menangkap semua pelaku
tindak kekerasan di Poso dan memprosesnya secara profesional.
Dalam dialog itu, keluarga korban aksi bom meminta pemerintah pusat memberi
perhatian serius terhadap penanganan sejumlah aksi kekerasan di daerah itu. ''Aksi
kekerasan di Poso akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Kami minta agar
para pelakunya segera ditangkap dan dimintai pertanggungjawaban secara hukum,''
kata keluarga korban.
Mereka berharap agar pemerintah meningkatkan kegiatan pengamanan di seluruh
wilayah Poso sehingga daerah tersebut benar-benar kembali normal seperti sebelum
pecah kerusuhan besar tahun 2000.
Menko Polhukam yang didampingi Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto,
Mendagri M Ma'ruf, dan Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar berjanji memerhatikan masukan
yang disampaikan berbagai pihak di Poso. Dia juga berharap seluruh komponen
masyarakat Poso mendukung aparat keamanan dan penegak hukum dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
Menko Polhukam dan rombongan selama 3,5 jam berada di Poso meninjau langsung
daerah konflik tersebut.
Operasi intelijen
Sebelumnya di Bandara Mutiara Palu, Menko Polhukam Widodo AS mengatakan
operasi intelijen akan digelar di wilayah Poso untuk mengungkap rangkaian tindakan
kekerasan yang terjadi di wilayah ini.
''Operasi intelijen akan dikembangkan untuk mengungkap rangkaian kegiatan
kekerasan di Poso,'' kata mantan Panglima TNI itu.
Menurut dia, rangkaian aksi kekerasan di Poso mempunyai hubungan satu dengan
yang lain dan terdapat pula suatu konsep sistematis dalam rangka menciptakan
gangguan keamanan yang menimbulkan keresahan.
Selain operasi intelijen, kata Widodo, juga akan diusahakan pengusutan terhadap
semua aksi kekerasan di Poso disertai penegakan hukum secara tegas guna
memenuhi rasa keadilan di tengah masyarakat.
''Kita tidak menyelesaikan kasus per kasus, tapi secara menyeluruh,'' tambah Menko
Polhukam lagi.
Namun, dia menambahkan, upaya preventif tetap dikedepankan dalam menangani
permasalahan di Poso. Caranya dengan membangun komunikasi dengan masyarakat
setempat agar langkah-langkah yang diambil pemerintah mendapat dukungan dari
masyarakat luas.
Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar menambahkan rangkaian aksi kekerasan di Poso
dilakukan satu kelompok yang sama, namun dengan pelaku yang berbeda. (Ant/X-6)
Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
|