Media Indonesia, Selasa, 26 Oktober 2004
NUSANTARA
123 Bom Rakitan Ditemukan di Poso
PALU (Media): Sebanyak 123 unit bom rakitan ditemukan di Kelurahan Moengko
Lama, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), Minggu
(24/10).
Informasi yang dihimpun Media menyebutkan, penemuan bom rakitan tersebut
bermula dari informasi masyarakat. Ketika itu, beberapa orang warga yang sedang
membersihkan kuburan melihat benda mencurigakan di sekitar semak-semak.
Penemuan itu kemudian dilaporkan ke pos polisi terdekat.
Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Polres Poso kemudian mendatangi lokasi.
Setelah diperiksa, ternyata benda mencurigakan itu adalah bom rakitan. Selanjutnya,
bom tersebut diamankan.
Kapolres Poso Ajun Komisaris Besar (AKB) Abdi Dharma yang dihubungi, kemarin,
membenarkan adanya penemuan bom tersebut atas informasi masyarakat. Menurut
Abdi, bahan peledak tersebut dikemas dalam dua karung. "Bantuan informasi seperti
ini terus kami harapkan," katanya.
Abdi juga mengatakan, pihaknya saat ini masih terus melakukan penyelidikan atas
penemuan bom rakitan tersebut. "Kami masih selidiki siapa pemilik bom tersebut."
Menurut Kapolres Poso, bom yang ditemukan itu bukan bom rakitan sisa konflik
Poso, melainkan bom hasil rakitan baru. Oleh karena itu, tambahnya, jajarannya kini
terus melakukan penyisiran di sejumlah lokasi yang diduga sebagai tempat
penyembunyian bahan peledak. Sedangkan lokasi tempat penemuan 123 unit bom
rakitan hingga kini masih dipasangi garis polisi.
Sebelumnya, aparat TNI dalam operasi yang berlangsung sejak 1 Juni hingga
September 2004 antara lain berhasil menyita 20 bom rakitan, 242 senjata api rakitan
laras panjang, 1.062 butir amunisi aktif berbagai jenis, 11 magasin, dan delapan anak
panah.
Sementara itu, pada Sabtu (23/10) aparat kepolisian menemukan 15 buah bom aktif
di kompleks Gereja Maranatha, Jl Raya Pattimura, Ambon, Maluku.
Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKB Leonidas Braksan, Minggu
(24/10), mengatakan, bom tersebut bukan untuk meledakkan Gereja Maranatha,
namun hanya untuk meneror.
"Selain tujuannya untuk teror, juga untuk membentuk opini buruk bagi situasi
keamanan di Kota Ambon," kata Leonidas.
Kesimpulan itu, menurut Kapolres, dilihat dari sistem bom yang ditemukan, yakni
tidak memiliki timer, dan hanya menggunakan sumbu. "Jika sasarannya ingin
meledakkan Gereja Maranatha, pasti bomnya menggunakan timer. Tidak mungkin
pelaku menggunakan bom yang memakai sumbu, karena harus menyulut atau
membakarnya kemudian melempar. Itu tidak mungkin karena pasti dilihat orang,"
ujarnya.
Menurut Leonidas, dalam kasus penemuan 15 unit bom tersebut pihaknya hingga kini
telah memintai keterangan tiga orang warga, termasuk yang menemukan bom
tersebut. (HF/HJ/N-2)
Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
|