Maluku Media Centre, Selasa, 07/09/2004 22:56:09 WIB
Jusuf Kalla: Data Pengungsi Maluku Selalu Berubah
Reporter : Azis Tunny
Ambon, MMC ---- Persoalan pengungsi Maluku yang tak pernah habis-habisnya
tertangani ternyata disebabkan tidak baiknya penanganan yang diberikan. Selain itu,
terungkap pula data jumlah pengungsi dan rumah yang terbakar selalu berubah-ubah
dan terus bertambah. Hal tersebut diungkapkan calon presiden Jusuf Kalla kepada
para pendukungnya di Hotel Manise Ambon, Selasa (7/9).
Kalla yang juga mantan Menko Kesra mengaku bingung dengan jumlah pengungsi di
Maluku yang tak pernah habis-habisnya itu. Padahal, menurutnya, pemerintah pusat
telah mengucurkan dana ratusan miliaran untuk persoalan pengungsi di Maluku.
"Saya bingung kenapa pengungsi Maluku tidak bisa habis, padahal dananya sudah
cukup kita berikan. Angkanya naik terus dari 21 ribu KK naik 25 ribu KK, terus naik
lagi 30 ribu KK. Sudah ratusan miliar tersedia. Jadi jangan persoalan ini terus
dilimpahkan ke pemerintah pusat, tetapi bagaimana masalah ini dapat diselesaikan
sebaik-baiknya," ungkapnya.
Dirinya juga menambahkan, semasa masih menjabat sebagai Menko Kesra yang
membawahi persoalan sosial dan kesejahteraan rakyat, dirinya selalu menerima
laporan Pemerintah Provinsi Maluku tentang kerusakan rumah yang juga sering
berubah. "Dulu dikatakan rumah hanya 20 ribu yang terbakar, eh ternyata berubah
jadi 28 ribu terus bertambah lagi 30 ribu. Saya jadi bingung dan saya bilang akan
pakai data awal. Kenapa, karena data-datanya terus berubah padahal tidak ada lagi
pembakaran rumah, yang ada cuman perbaikan rumah, jadi kemana ini (dana
rehabilitasi, red) semuanya. Begitupun jumlah pengungsi naik juga terus. Kalau begini
bagaimana masalahnya mau selesai," ujarnya.
Selain itu, Kalla juga mengungkapkan, dalam pelaporan yang diterimanya sewaktu
menjabat sebagai Menko Kesra dalam kabinet pemerintahan Megati Soekarnoputri,
untuk pembangunan rumah pengungsi pemerintah Provinsi Maluku melaporkan harga
bahan bangun rumah tidak sesuai dengan harga yang berlaku di pasar. Dirinya
mencontohkan, untuk satu semen saja dalam laporan tercantum harga Rp 48 ribu
sampai Rp 50 ribu. Padahal, harga untuk satu semen di Kota Ambon hanya Rp 30
ribu. "Bukan saja semen, semua harga-harga mengalami kemahalan. Saya ini orang
dagang jadi tahu harga-harga," katanya disambut tawa para pendukungnya.
Untuk menyelsaikan persoalan yang satu ini, lanjut Kalla, bukan saja tergantung pada
ketersediaan dana yang diberikan pemerintah pusat, namun bagaimana pengaturan
dana dan penyalurannya ke pengungsi itu juga yang penting. "Sekarang yang harus
dipikirkan bagaimana sisa pengungsi ini ditangani, asalkan dinas sosial tidak lagi
menambah-nambah jumlahnya. Dulu saya marah dan memprotes resmi kepada
gubernur. Karena menangani orang susah kok pengaturannya tidak baik," tandasnya.
(MMC)
© 2003 Maluku Media Centre, All Rights Reserved
|