Radio Nederland Wereldomroep, Jumat 10 September 2004
Orang-orang asal Maluku di Belanda
oleh Alfons Lasedu
Nasib orang-orang keturunan Indonesia di perantauan selalu menggugah rasa ingin
tahu pendengar Ranesi. Apalagi kalau jumlah mereka cukup banyak, seperti misalnya
orang-orang asal Maluku di Belanda. Mengapa mereka datang ke Belanda ?
Masalah-masalah apa saja yang mereka hadapi ? Bagaimana mereka beradaptasi ?
Dan yang tentu juga menarik, bagaimana posisi dan prestasi mereka ? Apakah
mereka dapat bersaing dengan orang-orang Belanda terutama di pasar tenaga kerja ?
Dibawa pedagang VOC
Orang Maluku pertama yang berkunjung ke Belanda tiba sekitar abad ke-17. Para
pedagang Verenigde Oost-Indische Compagnie - VOC yaitu perusahaan multinasional
pertama Belanda yang memiliki hak monopoli untuk membeli rempah-rempah di
Indonesia Timur, membawa orang-orang Maluku ke Belanda. Mereka kebanyakan
adalah anak-anak raja dan anak-anak kepala desa di Maluku. Demikian Wim
Manuhutu dari Musium Sejarah Maluku. Klik foto Museum untuk suara Bpk.
Manuhutu.
[PHOTO: Bpk Wim dan Ibu Augustien]
Tentara KNIL
Orang Maluku yang datang di Belanda dalam jumlah besar terjadi pada tahun 1951.
Mereka berjumlah 12.500 orang yang diangkut dengan 14 kapal. Kapal pertama yaitu
MS Kota Inten tiba di pelabuhan Rotterdam tanggal 22 maret 1951. Ketika itu Belanda
masih diselimuti salju. Orang-orang Maluku yang berangkat ke Belanda itu adalah
tentara Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger - KNIL dan keluarga mereka.
Pusat Edukasi Maluku
Generasi muda yaitu generasi ketiga dari masyarakat asal Maluku itu, ternyata masih
menghadapi banyak masalah. Sekalipun mereka semua dilahirkan di Belanda dan
mengecap pendidikan sejak bangku sekolah dasar, tapi penguasaan bahasa Belanda
masih menjadi masalah untuk melanjutkan pendidikan mereka sampai ke perguruan
tinggi. Untuk membantu pendidikan generasi muda Maluku itu, didirikan Pusat
Edukasi Maluku. Demikian Augustien Souisa - direktur Pusat Edukasi Maluku. Klik
gambar untuk suara Ibu Augustien Sousia.
Ikuti dialog interaktif mengenai masyarakat asal Maluku di Belanda dalam acara
Dialog Mondial setiap Senin malam, Jum'at dan Sabtu pagi. Di studio Radio
Nederland kami hadirkan bapak Wim Manuhutu direktur Musium Sejarah Maluku dan
ibu Augustien Souisa direktur Pusat Edukasi Maluku yang berdialog interaktif
langsung dengan Mandy Muskita dan Vally Radjulan dari stasiun mitra Radio Duta
Musik Suara - DSM 100,9 FM Ambon.
© Hak cipta 2004 Radio Nederland Wereldomroep
|