The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Radio Netherland Hilversum


Radio Nederland Wereldomroep, Kamis, 25 November 2004

Penangkapan Tersangka Bom Kuningan Baru Diungkap Sekarang, Kenapa Demikian?

Polisi membenarkan tertangkapnya empat tersangka bom Kuningan. Walaupun kabar penangkapan itu sudah beredar beberapa hari, tapi baru hari ini polisi membenarkannya. Katanya, penundaan itu dilakukan untuk memberi ruang polisi supaya bisa menangkap tersangka lainnya. Namun menurut pengamat dari LIPI, Hermawan Sulistyo polisi punya alasan politik kenapa baru sekarang mengungkapkan penangkapan tersebut. Terlebih dahulu, berikut Hermawan menyatakan penangkapan ini menjadi terobosan dalam mengungkap jaringan teroris lokal.

Hermawan Sulistyo [HS]: Saya kira untuk lokal, ya. Merekalah tokoh-tokoh lokal yang bisa bermain di lapangan. Kalau kita ngomong mengenai Azahari dan Noordin Top itu, mereka orang Malaysia, biar bagaimanapun tetap ada keterbatasan ruang gerak. Kecurigaan orang dengan logat bahasa saja sudah satu hal yang mempersempit ruang gerak mereka. Jadi kalau operator lapangan dan kendali di lapangan dari orang-orang se! perti Rois ini jauh lebih luas.

Radio Nederland [RN]: Jadi sebenarnya ruang gerak kedua tokoh ini yang nota bene adalah orang Malaysia seperti Anda sebutkan tadi, cukup sempit. Tetapi kenapa justru selama ini dalam kasus-kasus yang sudah terungkap atau orang-orang yang ditangkap, justru kedua orang tersebut yang sulit didapatkan?

HS: Ya karena mereka dilindungi oleh orang-orang yang antara lain ditangkap sekarang ini kan. Pengalaman kita di Indonesia dengan jaringan semacam itu adalah adanya orang-orang dan jaringan-jaringan lokal yang menyembunyikan, mentransfer, memindahkan mereka dengan mobilitas tinggi dan sebagainya. Sementara mereka sendiri tidak bersentuhan, misalnya negosiasi untuk mengontrak rumah. Kan biasanya kontrakannya jangka pendek, bulanan atau paling lama satu tahun. Lalu pindah lagi dan pindah lagi. Kan itu tidak mungkin mereka lakukan sendiri.

Yang jadi pertanyaan buat saya, apakah betul tanggal 9 Nopember kemarin ! itu ditangkap. Setahu saya memang sudah ada beberapa yang ditangkap, yang tidak diungkapkan ke publik. Dan saya punya kecurigaan pada dimensi politisnya gitu, mencari momentum politik yang tepat untuk kredit poin bagi polisi. Itu satu. Di lain sisi, memang sebaiknya tokoh-tokoh yang ditangkap itu kalau dari segi operasi polisinya sendiri tidak diungkapkan ke publik karena mereka akan bisa dipakai untuk menggali informasi lebih lanjut dan teman-temannya belum tentu tahu bahwa mereka ditangkap.

RN: Itu memang alasan yang juga dikeluarkan oleh polisi. Tapi balik ke pernyataan Anda tentang moment yang diambil polisi untuk mempublikasikan penangkapan itu. Menurut Anda, kenapa sekarang?

HS: Ini kan polisi dalam waktu satu dua minggu terakhir ini kan disorot publik. Bahkan sejak menjelang Lebaran sampai hari ini, ada tiga kasus besar yang mendelegitimasi polisi. Dan itu langsung ke tuntutan pada Kapolri supaya mundur. Yaitu kasus Munir karena dianggap ! lamban polisinya. Kemudian kasus tabarakan beruntun di jalan tol yang melibatkan konvoi presiden, dan ke tiga, terkahir, yang masih panas sampai hari ini adalah kasus pembuangan sampah di Bojong.

Jadi biasanya strategi umum dalam hal-hal seperti itu adalah mengeluarkan kartu truf untuk menaikkan rating lagi. Ini sudah standarlah, sering dilakukan tentara maupun polisi. Tampaknya momentum ini sekarang memang pas untuk mengeluarkan itu.

RN: Pak Hermawan, balik ke penangkapan Rois dan kawan kawan. Menurut pengamatan Anda, apakah kelompok yang melakukan pemboman di Kuningan itu berdiri sendiri, terlepas dari kelompok-kelompok sebelumnya atau mereka ada saling hubungan?

HS: Sejauh yang saya tahu, hampir tidak ada kelompok yang lepas sendiri yang artinya independen bergerak sendiri, otonom begitu. Mereka berada pada jaringan yang sama atau longgar, minimal saling tahu dan saling menopang tapi jalan sendiri-sendiri. Kecuali kasus-kasus yang memang politis seperti GAM Aceh atau Papua untuk peledakan bom ya. Sisanya yang lain itu pasti sama.

Jadi problemnya bukanlah problem investigasi. Mata rantai jaringan itu sudah diketahui. Orang-orangnya itu, seluruh tokoh kuncinya sudah diketahui mayoritas. Problemnya ini cat and mouse (kucing dan tikus, Red) saja, mencari di mana orang-orang itu.

Demikian pengamat dari LIPI, Hermawan Sulistyo

© Hak cipta 2004 Radio Nederland Wereldomroep
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/koedamati
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044