Radio Nederland Wereldomroep, Selasa 26 Oktober 2004 22:15 WIB
Menanti Gebrakan Presiden Yudhoyono Terhadap FPI
Polisi Indonesia menahan tiga orang dari delapan tersangka kasus perusakan tempat
hiburan oleh Front Pembela Islam. Tapi sayangnya polisi belum juga berani menahan
para pemimpin apalagi membubarkan kelompok yang tiap tahun melakukan aksi
kekerasan tersebut. Padahal presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjanjikan
gebrakan lewat kabinetnya dalam 100 hari. Namun nyatanya menteri pariwisata baru
yang membawahi persoalanan ini, Jero Wacik, hingga sekarang belum juga
mengeluarkan pernyataan. Meity Robot dari Masyarakat Pariwisata Indonesia
berharap persoalan ini bisa diselsaikan hingga keakarnya.
Meity Robot [MR]: Sudah ada yang ditangkap.
Radio Nederland [RN]: Ya betul, tapi kalau orangnya ditangkap, tapi kelompoknya
masih ada, ntar tahun depan gitu lagi? Kan sama aja. Ini udah beberapa kali ganti
presiden, terus terjadi kok.
MR: Betul, betul.
RN: Anda mau nggak, kelompok itu dibubarkan?
MR: Ya, kalau bisa dibubarkan why not (kenapa tidak, Red). Tapi sekarang ini kan
siapa yang di belakang situ? Katanya dia disuruh.
RN: Anda yakin Susilo Bambang Yudhoyono, dengan menteri pariwisata yang baru
ini, yakin ini, bisa ditindak tegas? Karena kan ini terkait ya, menteri pariwisata,
kemudian Kapolri juga ya, khususnya Kapolda. Kemudian juga mungkin ya, menteri
agama juga harus ikut-ikutan menyelesaikan. Anda yakin itu bisa ya. Kan gebrakan
100 hari ini, kok saya belum lihat ada gebrakan ini.
MR: Yang kita juga harapkan adalah pernyataan dari menteri pariwisata, tapi sampai
sekarang belum ada.
RN: Jadi belum ada gebrakan?
MR: Belum ada statementnya juga. Kenapa mereka tidak bisa mencegah itu?
RN: Tapi Bu Meity ya, ini kabar kabarnya juga, ini kan saling membelit ya. Nah
urusan kafe ini, urusan hiburan malam ini, kenapa sampai ada sweeping,
pengrusakan dan lain sebagainya, katanya kait mengkaitnya dengan upah jaga. Jadi
upah jaga kepada pihak keamanan, makanya kenapa polisi terkesan membiarkan,
karena katanya nggak dibayar. Juga katanya dikaitkan dengan kurangnya bayaran ke
atasnya lagi ke aparat birokrat. Jadi saling berbelit itu.
MR: Ya, kan ada sebab akibatnya. Oleh karena itu akibatnya seperti itu. Nah sesuatu
itu apa? Itu kan harus dicari tahu oleh polisi, yang sekarang sudah tangkap mereka.
Dan melalui orang orang ini yang terjadi mudah mudahan mereka bisa menyelesaikan
sampai ke akar-akarnya.
Demikian Meity Robot dari Masyarakat Pariwisata Indonesia. Sementara itu Uli
Parulian Sihombing dari LBH Jakarta, meminta presiden Susilo Bambang Yudhoyono
memberikan terapi kejutan terhadap polisi supaya berani menindak tegas Front
Pembela Islam.
Uli Parulian Sihombing[UPS]: Tidak hanya pelaku yang di lapangan. Yang
memerintahkan juga sebenarnya bisa dijerat. Karena ini kegiatannya berangkai.
Dilakukan tidak hanya oleh satu atau dua orang, tapi banyak. Ada yang
memerintahkan, ada yang melakukan, dan ada yang turut serta. Jadi sebenarnya bisa
dijerat yang memerintahkan itu, pemimpinnya itu.
RN: Tapi kenapa ada kesan kok polisi tidak mau menjerat dan ada kesan kok polisi
tidak mau membubarkan kelompok ini?
UPS: Betul! Kenapa polisi membiarkan! Pembiaran juga kan itu kejahatan. Dan
bahkan sebelum kejadian polisi sudah buka puasa bersama di Bidakara(gedung
pertemuan-red) dengan Front Pembela Islam. Hahaha.. jadi itu sebanrnya polisi sudah
tahu, bahwa memang akan ada perusakan di kemang. Dan kejadiannya kan juga
tidak hanya tahun ini. Tapi tahun lalu juga. Nah itu jadi perlu tindakan tegas juga.
Dan sebenarnya diskriminatif! Polisi di lain pihak sangat tegas terhadap rakyat kecil
yang mencuri sendal, yang biasa-biasa, langsung dijebloskan ke sel tahanan.
Sementara yang FPI ini kan dia masih lambat. Begitu ada reaksi masyarakat, baru
FPI ditangkap. Itupun hanya pelakunya, tidak yang memerintahkan atau ketuanya,
gitu!
RN: Nah ini kan SBY dan kabinetnya menegaskan kejutan 100 hari. Harus termasuk
dengan upaya pemberantasan premanisme atas nama agama seperti FPI, perusakan
kafe. Karena ini kan citranya ke internasional.
UPS: Ya saya yakin itu! Saya kira ini waktu yang pas buat SBY membuat semacam
terapi kejutan kepada polisi, agar menindak tegas FPI ini!
Demikian Uli Parulian Sihombing dari LBH Jakarta, dan sebelumnya anda juga sudah
mendengar penjelasan Meity Robot dari Masyarakat Pariwisata Indonesia.
© Hak cipta 2004 Radio Nederland Wereldomroep
|