Liputan6.com, 13/12/2004 05:05
Kasus Peledakan
Sebuah Gereja di Palu Dibom
13/12/2004 05:05 - Bom meledak di Gereja Immanuel, Palu, Sulawesi Tengah, tapi
tak ada korban jiwa dalam peledakan itu. Sementara Gereja Anugerah Masomba di
Jalan Tanjung Manimbaya, diberondong tembakan oleh orang tak dikenal.
Liputan6.com, Palu: Bom kembali mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah. Bom
meledak sekitar pukul 19.15 WITA di Gereja Immanuel Jalan Masjid Raya Lolu,
Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, saat para jemaat gereja melakukan kebaktian
pada Ahad (12/12). Namun, hingga malam tadi, belum dilaporkan mengenai adanya
korban jiwa.
Yang jelas, ledakan itu membuat Bintin Jaya, anggota satuan pengamanan gereja
menderita luka parah. Satpam berusia 60 tahun itu terkena serpihan bom. Selain
mengakibatkan korban luka, ledakan bom juga membuat ratusan jemaat yang tengah
mendengarkan khotbah Pendeta Erna Lagarence berhamburan keluar. Getaran bom
tak urung mengakibatkan dua jemaat, Ani dan Tina, mengalami shock. Ketiga korban
itu dirawat di Rumah Sakit Umum Bala Keselamatan, Palu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun SCTV, pelaku pengeboman diduga lebih dari
satu orang. Ketika melintas di depan gereja, seorang pelaku yang menumpang
sepeda motor langsung melemparkan sebuah bungkusan yang berisi bom. Tak pelak,
kedua pintu gereja yang tergabung dalam Gereja Kristen Sulawesi Tengah itu jadi
rusak berat. Demikian pula seluruh kaca jendela bagian depan pecah berantakan.
Hanya berselang sekitar sepuluh menit, Gereja Anugerah Masomba di Jalan Tanjung
Manimbaya, Palu, diberondong tembakan oleh orang tak dikenal. Sedikitnya dua
jemaat menjadi korban penembakan. Keduanya bernama Novri, 19 tahun, dan Rada
Krisna, 36 tahun. Lantaran mengalami pendarahan hebat, keduanya dilarikan ke
Rumah Sakit Umum Daerah Undata, Palu, guna mendapat perawatan.
Seperti dilansir sejumlah media massa, menyikapi dua insiden itu, Kepala Kepolisian
Daerah Sulteng Brigadir Jenderal Polisi Aryanto Sutadi langsung mendatangi lokasi
kejadian. Di dua tempat itu, Aryanto sekaligus menemui sejumlah pengurus gereja.
Aryanto mengatakan, bom yang meledak itu berkekuatan low explosive. Sejauh ini,
polisi telah memasang police line di seputar dua gereja tersebut dan terus
berjaga-jaga.
Bom di Gereja Immanuel menambah daftar panjang kasus peledakan yang terjadi di
Sulteng. September silam bom meledak di sebuah angkutan kota jurusan
Poso-Tentena yang tengah menunggu penumpang di depan Pasar Sentral Kota Poso.
Insiden sehari menjelang Hari Raya Idul Fitri ini menewaskan dua orang dan melukai
enam lainnya [baca: Bom Meledak di Poso, Dua Tewas].
Ancaman bom pun pernah dialami Gereja Bala Keselamatan di Jalan Pattimura, Palu,
27 Juli silam [baca: Teror Bom Melanda Gereja di Palu]. Saat itu, ancaman bom
melalui telepon ini diterima Pendeta Krisma Manurung. Teror ini sendiri cukup
mendapat perhatian warga sekitar mengingat empat hari sebelumnya, terjadi
penembakan di Gereja Efata di Jalan Banteng, Palu. Penembakan di Gereja Efata
menewaskan seorang pendeta wanita dan mencederai empat jemaat [baca: Gereja
Efata Diberondong Peluru, Seorang Pendeta Tewas].
Sedangkan ledakan bom menjelang Natal dan Tahun Baru kali ini merupakan kejadian
kedua di Palu, dalam kurun dua tahun terakhir. Pengeboman pertama berlangsung
menjelang pergantian tahun, 31 Desember 2001. Saat itu empat gereja di
Sulteng--tiga gereja di Palu dan satu di Poso--diguncang bom dan mengakibatkan
sejumlah orang luka-luka. Tiga gereja di Palu, yakni Gereja Kristen Indonesia Mahesa
(Jalan Pattimura), Gereja Advent (Jalan Setiabudi), dan Gereja Pantekosta Indonesia
Exklesia (Jalan M.H. Thamrin) [baca: Ledakan Bom Mewarnai Malam Pergantian
Tahun].(JUM/Zainudin dan Syamsuddin)
© 2001 Surya Citra Televisi.
|