SINAR HARAPAN, Rabu, 03 November 2004
Buntut Penikaman Wakil Bupati MTB Kota Saumlaki Diliputi
Ketegangan
Ambon, Sinar Harapan
Kota Saumlaki tegang. Ribuan warga dari tujuh desa di wilayah Kecamatan Selaru
memasuki Ibu Kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) itu secara
bergelombang sejak Selasa (2/11). Mereka menumpang ratusan speed boat maupun
sampan tradisional dengan membawa berbagai jenis senjata tajam.
Di sisi lain warga Desa Olilit, Kota Saumlaki dengan membawa senjata tajam
berjaga-jaga untuk menghalau kedatangan warga Selaru. Tak urung kondisi ini
membuat Kota Saumlaki diliputi ketegangan.
Hingga Rabu (3/11)pagi, ribuan warga Selaru itu masih berada di Kota Saumlaki.
Ratusan polisi diturunkan untuk mengantisipasi kemungkinan bentrokan kedua
kelompok massa itu. Sementara ribuan warga kini berkonsentrasi di halaman gedung
DPRD Kabupaten MTB.
Informasi yang berhasil dihimpun SH menyebutkan, warga Selaru marah dan akan
membuat perhitungan karena Wakil Bupati MTB Lucas Uwuratuw ditikam dadanya
seusai misa pada hari Minggu (31/10) oleh Ronald Futuembun yang berasal dari Desa
Olilit. Lucas Uwuratuw yang kini dirawat di Makassar, Sulsel adalah seorang tokoh
dari Selaru, sementara tersangka Ronald kini sudah diamankan di Polres MTB.
Unjuk Rasa
Kabid Humas Polda Maluku, Kompol Endro Prasetyo yang dihubungi SH, Rabu (3/11)
pagi membenarkan masuknya ribuan warga dari sejumlah pedesaan ke pusat Kota
Saumlaki. "Mereka pada awalnya bermaksud melakukan unjuk rasa dengan sasaran
sejumlah instansi yang terkait dengan penuntasan kasus penikaman Wabup MTB.
Namun ternyata mereka juga membawa senjata tajam.," jelasnya.
Disebutkan, sejumlah aparat kepolisian dari Polres MTB sudah diterjunkan untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadi bentrokan dua kelompok massa. Sebab,
kedatangan warga Selaru itu mendapat reaksi dari warga Olilit. Karena itu kini
pihaknya masih melakukan pendekatan persuasif ke dua belah pihak.
Hendro menyebutkan, warga Selaru itu mendapat pengawalan dari aparat untuk
berunjuk rasa. Setelah berunjuk rasa ke sejumlah pihak, polisi minta mereka kembali
ke desanya.
"Sejak Selasa (2/11) hingga Rabu (3/11) pagi massa kedua kelompok ini nyaris
bentrok kalau saja tidak diantisipasi oleh aparat keamanan yang bertugas di
Saumlaki," jelasnya.
Kabid Humas mengakui kedatangan mereka itu membuat suasana Kota Saumlaki
diliputi ketegangan. Menurutnya sejumlah warga setempat telah mengemasi
barang-barangnya karena takut terjadinya kerusuhan," jelasnya.
Endro menambahkan kasus penikaman terhadap Wabup MTB Lucas Uwuratuw
merupakan kriminal murni dan motif di balik peristiwa tersebut diduga adalah masalah
dendam antara pelaku dan korban. (izc)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|