The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SINAR HARAPAN


SINAR HARAPAN, Sabtu, 04 Desember 2004

Pemerintah Harus Miliki Kebijakan Tegas atas Papua

Jakarta, Sinar Harapan - Mantan duta besar Indonesia untuk Namibia, Theo Waimuri, mengatakan pemerintah pusat harus mempunyai kebijakan yang jelas dan tegas tentang masa depan Papua dan membuat evaluai komprehensif setelah masuknya Papua ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia 42 tahun lalu.

"Kita harus berani menyatakan apakah Papua bagian dari integral RI. Jika ya, harus ada kebijakan yang berpihak pada kemajuan rakyat Papua yang lama tertinggal. Tapi, jika tidak, kita harus mempersiapkan suatu kemerdekaan bagi Papua," kata mantan Dubes RI untuk Namibia dan juga tokoh masyarakat Papua, Theo Waimuri di depan Komisi I DPR, Jumat (3/12).

Theo Waimuri dan sejumlah tokoh masyarakat serta Organisasi Nonpemerintah (Ornop) dari Papua kemarin memang sengaja diundang oleh Komisi I DPR untuk memberikan masukan-masukan tentang persoalan aktual yang kini dihadapi provinsi Papua, sebab dalam waktu dekat, Komisi I akan melakukan kunjungan kerja ke sana dan merespon persoalan tersebut. Rapat dipimpin Wakil Ketua Komisi I Effendy Choirie.

Dikemukakan, selama ini Pemerintah seakan membiarkan masalah Papua berkembang sedemikian rupa, padahal dunia internasional juga terus memantau apa yang terjadi di Papua, terutama kekerasan yang dilakukan aparat militer terhadap penduduk yang dituduh sebagai anggota OPM (Organisasi Papua Merdeka).

"Jika tidak ada langkah yang tepat dan tegas dari Pemerintah, bukan tidak mungkin internasionalisasi masalah Papua akan semakin membesar dan bukan tidak mungkin keinginan untuk lepas dari RI terus menguat," kata Theo Waimuri.

Sejajar

Sementara tokoh muda Papua yang dikenal sebagai penulis dan juga aktivis Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Decky Natalis mengungkapkan, persoalan utama Papua saat ini adalah kemerdekaan sosial ekonomi dan kemerdekaan politik. Di bidang sosial ekonomi semua orang sudah tahu bahwa rakyat di Papua itu masih sangat tertinggal, terbelakang, terisolasi dan terakhir, masih telanjang. Semua ini harus diubah agar masyarakat minimal bisa sejajar dengan saudaranya di lain provinsi.

Soal kemerdekaan politik, kata Decky Natalis, saat ini terus diwacanakan dan sebagian menilainya sudah serius untuk diperjuangkan. Karena dengan kemerdekaan politik itulah rakyat Papua bisa mengurus dirinya sendiri dan bisa mensejajarkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Namun Decky memberi jalan keluar pada Pemerintah untuk menyikapi persoalan ini yakni dengan menempatkan kesetaraan politik bagi tokoh Papua. Artinya, tokoh Papua juga harus diberi tempat dalam konstelasi dan peta politik di Tanah Air dan bukan sebaliknya diabaikan.

"Secara psikologis, kesetaraan itu memberi kebanggaan bagi masyarakat Papua danmengurangi tensi keinginan untuk merdeka. Saat ini hanya satu menteri dari Papua, dua orang Dubes, dan hanya ada dua pejabat eselon 1. Sirkulasi pejabat itu juga sudah seharusnya mengambil dari masyarakat Papua," katanya.

Sedangkan tokoh lain bernama Roy Simbiak mengusulkan Pemerintah segera mengambil langkah tegas terhadap pejabat-pejabat daerah di Papua yang melakukan korupsi, sebab salah satu lambatnya kemajuan di sana karena tindakan korupsi, termasuk juga yang dilakukan aparat kepolisian, kejaksaan dan sebagainya. "Penjarakan mereka yang terbukti korupsi dan langkah tegas ini akan menjadi shock therapy dan pejabat lain akan takut melakukan hal itu," katanya. (sur)

Copyright © Sinar Harapan 2003
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/koedamati
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044